Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sosok Verdianto Iskandar dan Fadil Imran 2Jenderal Sulsel Berpeluang Jabat Wakapolri, Jebolan Akpol

Komjen Fadil Imran dan Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca jenderal asal Sulsel berpeluang mengisi kursi Wakapolri.

Editor: Sudirman
Ist
Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca dan Fadil Imran. Dua jenderal asal Sulsel berpeluang jabat Wakapolri. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dua jenderal asal Sulsel berpeluang mengisi jabatan Wakapolri.

Keduanya sama-sama berpangkat Komjen atau jenderal bintang tiga.

Yaitu Komjen Fadil Imran dan Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca.

Fadil Imran merupakan jenderal asal Kabupaten Gowa.

Sementara Verdianto Iskandar Bitticaca merupakan jenderal asal Toraja.

Baca juga: Sosok 16 Jebolan Akpol 1991 Letting Kapolri Peluang Jabat Wakapolri, 4 Pangkat Komjen dan 12 Irjen

Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca merupakan senior Fadil Imran di Akpol.

Namun Fadil Imran lebih dulu menjabat pangkat Komjen.

Berikut sosok Fadil Imran dan Verdianto Iskandar Bitticaca:

Komjen Verdianto Iskandar Bitticaca

Komjen Pol Drs Verdianto Iskandar Bitticaca, lahir tanggal 4 Januari 1967.

Ia memiliki istri bernama Syane Agustiane Anes.

Dari pernikahannya, Verdianto dikaruniai 2 orang anak bernama Angeliq Badam Putridisya Bitticaca dan Albert Benaya Tomatoto’ Bitticaca.

Orangtua Verdianto bernama Drs. Ishak Bangun Bitticaca dan Antoneta Ta’bi Pangala'.

Pendidikan

Verdianto Iskandar Bitticaca adalah lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1988-B.

Di Akpol 1988-B, jenderal asal Makassar ini satu angkatan dengan Kalemdiklat Polri Komjen Drs. Purwadi Arianto, M.Si.

Sederet pendidikan yang pernah ditempuh Verdianto antara lain yakni PTIK (1997), Sespim, dan Sespimti.

Perjalanan karier

Karier Verdianto Iskandar Bitticaca telah malang melintang di dalam kepolisian tanah air.

Berbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara sudah pernah diembannya.

Komjen Verdi tercatat pernah menjabat sebagai Danki 5129 Satbrimob Ditsamapta Polda Sumut (1993), Kasat Brimob Polda DI.Yogyakarta (2002).

Kapolres KP3 Belawan Polda Sumut (2007), Kapolres Binjai Polda Sumut (2007), dan Wadirsamapta Polda DI.Yogyakarta (2008).

Selain itu, ia juga sempat menduduki posisi sebagai Kasat Brimob Polda Sumut (2008), Kasat III/Pelopor Korbrimob Polri (2011), Analis Kebijakan Madya Bidang Akpol Lemdikpol (2012), Karo Ops Polda Sulteng (2013), dan Dirlantas Polda Jatim (2014).

Karier Komjen Verdianto makin cemerlang setelah ia didapuk sebagai Kabagjianling Rojianstra Sops Polri pada tahun 2015.

Pada tahun 2016, Verdianto ditunjuk untuk menjabat sebagai Karo Ops Polda Metro Jaya.

Setelah itu, ia dipercaya untuk mengisi kursi jabatan sebagai Danpaspelopor Korbrimob Polri pada tahun 2018.

Pada 2020, jenderal bintang tiga asal Makassar ini kemudian dimutasi menjadi Kakorpolairud Baharkam Polri.

Dua tahun kemudian, Verdianto Iskandar Bitticaca berhasil diangkat sebagai Kapolda Sulawesi Barat.

Tak lama setelah itu, Verdi ditugaskan untuk menduduki posisi sebagai Asops Kapolri.

Barulah di tahun 2024 Komjen Verdianto dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai Astamaops Kapolri.

