Bantah Tutup 3 Bulan, Kepsek SDN 26 Pulau Sapinggang Pangkep Sulsel Sebut Ada Guru Pembantu Mengajar
Kepala Sekolah SD Negeri 26 Pulau Sapinggang, Sumarni membantah tak adanya aktivitas belajar mengajar selama tiga bulan di sekolah tersebut.
Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP - Kepala Sekolah SD Negeri 26 Pulau Sapinggang, Sumarni membantah tak adanya aktivitas belajar mengajar selama tiga bulan di sekolah tersebut.
Ia mengatakan pada bulan April dan Mei dirinya masih berada di sekolah.
“Saya tinggalkan Pulau sapinggang tanggal 25 bulan 5," katanya.
Dia dan dua guru lainnya meninggalkan sekolah karena adanya keperluan mendesak.
"Saya pergi ke Pulau Sailus untuk verifikasi (jabatan) kepala sekolah, guru PPPK saya mengikuti ujian PPG (Pendidikan Profesi Guru) sampai November dan satu guru THL saya harus merawat orang tuanya yang sedang stroke," bebernya.
Selama dia pergi, aktivitas belajar mengajar masih berlangsung dan ditangani oleh seorang guru pembantu.
Namun, guru tersebut tamatan SMA, sehingga tidak terdaftar sebagai guru dalam dapodik sekolah.
"Ada guru bantu disana tamatan SMA. Dia mengajar dari kelas 1 sampai kelas 6," kata Sumarni.
Guru bantu tersebut menggunakan 3 ruangan rombel (rombongan belajar), tiap rombel diisi murid dari dua kelas.
"6 kelas itu menggunakan 3 rombel," ucapnya.
Baca juga: Video Sudah 3 Bulan Murid SD Negeri 26 Sapinggang Pangkep tak Masuk Sekolah
Sumarni tak membantah jika sekolahnya sempat tutup dan tak ada aktivitas belajar mengajar.
Namun menurutnya, sekolah tutup mulai 11 Juni sampai 5 Agustus.
"Memang sejak masuk tahun ajaran baru sekolah masih tutup. Tapi kemarin sudah mulai masuk ada foto-fotonya," kata Sumarni.
Diberitakan sebelumnya, Sudah tiga bulan terakhir, siswa SD Negeri 26 Sapinggang di Pulau Sapinggang, Desa Tampang, Kecamatan Liukang, Tangaya Kabupaten Pangkep tak masuk sekolah.
Hal ini dikarenakan tidak adanya tenaga pengajar yang datang ke sekolah.
Video amatir yang memperlihatkan para siswa yang hanya bermain di sekitar sekolah pun viral di media sosial.
Salah satu warga, Junaedi mengatakan sebelum aktivitas sekolah berhenti hanya 1 orang honorer berstatus guru pembantu yang mengajar.
Junaedi menuturkan, guru tersebut mengajar dari kelas 1 sampai kelas 6.
"Guru pembantu itu tamatan SMA sendiri mengajar mulai kelas 1 sampai kelas 6," ucapnya.
Ia mengatakan, anak-anak tak punya pilihan untuk bersekolah sebab hanya Negeri 26 yang ada di pulau ini.
Untuk sekolah lain ada di ibukota desa yang berjarak tempuh 1 jam lebih dengan perahu.
"Ada sekolah tapi di Pulau Tampaang, 1 jam lebih ke sana. Kami hanya bisa berharap agar sekolah kembali buka," ucapnya.
Junaedi menambahkan, akibat terhentinya aktivitas sekolah, siswa sekolah ini terpaksa libur.
Mereka menghabiskan waktu dengan membantu orang tua mencari ikan dan bermain.
"Sekolah tutup dan anak-anak sebagian turun melaut membantu orangtua sebagian main saja," ucapnya. (*)
Makassar dan Gowa Peringkat Teratas Kasus HIV/AIDS di Sulsel, Terbanyak karena Hubungan Sesama Jenis |
![]() |
---|
Promo SUPER, Bawa Pulang Motor Honda dengan DP Rp1 Juta |
![]() |
---|
Ibas Janjikan Bonus hingga Rp100 Juta Bagi Atlet Lutim Peraih Medali Emas Porprov Sulsel |
![]() |
---|
6 Hal Harus Diperhatikan Pelajar saat Naik Motor |
![]() |
---|
Apa Peran Jufri Rahman? KI Panggil Sekprov Sulsel Sengketa Toserba Pengayoman vs Disnakertrans |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.