Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Alsintan Bone

Bantuan Traktor Kementan Ladang Bisnis di Bone Sulsel, Setiap Penerima Bayar Rp3 Juta, 108 Kelompok

Kelompok tani di Kabupaten Bone, harus menuruti permintaan oknum Dinas Pertanian untuk mendapat bantuan traktor Kementan.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-Timur.com
Penyaluran bantuan traktor Kementerian Pertanian (Kementan) jadi lahan bisnis di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan. 

TRIBUN-TIMUR.COM – Penyaluran bantuan traktor Kementerian Pertanian (Kementan) jadi lahan bisnis di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Kelompok tani di Kabupaten Bone, harus menuruti permintaan oknum Dinas Pertanian untuk mendapat bantuan traktor Kementan.

Meski bersifat bantuan, namun traktor itu tak diberikan secara gratis ke kelompok tani.

Setiap kelompok tani harus bayar uang pelicin Rp3 juta.

Berdasarkan data dari https://simluh.bp2sdm.menlhk.go.id/, sebanyak 108 kelompok tani di Bone.

Jika 108 kelompok tani bayar Rp3 juta, jumlah uang yang dikumpul oknum sebesar Rp324 juta.

Jumlah kelompok tani tersebut tersebar di 27 kecamatan.

Uang Rp3 juta itu juga bukan menjadi jaminan, kelompok yang sudah dimintai paksa itu langsung terima traktor.

Kelompok tani yang sudah terdaftar itu tetap harus menunggu dalam waktu yang tak ditentukan.

Hal itu menjadi keluhan kelompok tani.

Saat uang pelicin itu dibongkar kelompok tani, Dinas Pertanian pun bungkam.

Dinas Pertanian Bone, tetiba tak tahu jumlah  traktor yang diterima dari Kementan.

Hal ini terungkap setelah tribun-timur.com mengkonfirmasi dengan Kepala BidangPrasarana dan Sarana Pertanian Bone, Farhan, Selasa (5/11/2024).  

"Saya tidak tahu, kalau mau tahu jumlahnya, silahkan ke kantor," jawab Farhan singkat saat dihubungi Tribun-Timur.com via telepon.  

Namun, Farhan tidak memberikan penjelasan lebih lanjut terkait jumlah pasti bantuan tersebut. 

Saat ditanya isu beredar tentang adanya 'uang pelicin' harus dibayarkan kelompok tani untuk mendapatkan bantuan alsintan, Farhan mengaku tidak mengetahui hal tersebut.  

Sebelumnya, Kelompok Tani di Desa Timurung, Kecamatan Ajangale, dipaksa membayar Rp3 juta agar bisa mendapatkan bantuan alat sistem pertanian (alsintan).

Alsintan tersebut berupa hand traktor dari Kementerian Pertanian. 

Keterangan ini disampaikan salah satu Ketua Kelompok Tani.

Ia mengungkapkan adanya permintaan uang  pada tribun-timur.com, Selasa (5/11/2024).

Menurutnya, dia diminta membayar sejumlah uang kepada Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Penyuluh Pertanian Kecamatan (PPK) Ajangale.

"Saya diminta uang Rp3 juta saat mengambil traktor di gudang. Padahal saya adalah penerima bantuan," ujarnya.

Meski sudah diminta membayar, kelompok tani tersebut mengaku hingga kini bantuan hand traktor yang dijanjikan belum diterima. 

"Traktornya belum saya terima. Katanya, hand traktor sudah diambil oleh Kepala Desa," tambahnya.

Uang yang diminta itu, menurut keterangan kelompok tani, muncul setelah mereka mengajukan protes karena belum mendapatkan bantuan yang seharusnya sudah diterima.

Namun, meskipun sudah membayar, mereka tak mendapatkan barang yang dijanjikan.

Plt Ketua Penyuluh Pertanian Kecamatan Ajangale, R, mengakui bahwa pihaknya memang menerima uang dari kelompok tani penerima bantuan.