Komjen Fadil Imran

Menjabat Kabaharkam Polri, Fadil Imran membuat nama Jenderal Asal Makassar Sulawesi Selatan terangkat.

Pada 27 Maret 2023 lalu, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi tugas baru kepada Fadil Imran.

Sebelumnya Fadil Imran menjabat Kapolda Metro Jaya selama dua tahun lebih, 2020 hingga 2023.

Fadil Imran menggantikan posisi Komjen Arief Sulistyanto yang telah masuk masa pensiun bulan ini.

Kabaharkam adalah jabatan untuk perwira tinggi polisi berpangkat Komisaris Jenderal atau jenderal bintang tiga.

Dengan demikian pangkat Fadil Imran akan naik dari bintang dua menjadi bintang tiga.

Fadil Imran adalah Jenderal asal Makassar. Ia lahir di Kota Daeng 14 Agustus 1968.

Selain Fadil Imran, ada beberapa jenderal polisi aktif asal Makassar yang punya karier cemerlang.

Mereka antara lain Irjen Andi Rian Djajadi, Brigjen Awal Chairuddin, dan Brigjen Farid Amansyah.

Mohammad Fadil Imran lahir di Makassar, 14 Agustus 1968.

Ia adalah lulusan Akademi Kepolisian tahun 1991 dan berpengalaman di bidang reserse.

Pria kelahiran Makassar, 14 Agustus 1968 ini dikenal sukses menginisiasi program Kampung Tangguh ketika masih menjabat sebagai Kapolda Jawa Timur.

Program ini berhasil secara signifikan menekan penyebaran Covid-19 di Provinsi yang sempat menjadi sentra penularan Covid-19 di Indonesia.

Melalui program itu, Fadil mengerahkan anggotanya untuk melakukan tracing, tracking dan treatment secara maksimal. 

Tidak lama berselang setelah pelantikannya sebagai Kapolda Jawa Timur pada Mei 2020 lalu, Fadil Imran"diboyong" ke Jakarta pada November 2020 untuk bertugas memimpin Kapolda Metro Jaya.

Fadil Imran memiliki rekam jejak menduduki beberapa jabatan penting di Polri.

Mulai dari Polres KP3 Tanjung Priok, Polres Kepulauan Riau, Polres Metro Jakarta, Polda Metro, hingga Mabes Polri.

Pada tahun 2008, Fadil Imran pernah menjabat sebagai Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Pada tahun yang sama, ia kemudian menjabat sebagai Kapolres KP3 Tanjung Priok.

Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 2009, ia menjabat Wadir Reskrimum Polda Metro Jaya.

Setelah tiga tahun menjabat, pada tahun 2011, Imran dimutasi untuk menduduki jabatan Kasubdit IV Dittipidum Bareskrim Polri.

Masih pada tahun yang sama, ia kemudian menduduki jabatan Direktur Ditreskrimum Polda Kepri.

Lalu, dua tahun kemudian, pada tahun 2013, ia menjabat sebagai Kapolres Metro Jakarta Barat.

Dua tahun kemudian, pada 2015, ia dipindah untuk menduduki jabatan Analis Kebijakan Madya (Anjak Madya) Bidang Pidum Bareskrim Polri.

Setahun kemudian, pada tahun 2016, ia menjabat sebagai Direktur Ditreskrimsus Polda Metro Jaya.

Imran berhasil membongkar kasus pembajakan film Warkop DKI Reborn, dan berhasil membekuk satu orang pelaku, berjenis kelamin wanita berinisial P (31).

Masih pada tahun yang sama, ia bergeser untuk menjabat sebagai Wakil Dirtipideksus Bareskrim Polri.

Setahun kemudian, ia menjabat sebagai Dirtipid Siber Bareskrim Polri (2017) dan berhasil membongkar kasus besar yang berkaitan dengan organisasi siber terorganisir Muslim Cyber Army (MCA) pada Februari 2018 silam.

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved