Sejarah Lahirnya PKI di Indonesia Dalang G30S Bermula Organisasi ISDV Bentukan Sneevliet dan Semaoen
Sejarah lahirnya Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) organisasi bentukan Sneevliet cikal bakal PKI
TRIBUN-TIMUR.COM -- Sejarah lahirnya Indische Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) organisasi cikal bakal Partai Komunis Indonesia (PKI).
ISDV adalah organisasi bentukan Henk Sneevliet tokoh komunis asal Belanda.
Henk Sneevliet datang di Hindia Belanda pada tahun 1912.
Henk Sneevliet yang membawa paham komunisme di Indonesia.
Salah satu pengikutnya yakni Semaoen anggota Sarekat Islam (SI) yang belakang memutuskan pindah ke ISDV.
Belakangan Semaoen mendirikan Partai Komunis Indonesia atau PKI.
ISDV didirikan pada 9 Mei 1914 oleh Sneevliet (anggota Partai Buruh Sosial Demokrat Belanda) dan rekan-rekannya di Surabaya.
Organisasi ini menganut Marxisme dan berganti nama menjadi Partai Komunis India pada 23 Mei 1920.
Tak lama kemudian, pada Desember 1920, diubah kembali menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).
PKI diketuai oleh Semaun, dengan Darsono sebagai wakil ketua dan Bergsma sebagai sekretaris partai.
Orang yang tergabung dalam organisasi ini adalah Alimin Prawirodirdjo dan Musso.
Pada tanggal 13 November 1926, PKI memberontak di Jawa dan Sumatera dan ditumpas oleh pemerintah kolonial Belanda.
Akibat aksi tersebut, PKI dianggap sebagai partai politik terlarang dan para pemimpinnya ditangkap dan diasingkan ke Tanah Merah dan Boven Digul.
Sosok Semaoen
Pemikiran-pemikiran Semaoen, Ketua Partai Komunis (PKI) pertama di Indonesia tak terlepas dari pengaruh Henk Sneevliet.
Snevliet merupakan tokoh propagandis komunis berkebangsaan Belanda yang cukup berpengalaman untuk menginisiasi massa, tak terkecuali para buruh.
Karena pengalaman itulah, Snevleet sedikit banyak memengaruhi Semaoen dalam beberapa aksi mogok kerja para buruh di Semarang.
Perjumpaan Semaoen dan Sneevlit pertama kali terjadi saat keduanya masih tinggal di Jawa Timur (Jatim).
Pertemuan Semaoen dengan Sneevliet ini terjadi pada 1915 di sebuah organisasi serikat buruh kereta api yang bernama Nederlandse Vereniging van Spoor-en Tramweg Personeel (NVSTP).
"Semaoen yang saat itu masih umur belasan tahun terpikat dengan jalan pemikiran Henk Sneevliet," jelas Sejarawan Universitas Negeri Semarang (Unnes) Tsabit Azinar Ahmad, Kamis (29/9/2022).
Salah satu pemikiran Sneevliet yang membuat Semaoen terpikat adalah gagasan Snevliet yang menyebut pergerakan harus melingkupi pada aspek paling kecil tak terkecuali kaum buruh.
"Gagasan itu, membuat Semaoen benar-benar terpikat," ujarnya.
Sekitar Mei 1913, Sneevliet pindah ke ke Semarang untuk menggantikan D.M.G. Koch sebagai Sekretaris Semarang Handelsvereeniging.
"Pada 1916 Semaoen juga pindah ke Kota Semarang," ujarnya.
Semaoen dan Sneevliet berjumpa lagi di Kota Semarang.
Saat itu Semaoen aktif di sebuah organisasi Sarekat Islam (SI) yang dipimpin Cokroaminoto sebagai pimpinan pusat.
Di Semarang, Semaoen dan Sneevliet juga sempat terlibat aksi mogok kerja para buruh kepada Pemerintah Hindia-Belanda.
Menurutnya, kecocokan Sneevliet dengan Semaoen karena ada kecocokan ideologi dan garis perjuangan yang tak jauh beda.
"Ini ada kesamaan ideologi apa yang dibawa sneevleet dan apa yang dilakukan Semaun dengan Sarekat Islam di Semarang," tutur Tsabit.
Menurut Tsabit, Sneevleet merupakan seorang propagandis komunis yang cukup berpengalaman untuk menginisiasi massa tak terkecuali para buruh.
Snevleet turut mempengaruhi Semaoen dalam beberapa aksi pemogokan para buruh di Semarang hingga internal SI itu sendiri.
"Pengaruh Sneevliet membuat Semaoen berhaluan gerakan sosialis revolusioner yang cukup radikal. Hal itulah yang akhirnya membuat SI Semarang yang dipimpin Semaun dijuluki SI Merah," ungkapnya.
Sebuah jurnal berjudul Muncul dan Pecahnya Sarekat Islam di Semarang 1913-1920 yang ditulis Endang Muryanti menyebut, Semaoen mempunyai pandangan berbeda dengan SI pusat terkait dewan perwakilan rakyat atau Volkstraad.
Saat itu SI pusat menginginkan adanya dewan perwakilan rakyat (Volkstraad), namun SI Semarang khususnya Semaoen yang beraliran radikal tidak senang dengan keputusan tersebut.
Menurut Semaoen, adanya Volksraad sama saja dengan bekerja sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda yang dia anggap sebagai penjajah. Dalam Kongres Nasional Sarekat Islam ketiga di Surabaya pada 29 September–6 Oktober 1918, pengaruh Semaoen semakin luas.
"Semaoen mulai mengoordinir kaum buruh dan tani melalui sentral Sarekat Pekerja," jelasnya.
Semaoen yang beraliran radikalis sosialis revolusioner membuat Sarekat Islam Semarang mempunyai dua kubu, yakni kubu Semaoen dan kubu Abdoel Moeis.
Semaoen lebih radikal sedangkan Abdoel Moeis lebih kooperatif.
Pertentangan antara Semaoen dengan Abdoel Moeis dalam masalah Volkstraad dan perbedaan pandangan mengakibatkan perpecahan dalam tubuh Sarekat Islam itu sendiri.
"Sejak saat itu muncul istilah SI Putih dengan pimpinan Cokroaminoto yang diteruskan Abdoel Moeis dan SI Merah yang dipimpin Semaoen dan Darsono," kata sejarawan Unnes tersebut.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sneevliet, Pembisik Semaoen Ketua PKI Pertama Saat Menghimpun Massa di Semarang"
Mustari Baso Eks Pasukan Elit TNI Pemburu PKI Bernasib Miris, Hidup Sebatang Kara di Jeneponto |
![]() |
---|
Melawan Rezim Mencipta Seperti Pramoedya |
![]() |
---|
Lima Sila yang Sakti |
![]() |
---|
Awal Mula Terbentuknya PKI di Indonesia, Bermula ISDV Bentukan Orang Belanda Sneevliet |
![]() |
---|
Perjuangan AH Nasution dan Sukendro 2 Jenderal Lolos dari Penculikan G30S PKI, 8 Jenderal Tewas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.