Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sikap PWNU Sulsel di Pilkada 2024: Kembali ke Fitrah

PWNU Sulsel tidak memberikan arahan khusus untuk mendukung salah satu calon kepala daerah (Cakada), meski ada kader NU yang ikut kontestasi.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulsel  Safrillah saat ditemui di Sandeq Ball Room Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Senin (28/10/2024). Safrillah menyampaikan sikap PWNU Sulsel di Pilkada 2024.   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Sulawesi Selatan (PWNU Sulsel) menegaskan sikapnya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 di Sulsel kembali ke fitrah.

Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum PWNU Sulsel, Safrillah saat ditemui usai pelantikan PWNU Sulsel masa khidmat 2024-2029 di Sandeq Ball Room Hotel Claro, Jl AP Pettarani, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Senin (28/10/2024).

 "PWNU Sulsel) secara clear, posisi kembali ke fitrah. Tidak akan ada di mana-mana, tidak akan ke mana-mana," tegasnya. 

Ia mengatakan, semua dikembalikan kepada kader untuk memilih pemimpin yang terbaik. 

PWNU Sulsel tidak memberikan arahan khusus untuk mendukung salah satu calon kepala daerah (Cakada), meski ada kader NU yang ikut kontestasi.

Makanya, pada pelantikan pengurus PWNU Sulsel masa khidmat 2024-2029, seluruh Cakada diundang.

Hadir dalam pelantikan tersebut pasangan Calon Gubernur Sulsel nomor urut 1, Moh Ramdhan Pomanto-Azhar Arsyad dan Calon Gubernur Sulsel nomor urut 2, Andi Sudirman Sulaiman.

Hadir juga Calon Wakil Wali Kota Makassar nomor urut 1 dan 3, Aliyah Mustika Ilham dan Ilhan Ari Fauzi.

"Politik itu adalah milik pribadi, tapi jamaah tidak  memiliki arahan ke siapa pun," ujar Sekretaris Panitia Pelantikan PWNU Sulsel ini.

Safrillah menegaskan, kalau pun ada kader yang maju di Pilkada, NU akan tetap jaga jarak. 

Khawatirnya kalau NU ambil tindakan itu akan mempengaruhi. 

"Kalau PWNU yang ambil tindakan berarti membangun semacam isu di luar. Makanya PWNU sejak awal kembali ke fitrah, membersihkan diri, bukan a politik, tapi politik adalah pilihan hidup," sebutnya.

Safrillah berharap, pemimpin nantinya adalah pemimpin yang demokratis, bisa bawa Indonesia yang dicita-citakan bersama.

Bapak pendiri bangsa bercita-cita inginkan negara adil untuk semua. Maka direfleksi dengan Pancasila.

"Kita harap pemimpin semua pemimpin itu  jalankan Pancasila," pungkasnya. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved