Andi Seto Paparkan Visi Misi Maju Pilwali Makassar di Depan IAS

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – Ketua Tim Pemenangan pasangan Munafri Arifuddin dan Aliyah Mustika Ilham (Mulia), Ilham Arief Sirajuddin (IAS), bertemu dengan Andi Seto, calon Wali Kota Makassar nomor urut 2, di Warkop Tulla, Jalan Macan, Kelurahan Mamajang Dalam, Kecamatan Mamajang, pada Jumat (11/10/2024).

Pertemuan santai tersebut juga dihadiri Ketua PSI Sulsel Muhammad Surya dan Ustadz Harle.

Mereka duduk bersama dalam satu meja panjang.

Pembicaraan berfokus pada dinamika politik Kota Makassar dan berbagai program diusung oleh Andi Seto.

Dalam diskusi tersebut, Andi Seto menjelaskan visi dan program yang diusung oleh timnya, Sehati. 

Mantan Wali Kota Makassar, menyambut baik program-program yang dipresentasikan oleh Andi Seto. 

Ia menilai bahwa sosok pemimpin muda seperti Andi Seto dapat menjadi solusi untuk pembangunan Kota Makassar di masa depan.

"Program-program yang disampaikan sangat relevan dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat Makassar saat ini. Yang paling penting adalah melibatkan semua lapisan masyarakat dalam pembangunan kota," ujar IAS.

Sementara itu, Andi Seto berkomitmen untuk memperbaiki layanan publik berbasis teknologi, memperluas ruang hijau, dan menata transportasi kota guna mengatasi kemacetan. 

Ia juga menekankan pentingnya akses pelayanan kesehatan yang merata bagi seluruh warga.

"Kami ingin menjadikan Makassar sebagai kota yang modern dan inklusif, di mana setiap warga dapat merasakan manfaat pembangunan," kata Andi Seto, yang juga mantan Bupati Sinjai.

Ketua DPW PSI Sulsel, Muhammad Surya (Cuya), turut memberikan saran, dengan menyoroti potensi besar anak muda di Makassar. 

Menurutnya, anak muda memiliki banyak ide kreatif yang perlu difasilitasi untuk berkontribusi dalam pembangunan kota.

"Generasi muda inilah yang akan membawa perubahan besar bagi Makassar ke depan," tambah Cuya.

Selain itu, Ustadz Harle menekankan pentingnya kepemimpinan dengan hati yang bersih dan penuh tanggung jawab, mengingat keberhasilan pembangunan tidak hanya diukur dari segi infrastruktur, tetapi juga dari kebahagiaan rohani masyarakat.

"Keberhasilan sebuah kota juga tercermin dari kesejahteraan moral dan spiritual masyarakatnya," ujar Ustadz Harle. (*)