Seminar Internasional 4 Ethos 4 Jusuf
Prof Nurhayati: Siri' Na Pacce, Nilai Tertinggi dan Agung Warga Bugis-Makassar
Prof Nurhayati menyebut nilai hadir dalam setiap hidup kelompok masyarakat. Bukan hanya bugis, bahkan di belahan bumi manapun.
Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Siri' Na Pacce, nilai hidup masyarakat Bugis - Makassar.
Hal ini diulas mendalam Guru Besar FIB Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Nurhayati Rahman sebagai nilai hidup suku Bugis-Makassar.
"Nilai itu sesuatu tinggi dan agung," jelas Prof Nurhayati Rahman dalam Seminar Internasional '4 Ethos, 4 Jusuf' di Kampus Unhas pada Senin (2/9/2024).
Prof Nurhayati menyebut nilai hadir dalam setiap hidup kelompok masyarakat.
Bukan hanya bugis, bahkan di belahan bumi manapun.
"Nilai Bentuknya abstrak, Siapa yang pernah liat siri'? Tidak ada karena itu ada dalam mindset manusia Sulsel," lanjutnya.
Nilai juga disebutnya menjadi universal, sebab diakui masyarakat global.
Berbicara soal Siri', Prof Nurhayati tak menampik adanya nilai tersebut dalam masyarakat Jawa, Sunda atau suku lainnya.
Namun selalu ada titik yang membedakan dalam implementasi di masyarakat.
"Apa yang bedakan, kalau itu diintegrasi jadi bagian struktur kebudayaan bangsan. Konsep kejujuran lempu, awarangeng. Itu ada di Jawa, Sunda dan lainnya, Tapi cara aplikasikannya beda," lanjutnya.
Nilai tertinggi masyarakat Bugis-Makassar disebutnya Siri' Na Pacce.
Baca juga: BREAKING NEWS: Diskusi 4 Ethos, 4 Jusuf Berlangsung di Kampus Unhas Makassar
Dijelaskan, Siri' mengajarkan hidup dengan penuh harga diri.
"Tapi disisi lain, betapa pun tinggi martabat kalau tidak memiliki pacce sangat tidak bermakna," kata Prof Nurhayati.
Bukti Siri' dalam dunia bisnis, kala persaingan usaha berlangsung dengan ketat dan adil.
Masyarakat Bugis-Makassar disebutnya senang bersaing.Apalagi dalam berdagang.
"Tapi begitu solidaritas bicara, kata orang bugis nyawa pun saya pertaruhkan. Semakin baik budi seseorang, semakin jujur, adil maka semakin tinggi kadar siri seseorang," jelasnya.
Nilai ini yang begitu dipegang teguh masyarakat Bugis-Makassar.
Nilai Siri' Na Pacce yang bentuknya abstrak tapi tertanam dalam diri masyarakat Bugis-Makassar.
Diskusi 4 Ethos, 4 Jusuf

Seminar Internasional "4 Ethos, 4 Jusuf" mengulas Syeh Jusuf, Jenderal Jusuf, Jusuf Habibie dan Jusuf Kalla menjadi representasi tokoh hebat Bugis-Makassar.
Dalam prinsip dan karakter Bugis-Makassar dikenal empat entitas berbeda.
Ada Tau Panrita atau kaum cendekia, Tau Sugik dikenal orang kaya, Tau Mapparenta atau penguasa serta Tau Massege disebut pemberani.
Dari empat entitas ini, melahirkan prinsip dan karakter seorang Bugis-Makassar yang Malempu (Jujur), Warani (Berani), Macca (Cerdas) dan Sugik (Kaya).
Diskusi dibuka oleh ulasan 4 orang tokoh terkait budaya Bugis-Makassar.
Ada Guru Besar FIB Unhas Prof Nurhayati Rahman, Antropolog School of Humanities and Social Science Tokyo Metropolitan University Prof Mokoto Ito.
Lalu ada Pemerhati Budaya dan Penyusun Kamus Bugis-Inggris-Indonesia Doughlas Laskowske serta Diplomat Afrika Selatan sebagai Dubes untuk Amerika Serikat 2010-2015 Ebrahim Rasool.
Sementara itu, Empat Jusuf akan diulas oleh empat tokoh berbeda.
Syeh Jusuf diulas Sejarawan dan Birokrat Indonesia Dr Anhar Gonggong.
Jenderal Jusuf bakal dibahas oleh Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla.
Lalu Jusuf Habibie diulas oleh anaknya, Dr-Ing Ilham Akbar Habibie.
Sementara tokoh Jusuf Kalla akan diceritakan oleh Prof Hamid Awaluddin, Mantan Menteri Hukum dan HAM RI.
Khusus kesimpulan ulasan prinsip dan karakter Bugis-Makassar dipercayakan ke Ekonom, Budayawan dan Pencetus Komunitas Wali Wanua Drs Taslim Arifin. (*)
VIDEO: Seminar International Prinsip Karakter Bugis Makassar 4 Ethos 4 Jusuf |
![]() |
---|
Penyebab Jusuf Kalla 4 Tahun Sekolah di SMP |
![]() |
---|
Menilik Jejak Perjuangan Syekh Yusuf di Cape Town, Tak Bisa Dibungkam Termasuk Penjara/Pengasingan |
![]() |
---|
Jusuf Kalla Ungkap Alasan Jenderal M Jusuf Lepas Gelar Andi Saat Ada yang Berburu Gelar Serupa |
![]() |
---|
Mengenang Jenderal Jusuf, JK: Jangan Lagi Panggil Saya Andi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.