Dia membenarkan bahwa uang tersebut diminta dengan alasan untuk kegiatan "syukuran".

“Uang itu untuk syukuran hand traktor, makan onde-onde dan bakar ikan,” jelasnya.

Kasus ini memicu pertanyaan besar tentang transparansi dalam distribusi bantuan pertanian. 

 Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pertanian Bone dan Kementan belum memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai masalah ini.  

Kementan Siapkan Brigade Pangan dari Bone Demi Maksimalkan Produksi Beras Nasional

Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) persiapan Brigade Pangan dalam rangka akselerasi peningkatan produksi pangan nasional.

Para petani milenial yang tergabung dalam Brigade Pangan mengukiti kegiatan di Aula Makkasau Jl MT Haryono itu, Sabtu (26/10/2024).

Plt Direktur Jenderal Hortikultura Kementan RI, Muh Taufiq Ratule menyatakan Brigade Pangan berperan dalam mendukung petani lokal melalui pelatihan, penyuluhan, dan penyediaan akses terhadap teknologi pertanian modern.

"Kami ingin memastikan, para petani di Bone memiliki semua sumber daya yang mereka butuhkan untuk meningkatkan produksi mereka," kata dia.

Kehadiran Brigade Pangan diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antara petani, pemerintah daerah dan penyuluh pertanian.

Dengan demikian, masalah yang sering dihadapi petani, seperti serangan hama dan rendahnya kualitas bibit, dapat diatasi dengan lebih efektif.

"Brigade Pangan ke depannya dapat diandalkan dalam peningkatan produksi dengan pemanfaatan teknologi pertanian modern yang berbasis di lokasi optimalisasi lahan rawa, selain dapat berkerjasama yang terandalkan,” ujarnya.

Lebih lanjut Ratule mengutip penyampaian Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang menyebutkan, kini pangan menjadi perhatian dunia.
Sebab, saat ini banyak negara yang mengalami kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan.

"58 negara kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan. Jadi, pangan ini sangat penting, pangan adalah tiangnya negara,” jelasnya.

Kini pemerintah tengah memberikan perhatian khusus guna meningkatkan produksi pangan.

Instrumen pengungkit tengah digencarkan kepada masyarakat pertanian, tidak terkecuali untuk bantuan di kabupaten Bone.

“Bapak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman setelah meminta langsung dari Presiden yang tadinya kuota pupuk 4,7 juta ton naik menjadi 9,5 juta ton. Ini demi peningkatan pangan, termasuk bantuan alsintan khususnya pompa air sebanyak 7.000 unit di SulSel dan Kabupaten Bone paling banyak menerima yakni 1.600 yang lain hanya kisaran 500, ini memang karena lahannya luas," lanjut Ratule.

Plt Kadis Pertanian Kabupaten Bone, Nurdin SP berharap, dengan meningkatnya jumlah bantuan yang diterima, dan dukungan Brigade Pangan, terjadi lonjakan dalam produksi pangan.

“Sudah banyak bantuan yang masuk, ditambah kuota pupuk naik dua kali lipat, kita harap produksi pangan bisa meningkat," kata dia.

"Apalagi dengan adanya brigade pangan ini yang didalamnya petani milenial tentu menjadi harapan besar untuk peningkatan produksi," lanjut dia.

Bimtek Brigade Pangan di Bone menghadirkan Tenaga Ahli Bidang Pengembangan Budi daya dan Pascapanen Komoditas Pertanian, Prof Muh Syakir dan Tenaga Ahli Bidang Peningkatan Daya Saing Inestasi Pertanian, Prof H Murtir Jeddawi .

Optimalisasi lahan rawa (Oplah) di Bone difokuskan di empat kecamatan yakni Cenrana, Dua Boccoe, Ajangale dan Tellusiattinge. (*)

 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved