Headline Tribun Timur
Hanya Supersemar Tak Diperlihatkan ke JK
Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa menyebut 4 Jusuf menjadi brand baru Sulsel.
Jamaluddin Jompa berharap agar kisah teladan para tokoh Jusuf ini menjadi pembelajaran.
“Kita harap empat etos yang dibahas pemateri akan jadi pengawal, dan inspirasi buat Unhas, jadi penyemangat bisa lebih baik,” tutupnya.
Keempat Jusuf ini diolah oleh empat tokoh berbeda. Syekh Jusuf diulas Sejarawan dan Birokrat Indonesia Dr Anhar Gonggong.
Sedangkan Jenderal Jusuf dibahas oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla, Jusuf Habibie diulas oleh anaknya, Dr-Ing Ilham
Akbar Habibie, dan Jusuf Kalla diceritakan oleh Prof Hamid Awaluddin, mantan Menteri Hukum dan HAM RI.
Damaikan Ambon
Prof Hamid Awaluddin berbicara tentang pengalamannya mendampingi Jusuf Kalla mendamaikan konflik bernuansa SARA di Ambon 1990 lalu.
Saat itu, Jusuf Kalla menjabat sebagai Menteri Koordinator Kesejahteraan (Menkokesra) era Presiden Megawati Soekarno Putri.
Jusuf Kalla kala itu, sempat membentak dua orang pria bersorban yang datang ke kediaman adiknya di Kemang, Jakarta. Mereka juga terlihat membawa pedang panjang yang disampirkan di pinggang.
Kedatangan mereka untuk berbicara dengan JK terkait rencana perdamaian konflik Ambon yang terus berlarut-larut.
Di hadapan dua orang yang duduk di sofa itu, JK memulai pembicaraan.
“Pak JK bicara. Saudara, saya mau damaikan Ambon. Saya tidak inginkan ada saudaramu saling membantai karena keyakinan,” kata Prof Hamid Awaluddin, mantan Menteri Hukum dan HAM saat menjadi narasumber Seminar internasional dengan tema Prinsip dan Karakter Bugis-Makassar 4 Ethos 4 Jusuf di Kampus Universitas Hasanuddin (Unhas), Tamalanrea, Makassar, Senin (2/9).
Hamid Awaluddin menceritakan awal mula perdamaian konflik Ambon yang menelan korban jiwa dan luka-luka puluhan orang dari dua kelompok agama berbeda di Ambon.
“Sebelum masuk ke dalam rumah, Pak JK berbisik kepada saya agarn tidak berbicara sedikitpun. Dan itu saya turuti,” katanya.
Singkat cerita, pembicaraanpun dimulai. Setelah JK menyampaikan niatnya mendamaikan Ambon, salah satu dari dari dua orang yang bersorban itu mengatakan bahwa perdamaian di Ambon sangat gampang. Tapi ia meminta JK mengerti aspirasi Islam.
Mendengar jawaban pria tersebut, Hamid melihat JK menunjukkan amarah. Meja dipukul sembari memperingatkan dua pria bersorban tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.