Golkar Usung Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi di Pilgub Sulsel, Pengamat: Efek Jokowi ke Bone

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - DPP Golkar mendukung Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan (Sulsel) November mendatang.

Jagoan Nasdem ini menerima surat keputusan (SK) rekomedasi di Kantor DPP Golkar, Jakarta, Kamis (9/8/2024) kemarin.

Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi sudah didukung setidaknya enam partai politik.

Yakni Golkar, Demokrat, PSI, PAN, Hanura, dan Nasdem.

Masuknya Golkar dalam koalisi ini membuat peta persaingan Pilgub semakin mengerucut.

Baca juga: Video Kaesang Pangarep Siap Lawan Anies Baswedan dan Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024

Potensi besar pertarungan Pilgub Sulsel hanya dua calon atau head to head yakni Danny Pomanto-Azhar Arsyad lawan Andi Sudirman-Fatmawati Rusdi.

Pengamat Politik Unhas, Rizal Pauzi mengatakan ada peran Jokowi dalam koalisi.

Khususnya Golkar yang masuk koalisi gemuk Andi Sudirman-Fatmawati.

Fauzi menandai kedatangan Jokowi ke Bone beberapa pekan lalu menjadi isyarat politik.

Dimana istana condong ke pasangan yang dijagokan Nasdem.

Termasuk ada peran Mentan RI Andi Amran Sulaiman dalam membentuk poros koalisi gemuk tersebut.

"Saya melihat perubahan peta koalisi di Pilgub ini sangat berpengaruh saat Jokowi kunjungan di Bone Sulsel," katanya kepada tribun timur, Jumat (9/8/2024).

"Saat orang pesimis ASS didukung KIM, terus Jokowi datang seperti mengubah konstalasi jadi saya pikir efek Jokowi cenderung ke pasangan Sudirman," ujarnya.

Rizal menilai pengaruh Mentan RI cukup kuat di Sulsel.

Masuknya Golkar mendukung adik kandungnya itu mempertegas power Andi Amran Sulaiman.

Apalagi Amran Sulaiman sempat cawe-cawe bertemu sejumlah figur politik di Sulsel.

Amran juga menempel Jokowi saat kunjungan di sejumlah daerah di Sulsel.

"Bagi saya bahwa pengaruh Amran masih sangat kuat di Sulsel dan ini diperkuat dengan merapatnya Golkar dengan rekomendasinya," jelas Rizal.

The Dozer

The Dozer merupakan kelompok pendukung pasangan Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi maju Pilgub Sulsel.

Kelompok ini mengklaim untuk memenangkan Pilgub Sulsel membutuhkan dana sekira Rp 50 miliar.

Pernyataan ini bernada angkuh.

Ihwal The Dozer ingin membeli suara masyarakat Sulsel seharga Rp 50 miliar.

Statement tersebut mengundang reaksi pro dan kontra.

Pasalnya, pernyataan itu bisa melukai hati masyarakat di tanah bugis-makassar.

Pengamat Politik Unhas Rizal Pauzi mengatakan pemilih di Sulsel sudah semakin cerdas.

Masyarakat Sulsel mempunyai akar budaya yaitu Siri’ atau harga diri.

Siri bagi masyarakat Sulsel tidak bisa dibeli.

Hal ini yang dapat mengundang reaksi lebih keras atas statmen The Dozer.

“Saya pikir masyarakat Sulsel sudah lumayan cerdas saya pikir itu siri' akar budaya kita itukan tidak bisa dibeli dengan uang, jadi pernyataan itu sebenarnya seperti dua sisi mata uang,” katanya kepada tribun timur, Jumat (9/8/2024).

Dia menjelaskan bahwa kelompok pendukung itu bisa melemahkan calon dukungannya.

Pasalnya, ini menjadi penilaian bagi publik dan membangun citra negatif bagi Paslon tersebut.

Bahwa calon tertentu memiliki banyak uang sedangkan calon lain tidak.

Selain itu, bagi pasangan yang didukung The Dozer bisa menjadi bumerang.

Alasannya, statemen itu mempertontonkan keangkuhan calon dukungannya.

Sehingga sedikit banyak mencederai warga Sulsel itu sendiri.

“Ini bisa saja menjadi boomerang bagi kandidat yang didukungnya jangan-jangan ini bentuk keangkuhan yang justru melukai masyarakat Sulsel,” terang lulusan Pascasarjana Unhas itu.

Laporan Kontributor TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR, M.Yaumil