Profil Prof Muhammad Rinaldy Bima Guru Besar UMI Panelis Debat Calon Wali Kota Makassar

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Prof. Muhammad Rinaldy Bima akan menjadi salah satu dari tujuh panelis yang ditunjuk oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Makassar dalam debat perdana calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Makassar.

Debat tersebut akan berlangsung di Hotel Dalton, Jl. Perintis Kemerdekaan, Makassar, Sulsel pada Sabtu (26/10/2024).

Debat Pilwali Makassar ini akan mempertemukan empat pasangan calon yang akan saling beradu gagasan, yaitu Munafri Arifuddin - Aliyah Mustika Ilham, Andi Seto Asapa - Rezki Mulfiati, Indira Yusuf Ismail - Ilham Ari Fauzi, dan Amri Arsyid - Abdul Rahman Bando.

Prof. Muhammad Rinaldy Bima lahir di Kota Makassar pada 13 Juli 1969.

Ia menempuh pendidikan dasarnya di SD Negeri Mangkura, kemudian melanjutkan ke SMP Islam Athirah Makassar, dan SMA Negeri 5 Makassar.

Prof. Rinaldy menyelesaikan studi S1 di Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI).

Pendidikan S2 dan gelar doktoralnya juga diraih di UMI Makassar, dalam bidang Ilmu Hukum.

Sebagai akademisi, Prof. Rinaldy memiliki sejumlah karya ilmiah yang telah diterbitkan, antara lain:

1. "Implication of the Constitutional Court Ruling on the Binding Character of the Election Organizer Ethics Council Decision," dalam Journal of Humanities and Social Sciences Innovation.
2. "Position of Supervisory Board Organ and Its Implications for the Institutional Corruption Eradication Commission," di Jurnal Law Reform, Program Studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.
3. "Implementation of State of Emergency Within the Constitutional Law System in Indonesia," dalam Diponegoro Law Review, Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Semarang.
4. "Hal Ikhwal Kegentingan Yang Memaksa Sebagai Landasan Pembentukan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang," di Jurnal IUS Kajian Hukum dan Keadilan.

Sejak 2020, Prof. Rinaldy aktif sebagai Tim Hukum di Pusat Kajian dan Bantuan Hukum (PKaBH) Universitas Muslim Indonesia, memperkuat posisinya sebagai pakar hukum berpengaruh di bidang akademik dan praktik.(*)