Makan Siang Gratis
Peran Sulsel Penyangga Pangan Nasional di Program Makan Siang Gratis
- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bersiap dalam program nasional makan siang gratis ide Presiden terpilih Prabowo.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) terus bersiap dalam program nasional makan siang gratis ide Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Tak tanggung-tanggung, Sulsel merupakan penyangga cadangan makanan nasional.
Peran penyangga diemban Sulsel sebagai daerah dengan potensi produksi pangan besar.
Hal ini ditegaskan Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Neraca pangan pun terus dihitung dengan cermat dengan Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulsel hingga kini Sabtu (21/9/2024).
Pemprov Sulsel menyusun data produksi pangan hingga konsumsi masyarakat sendiri.
Setelah itu, Pemprov Sulsel akan mengatur pola distribusi pangan ke provinsi lain.
"Seluruh indonesia makan siang gratis, yang penting sulsel itu penyangga cadangan makanan nasional. Sehingga kalau kita lebih bisa dikirim ke provinsi lain maka di dalam perda cadangan pangan itu sudah diatur bagaimana distribusi provinsi lain," Kata Prof Zudan Arif Fakrulloh.
Baca juga: 3 Daerah Bakal Uji Coba Makan Siang Gratis di Sulsel
"Misalnya ke Maluku, Maluku utara, NTT, termasuk Sulbar butuh apa, Gorontalo butuh apa, itu diatur di perda cadangan pangan itu," lanjutnya.
Neraca pangan Sulsel harus jelas memuat hasil produksi setiap harinya.
Sekaligus bisa menakar jumlah konsumsi harian masyarakat.
Dengan data jelas, maka pemerintah bisa mengukur ketersediaan pangan harian tiap daerah.
Sehingga jika ada daerah yang kekurangan, ada daerah lain yang menutupi hal tersebut.
Begitu juga sebaliknya, jika sebuah daerah memiliki produksi berlebih maka bisa dikirim ke daerah lainnya.
"Neraca pangan bisa menggambarkan kondisi sembilan bahan pangan pokok di Sulsel setiap hari. Misalnya di Sidrap tersedia telur berapa ribu butir setiap hari. Di Makassar butuh berapa ribu, di Wajo butuh berapa ribu. Itu kalau ada neraca pangannya bisa terlihat setiap hari," jelas Prof Zudan.
"Dengan mengetahui ketersediaan maka cadangan pangan akan terukur, beras tersedia dimana, ikan tersedia dimana. Kurang misalnya toraja, kurang daging ayam jadi diisi dari Sidrap, inilah pentingnya neraca cadangan pangan," lanjutnya.
Di tahun 2024 ini, target produksi beras di Sulsel mencapai 3,6 juta ton beras.
Hal ini disampaikan Kabid Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPH-Bun) Sulsel, Muhammad Syarifuddin.
"Kalau target beras kita, kita targetkan di 3,6 juta ton beras. Kalau gabah sekitar 6 juta ton," jelasnya pada Juli lalu.
Syarifuddin melaporkan dipertengahan 2024 ini produksi pertanian cukup stabil.
Data saat ini, produksi gabah kering giling mencapai 52 kuintal per hektar.
Dalam perhitungannya, hasil saat ini bisa mendapat 3,8 ton beras per hektar nya.
"Saat ini Sulsel rata-rata 52 Kuintal Gabah kering giling per hektar, berbicara produksi satuan kuintal dan produk gabah kering giling," kata Syarifuddin.
"Jadi sulsel di angka 63 persen, artinya gabah menjadi beras dikali 63 persen. Sekitar 3,8 ton beras per hektar," lanjutnya.
Data Badan Pusat Statistika menunjukkan, Produksi padi Sulsel pada 2023 yaitu sebesar 4,88 juta ton Gabah kering Giling (GKG).
Jumlah mengalami penurunan sebanyak 483,78 ribu ton atau 9,03 persen dibandingkan produksi padi di 2022 yang sebesar 5,36 juta ton GKG.
Produksi beras pada 2023 untuk konsumsi pangan penduduk mencapai 2,8 juta ton.
Jumlah ini juga mengalami penurunan sebanyak 277,61 ribu ton atau 9,03 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 3,08 juta ton.
Sulsel memang mendapat tantangan berat di sektor pertanian pada 2023 lalu.
Kekeringan dan El-Nino menjadi penyebab menurunnya angka produksi.
Di tahun 2024 ini, tantangan kekeringan masih harus dihadapi.
Meski begitu, persiapan matang Sudah dilakukan Pemprov Sulsel.
Sebaran ribuan pompa air akan membantu warga untuk mengelola sistem air persawahan di musim kemarau.
Pompa air akan dibantu dengan sumur bor demi bisa mengaliri persawahan di musim tanam. (*)
Laporan Wartawan Tribun-Timur.com, Faqih Imtiyaaz
Sayur MBG Monoton, Siswi SMAN 2 Makassar Curhat ke Naoemi Octarina |
![]() |
---|
Telur dan Buah Jadi Menu MBG Saat Liburan Sekolah |
![]() |
---|
Pempek dan Batagor Jadi Menu Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Rencana Baru Badan Gizi Nasional: Serangga Jadi Menu Makan Bergizi Gratis |
![]() |
---|
Anggaran MBG Rp78 Miliar, Disdik Sulsel Sesuaikan Jumlah Siswa dan Sekolah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.