Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Debat Pilwali Makassar II

Antisipasi Iklim Ekstrem, Indira-Ilham Tawarkan Program Kota Resiliensi dan Rendah Karbon

Indira menjelaskan bahwa ada tiga kebaikan utama yang akan mereka wujudkan dalam menghadapi perubahan iklim.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/SITI AMINAH
Paslon nomor urut 3 Indira Yusuf Ismail dan Ilham Ari Fauzi dalam debat publik terbuka di Hotel Four Points Makassar by Sheraton, Jl Andi Djemma, Rabu (13/11/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dalam debat terbuka kedua pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar, pasangan nomor urut 3 Indira Yusuf Ismail dan Ilham Ari Fauzi (INIMI) menekankan komitmen mereka mengantisipasi dampak perubahan iklim ekstrem.

Indira Yusuf Ismail menegaskan bahwa langkah mereka sejalan dengan misi pertama pasangan ini, yakni rekonstruksi sosial dan spasial yang mitigatif dan adaptif menuju Makassar kota rendah karbon yang resiliensi.

Indira menjelaskan bahwa ada tiga kebaikan utama yang akan mereka wujudkan dalam menghadapi perubahan iklim.

"Pertama pengembangan pelayanan infrastruktur dasar seperti transportasi, energi, air bersih dan pendekatan ramah lingkungan," jelasnya. 

Selanjutnya mengenai lingkungan hidup, menginterpretasikan prinsip keberlanjutan semua aspek pembangunan dengan fokus pada penanganan perubahan iklim pelestarian sumber daya alam dan budaya.

"Terakhir, penyelenggaraan kota cerdas yang terintegrasi satu data untuk mempercepat pengambilan kebijakan yang strategis," sambungnya.

Sementara itu, Ilham Ari Fauzi menambahkan langkah konkret terkait manajemen persampahan yang telah diterapkan oleh pemerintah kota Makassar dan siap diteruskan oleh pasangan INIMI.

Baca juga: INIMI Tampil Enerjik Sampaikan Visi Misi, Indira: Hanya Makassar Masuk Kota Bahagia di Indonesia

Menurut Ilham, sistem persampahan di Makassar telah berkembang mulai dari hulu hingga hilir.

Dengan adanya program PSEL (Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik) yang memungkinkan pengolahan sampah di TPA Antang akan selesai dalam waktu sembilan tahun.

"Ini semua adalah sistem untuk memitigasi kejadian-kejadian tidak terprediksi. Kejadian alam adalah force majeure, kita tidak bisa memprediksi, tetapi upaya Pemerintah Kota Makassar telah ada yaitu salah satunya sistem persampahan,” jelas Ilham.

Ilham juga memaparkan upaya mitigasi di kawasan lorong melalui program lorong wisata dan lorong iklim. 

Setiap lorong di Makassar diharapkan memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana seperti panas ekstrem.

Pria yang akrab disapa Daeng Tayang ini mengajak masyarakat untuk mengunjungi lorong wisata yang telah banyak memiliki taman vertikal.

Hal itu untuk membuktikan bahwa ruang terbuka hijau (RTH) di Makassar telah meningkat berkat kontribusi lorong-lorong tersebut.

"Mari kita berkunjung ke lorong wisata. Betapa banyak vertikal garden yang ada dan datanya kami mau tambahkan. Tahun lalu 9,7 persen RTH, tahun ini sudah di angka 11 perse RTH dan itu disumbangkan oleh lorong-lorong," jelas Ilham.(*) 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved