Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rekam Jejak dan Kontroversi Budi Gunawan Calon Menteri Prabowo Subianto, Jabat Kepala BIN Terlama

Nama Budi Gunawan mulai disebut-sebut 20 hari jelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI.

Editor: Sudirman
Ist
Budi Gunawan. Budi Gunawan masuk bursa calon menteri Prabowo Subianto. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Budi Gunawan disebut masuk bursa calon menteri Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Nama Budi Gunawan mulai disebut-sebut 20 hari jelang pelantikan Prabowo Subianto sebagai Presiden RI.

Padahal Budi Gunawan selama ini dikenal sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputri.

Ia menjadi kepala Badan Intelijen Negara (BIN) terlama di era reformasi.

Ia ditunjuk menjadi Kepala BIN oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 9 September 2016.

 Artinya, Budi Gunawan sudah delapan tahun lebih mengemban posisi nomor satu di BIN.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Andreas Hugo Pareira enggan berkomentar soal wacana Budi Gunawan calon menteri Jokowi.

“Saya tidak tahu persis ya, artinya apa ada penugasan dan saya kira tidak terlalu etis juga kita bicara nama dalam situasi seperti ini," ujarnya, Senin (30/9/2024).

Baca juga: Karier Mentereng Purnawirawan Jenderal Polisi Tan Sri Prof Dr Budi Gunawan SH MSi PhD PSM

Andreas menilai jika Budi Gunawan menjadi menteri di kabinet pemerintahan Prabowo itu tentu karena hubungannya secara pribadi.

“Pak BG dan Pak Prabowo ini kan saya kira salah satu orang, tokoh penting yang menghubungkan Pak Prabowo dengan pemerintahan sekarang di awal periode kemarin 2019-2024 ini," ujarnya.

"Saya kira beliau adalah orang yang ada di belakang layar itu, yang kemudian kita tahu lah bagaimana perjalanan di kereta itu (Pertemuan JokowiPrabowo Subianto di MRT), ketika pertemuan itu terjadi,” jelas Andreas.

Berikut tiga kontroversi Budi Gunawan:

Juru Damai Jokowi - Prabowo

Budi Gunawan disebut menjadi juru damai Prabowo Subianto - Jokowi.

Budi Gunawan disebut memiliki peran menghubungkan Jokowi dengan Prabowo Subianto setelah Pilpres 2019.

Selang beberapa minggu, Budi Gunawan kembali disebut berperan dalam pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Prabowo yang terbilang langka.

Di pertemuan Jokowi-Prabowo, kehadiran Budi Gunawan menjadi sorotan lantaran posisinya saat ini sebagai Kepala BIN dianggap tidak nyambung dengan rekonsiliasi.

Sementara kehadiran Budi Gunawan di rumah Megawati saat menyambut Prabowo juga mrnimbulkan tanda tanya lantaran ia bukan kader PDI-P.

Kejanggalan lain dirasakan karena absennya Menko Maritim Luhut Binsar Pandjaitan dari dua peristiwa besar itu.

Selama ini, sosok Luhut sudah lama dipercaya Jokowi untuk membuka komunikasi dengan kubu rival dalam dua kali pilpres.

Namun, sedikit demi sedikit peran Luhut digantikan Budi Gunawan sebagai juru damai kedua kubu yang selama ini berseberangan akibat panasnya suhu politik.

Jadi tersangka di KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Budi Gunawan sebagai tersangka pada 13 Januari 2015. KPK menduga ada transaksi mencurigakan atau tidak wajar yang dilakukan Budi Gunawan.

Ia diduga menerima hadiah atau janji selama menjabat sebagai Kepala Biro Pembinaan Karier (Karobinkar) Deputi Sumber Daya Manusia Polri periode 2003-2006 dan jabatan lain di kepolisian.

Setelah itu, Budi Gunawan mengajukan praperadilan dan hakim Pengadilan Jakarta Selatan memutuskan penetapannya sebagai tersangka tidak sah.

Penanganan kasus Budi Gunawan kemudian dilimpahkan ke Kejaksaan Agung pada Maret 2015.

Namun, kejaksaan justru melimpahkan kasus itu ke kepolisian dengan alasan polisi pernah mengusut kasus tersebut.

Setelah dilakukan gelar perkara oleh Polri, dinyatakan bahwa Budi Gunawan tak terbukti menerima gratifikasi dan kasusnya tak layak dinaikkan ke tingkat penyidikan.

Budi Gunawan pun terbebas dari jeratan hukum dan dinyatakan bersih.

Gagal jadi Kapolri

Penetapan tersangka Budi Gunawan bertepatan dengan proses pemilihan calon Kapolri. Ia merupakan kandidat yang diajukan Jokowi.

Ia telah menjalani uji kepatutan dan kelayakan dan dinyatakan lolos. Namun, muncul gejolak penolakan di masyarakat.

Pencalonan Budi Gunawan memang sejak awal menuai kontroversi. Rekam jejaknya dianggap kurang baik karena diduga memiliki rekening gendut.

Penetapan tersangka oleh KPK dianggap sebagai gong yang melengkapi dugaan tersebut.

Akhirnya, Jokowi mengajukan Komjen Pol Badrodin Haiti sebagai Kapolri.

Pada 2016, Budi Gunawan kembali masuk ke dalam bursa calon Kapolri menggantikan Badrodin yang segera purnatugas. Namun, Jokowi pada akhirnya memilih Tito Karnavian sebagai calon tunggal yang diajukan sebagai calon Kapolri.

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved