Sekda Sulsel Jufri Rahman
Drama Takdir 'Sekda' Jufri Rahman Itu Akhirnya Datang
Jufri Rahman sempat jadi pejabat bupati, tiga kali jadi figur sekda dan tiga kali diusul jadi pejabat gubernur di tiga provinsi berbeda.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Percayalah ‘deux de machina’ dan kau akan mensyukurinya.
Takdir menjadi frasa paling disuka Jufri Rahman, sembilan hari terakhir.
Takdir itu berupa drama birokrasi berbau politik.
Mulai jadi pejabat bupati, tiga kali jadi figur sekda dan tiga kali diusul jadi pejabat gubernur di tiga provinsi berbeda.
Namun, kata takdir itu kian dekat dan dimulai sejak, Presiden Joko Widodo, meneken surat keputusan ber-Nomor 97/TPA Tahun 2024.
Tanda tangan Jokowi dibubuhkan tanggal 6 Agustus 2024.
Itu hari Selasa. Hari lahir M Jufri Rahman, 57 tahun silam.
Isi resmi dokumen dari tim penilai akhir (TPA) itu perihal Pengangkatan Pejabat Pimpinan Tinggi Madya di Lingkungan Pemprov Sulsel.
Simpelnya, Jufrin diamanahkan jabatan sekretaris daerah provinsi.
Ini jabatan karier tertinggi seorang aparatur sipil negara.
Di perusahaan swasta, jabatan embanan Jufri ini setara managing director atau CEO.
Kalau di TNI atau polisi, Jufri sudah berpangkat jenderal bintang tiga menuju bintang empat.
Untuk jabatan ini, seorang ASN harus berpangkat-golongan IVe dengan eselon 1b atau 1a.
Dan Jufri, sudah qualified.
“Andailah sekda itu jabatan politis, maka Dik Jufri sudah capai puncak karier di Sulsel,” ujar Andi Ilham Gazaling, usai menjadi saksi pelantikan Jufri di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulsel, Jl Urip Sumiharjo, Panaikang, Makassar.
Baca juga: Jufri Rahman Resmi Sekda Sulsel, Pj Gubernur: Bantu Saya

Bagi Jufri, menjadi sekda adalah amanah sekaligus perjuangan menjemput “hak karier ASN-nya”.
Setidaknya tiga kali, Jufri ikut seleksi terbuka untuk jabatan ini.
Awal tahun 2018, kala Abdul Latief mundur dari jabatan sekda karena ikut Pilkada Pinrang, Jufri bersyarat jadi Plt sekda.
Kala itu, dia menjabat sebagai Kepala Bappeda Sulsel.
Jufri bersaing dengan pejabat eselon I di pemprov seperti Kepala Bapenda Sulsel Tautoto TR,
Kadis Pendidikan Sulsel Irman Yasin Limpo, Kadis Sosial Sulsel Ilham A Gazaling.
Namun, saat itu Jufri mengatakan; “jabatan Plt Sekda itu belum menantang.”
Dan, seniornya Tau Toto Tana Ranggina-lah yang terpilih untuk mendampingi masa akhir jabatan Syahrul Yasin Limpo sebagai gubernur.
Setelah itu, Jufri diamanahkan menjadi Plt Bupati Sinjai dan menyusul jadi Plt Bupati Toraja.
September 2019, Jufri juga kembali masuk nominasi sekda.
Saat itu, Nurdin Abdullah dan Sudirman Sulaiman baru menjabat gubernur dan wakil gubernur.
Nurdin kala itu, mengirim 3 nama ke kemendagri sebagai figur sekda; Abdul Hayat Gani (Direktur Penanganan Fakir Miskin Kemensos RI) dan Zubakhhrum Tjenreng (Dosen IPDN Jatinangor).
Di momen ini, Jufri belum beruntung. Kemendagri dan tim TPA dari istana presiden menetapkan nama Abdul Gani Hayat.
Padahal, hasil seleksi adminsitratif, Jufri tercatat nomor satu.
Di saat itu pun, Jufri ditarik menjadi staf ahli di kementerian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi, mendampingi Komjen Pol Syafruddin Kambo.
Namun, setelah Nurdin Abdullah dipenjara karena kasus di KPK tahun 2021, jabatan Gani Hayat lengser sebagai sekda.
Saat itu Pj Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.
Nama Jufri pun kembali disebut jadi figur sekda defenitif bersama tiga figur lain; Sukarniaty Kondolele (saat itu Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Sulsel); Muh Iqbal Suhaeb (Kepala Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan Sulsel); dan Andi Taufik (Kepala Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Lembaga Administrasi Negara).
Namun, karena Gani Hayat masih menggugat secara hukum, penetapan sekda defenitif Sulsel, tertunda.
Jadilah, jabatan sekda di Sulsel, digilir sejumlah pejabat eselon I di Sulsel.
Nama Jufri nyaris tak terdengar lagi.
Jabatan ini diemban mulai Plh (pelaksana harian) Plt (pelaksana tugas), hingga pejabat (pj).
Jabatan itu mulai diisi oleh Fakhsirie Radjamilo, Andi Aslam Patonangi, Andi Darmawan Bintang (plh) hingga Muh Arsjad (Pj), dan kembali lagi ke Andi Darmawan (Plt dan Pj).
Drama ‘sekda’ ini mulai tenang awal Agustus 2024 lalu, setelah Gani Hayat dilantik sebagai staf ahli gubernur.
Di periode dua tahun ini, bahkan nama Jufri tiga kali diusul jadi Pj Gubernur.
Pertama di Sulsel, diusulkan oleh fraksi Nasdem, PAN dan PPP di DPRD Sulsel.
Lalu, Jufri juga disebut-sebut akan mengisi jabatan Pj di Sulawesi Tenggara dan Maluku.
Namun, amanat jadi pejabat gubernur di Indonesia bukan takdir Jufri.
Itulah kenapa, kemarin, setidaknya tiga kali dia mengulang kata berkonotasi “kerja, keberuntungan dan kepasrahan” itu.
Pertama pagi sekira pukul 09,10 Wita, di rumahnya, Kompleks IDI Pettarani, Makassar.
"Ternyata Allah menakdirkan saya kembali untuk bertugas di Sulsel, oleh karena itu kalau soal kesiapan insyaallah saya siap," jelasnya.
"Pak Jufri Rahman nggak tahu kalau mau jadi sekda. Nggak tahu beliau. Baru kita beri tahu setelah selesai TPA," imbuhnya.
Saat merespon ucapan selama kolega, sahabat, kerabat, dan jurnalis di Ruang Pola, dengan lirih, beberapa kali kata Takdir itu, muncul dari mulutnya.
Malam dilantik, dia juga menjawab ucapan selamat Tribun, dengan frasa takdir.
“Iyye’ andiku. Saya selalu meyakii bahwa takdir tak akan tertukar.”
Zudan Arif Fakrulloh, Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, mengungkap ‘takdir Jufri” saat pidato pelantikan.
Dia menggunakan kata “proses panjang pelantikan Jufri Rahman mulai sejak pencopotan Abdul Hayat Gani yang sebelumnya menjabat Sekda Sulsel.”
"Kalau saya boleh kilas balik, acara tadi pelantikan hanya 3-4 menit. Menunggunya 22 bulan. Sekda kita kosong 22 bulan dan atas kebesaran hati Pak Abdul Hayat, diskusi panjang dengan saya," kata Zudan dalam pidatonya.
"Waktu saya masih Dirjen Dukcapil, Pak Hayat datang ke saya. Beliau Ketua Korpri Sulsel, saya Ketua Umum Korpri Nasional. Lapor pada saya, 'Mas, saya kehilangan jabatan'. Kenapa? 'Saya nonjob’.
Terus maunya gimana?
'Ya, kalau bisa kembali lagi, kalau nggak bisa eselon II nggak apa-apa'.
Saya lobi pejabat-pejabat di sini untuk eselon II, belum diterima," tutur Zudan.
Tak lama setelah laporan itu, Zudan ditunjuk menjadi Pj Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar).
Kala itu, lanjut Zudan, Abdul Hayat kembali menghadap.
Dia melapor statusnya masih nonjob dan ingin kembali mengabdi sebagai ASN.
"Beberapa bulan kemudian saya menjadi Penjabat Gubernur Sulawesi Barat. Datang lagi dengan Pak Hayat, berkali-kali bertemu, dia lapor, 'Mas, saya masih nonjob'. Terus pengennya gimana? 'Saya pengen mengabdi lagi, eselon II nggak apa-apa'. Saya lobi lagi, belum berhasil," bebernya.
Namun, “Tiba-tiba Tuhan memerintahkan saya berangkat jadi Pj Gubernur Sulawesi Selatan, Pak Hayat datang lagi. 'Mas sekarang sudah Pj Sulsel, saya masih nonjob lagi atau bisa bekerja', gitu. Inilah kehendak Tuhan," imbuh Zudan.
Zudah berkisah lagi, dirinya kembali berdiskusi terkait nasib Abdul Hayat.
Dia menjelaskan pengembalian jabatan sebagai Sekda Sulsel membutuhkan waktu yang panjang, meski telah memenangkan gugatan melawan Presiden Joko Widodo.
"Saya langsung diskusi. Mas, saya memiliki kewenangan tetapi terbatas. Kalau Mas Hayat ingin 100 persen menjadi Sekda itu menunggu Keputusan Presiden. Bapak Presiden sangat padat jadwalnya, mungkin belum sempat mengkaji semua putusan-putusan pengadilan. Berkas di beliau saya tahu banyak sekali.
"Kemarin (Selasa 13/8/2024) saya baru bertemu dengan beliau (Abdul Hayat) di IKN. Saya bertanya, kalau menang 100 persen itu nunggu waktu panjang. Tetap menang tapi 80?gaimana? Saya lantik jadi eselon II. Sehingga batang yang tadi terendam terangkat kembali. Dari yang tadi sudah mati hidup kembali. Pilih hidup sekarang atau pilih hidup nanti di masa-masa yang belum jelas," ucap Zudan menawarkan.
Tawaran itu pun langsung disetujui Abdul Hayat.
Zudan berkisah, dirinya langsung mengurus proses pengaktifan Abdul Hayat setelah diskusi panjang tersebut.
"(Abdul Hayat jawab) 'Sekarang aja'. Ya, kalau begitu minggu depan kita lantik. Akhirnya, kita lantik dan saya melapor ke pemerintah pusat.
Sebelum melantik sudah lapor dulu ke semua pemangku kepentingan, bagaimana rencana ini kalau saya tempuh. Ke BKN, KASN, Kemendagri, semua mendukung," tuturnya.
Setelah itu, Zudan mengaku mengurus proses lanjutan ke Presiden terkait Sekda Sulsel definitif.
Dia pun mengaku kaget sebab prosesnya berlangsung begitu cepat.
"Akhirnya dibawalah proses ini kepada Bapak Presiden dan kita semua sangat surprise, tidak sampai satu minggu keputusan eselon I langsung keluar dan dipilihlah Pak Jufri Rahman sebagai Sekda. Inilah perjalanan takdir," ungkap Zudan.
"Pak Jufri Rahman nggak tahu kalau mau jadi sekda. Nggak tahu beliau. Baru kita beri tahu setelah selesai TPA," imbuhnya.
Dan, begitulah deux de machina (mesin tuhan) bekerja.
(Tribun-Timur.com/thamzil thahir)
VIDEO: Jufri Rahman Resmi Sekda Sulsel |
![]() |
---|
Intip Tugas Khusus Jufri Rahman Usai Dilantik Sekda Sulsel |
![]() |
---|
Firman Pagarra Hadiri Pelantikan Sekda Sulsel, Harap Jufri Rahman Perkuat Sinergi Pemkot Makassar |
![]() |
---|
Tiga Bulan Menjabat, Pj Gubernur Sulsel Zudan Didampingi 3 Sekda Berbeda |
![]() |
---|
LIVE: Jufri Rahman Resmi Sekda Sulsel |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.