Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Olimpiade Paris 2024

Lulusan Harvard Sabet Medali Emas Olimpiade Paris 2024 Cabor Lari 200 Meter, Dulu Meneliti Tidur

Di ajang Olimpiade Paris 2024, Gabby Thomas berhasil meraih medali emas cabang olahraga (cabor) atletik nomor lari 200 meter.

Editor: Alfian
ist
Gabby Thomas pelari Amerika Serikat raih medali emas nomor 200 meter di Olimpiade Paris 2024 ternyata lulusan Harvard. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Tahukah kamu, salah satu peraih medali emas di Olimpiade Paris 2024 merupakan lulusan Harvard University.

Bahkan uniknya, sang atlet saat tugas akhir di Harvard meneliti masalah tidur.

Atlet yang dimaksud yakni Gabby Thomas pelari Amerika Serikat.

Di ajang Olimpiade Paris 2024, Gabby Thomas berhasil meraih medali emas cabang olahraga (cabor) atletik nomor lari 200 meter.

Thomas mengemas medali emas Olimpiade 2024 seusai finis pertama dengan catatan waktu 21,81 detik.

Sang atlet berumur 27 tahun itu berada di depan Julien Alfred (Saint Lucia) dan Brittany Brown (Amerika Serikat) yang secara berurutan finis di posisi kedua dan ketiga.

Gabby Thomas menjadi atlet Amerika Serikat pertama yang juara di nomor 200 meter wanita sejak Allyson Felix pada Olimpiade 2012.

Kisah menarik mengiringi keberhasilan Gabby Thomas di Olimpiade 2024. Ia tidak hanya piawai di lintasan lari.

Atlet kelahiran 7 Desember 1996 itu ternyata mempunyai prestasi apik di bidang pendidikan.

Menurut laporan TIME, Thomas adalah lulusan salah satu universitas terbaik di dunia, yakni Harvard.

Peraih medali perunggu Olimpiade Tokyo 2020 itu lalu memegang gelar master public health atau kesehatan masyarakat di Universitas Texas.

Thomas menyelesaikan gelar masternya di Universitas Texas dengan menulis soal relasi ras dengan kualitas tidur.

Baca juga: Gara-gara Taufik Hidayat Kini Gregoria Jadi Peraih Medali Pertama Indonesia di Olimpiade Paris 2024

"Kesimpulan terbesar bagi saya adalah bahwa tidur adalah krisis kesehatan masyarakat dan sebagai masyarakat, kita tidak menyadarinya," kata Thomas dilansir dari Associated Press.

"Stres gaya hidup memiliki dampak yang signifikan terhadap tidur dan sebenarnya terkait dengan banyak masalah kesehatan kronis di kemudian hari."

"Jadi, meskipun saya memprioritaskan tidur saya sendiri agar saya bisa menjadi salah satu pelari terbaik di dunia, ini juga karena saya sangat sadar akan konsekuensi dari tidak mendapatkan tidur yang cukup di kemudian hari," ucapnya.

Di samping menjadi atlet, Gabby bekerja untuk menawarkan layanan medis kepada pasien yang tidak memiliki asuransi.

Menariknya, ibu Gabby Thomas, Jennifer Randall, merupakan seorang profesor di Universitas Michigan.

Sang ibu memiliki peran besar terhadap karier Gabby Thomas.

Ia memberikan dukungan penuh untuk Thomas kecil dalam menekuni olahraga lari.

Atlet berpostur 178 cm itu mulai menekuni olahraga lari saat berada di tahun pertama SMA di Massachusetts.

Selanjutnya, Harvard merekrut Thomas untuk mengikuti kompetisi atletik nomor 100 meter, 200 meter, lompat jauh, dan lompat jangkit.

Pada tahun 2018, Thomas berhasil memenangi gelar NCAA nomor 200 meter.

Indonesia Kejar Medali Emas di Cabor Angkat Besi

Lifter kebanggaan Indonesia, Eko Yuli Irawan, menjadi salah satu harapan tersisa untuk meraih medali emas Olimpiade Paris 2024.

Asa kontingen Indonesia untuk bisa mendapatkan medali emas belum reda meski Olimpiade Paris 2024 telah memasuki hari-hari terakhir pergelarannya.

Cabang olahraga yang potensial untuk memecah kebuntuan tim Merah-putih adalah angkat besi dengan Eko Yuli Irawan sebagai andalannya.

Atlet asal Lampung tersebut akan berjuang sebaik mungkin untuk bisa mendapatkan medali tertinggi dari nomor tanding 61 kg di Olimpiade Paris 2024. 
 
Nomor ini merupakan nomor yang sama saat Eko berhasil menyabet medali pada gelaran olimpiade sebelumnya yaitu Olimpiade Tokyo 2020 lalu.

Lifter berusia 35 tahun tersebut tentu menjadi nama terdepan dan harapan utama Indonesia dari cabang olahraga ini seiring dengan pengalamannya.

Eko selalu berhasil membawa pulang medali pada semua keikutsertaannya dalam pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.

Debut pertama Eko terjadi pada Olimpiade Beijing 2008 di mana penampilannya di olimpiade pertamanya ini mendapatkan keping medali perunggu.

Warna perunggu masih tetap didapatkan Eko saat tampil di gelaran Olimpiade London 2012 yang menjadi olimpiade kedua dalam kariernya.

Hasil lebih baik didapatkan Eko dengan meraih dua perak di Olimpiade Rio 2016 dan Olimpiade Tokyo 2020 lalu.

Meski sudah menyandang status sebagai atlet Indonesia yang meraih medali terbanyak di Olimpiade, Eko masih belum puas.

Satu rasa penasaran belum terjawab dan dilunasi oleh Eko yang sedang beradu cepat dengan usianya yaitu meraih medali emas.

Asa tersebutlah yang mendorong Eko untuk tampil dan akan berupaya keras di Olimpiade Paris 2024 ini.

Hal itulah yang diungkapkan oleh Isti Eko Yuli, Masitah atau yang biasa disebut Ita yang sejatinya merasa pencapaian sejauh ini terbilang sudah cukup.

Dikutip dari Kompas.id sebelum keberangkatannya ke Paris tiga pekan lalu, Ita berharap Eko bisa mewujudkan mimpi dan menuntaskan rasa penasarannya.

"Cuma, Eko-nya yang masih (penasaran), aku sih cuma bisa doain, abis dua perak, dua perunggu, ya mudah-mudahan ada emasnya juga,” ucap Ita.

Target medali memang dicanangkan oleh Eko sendiri meski emas tetap menjadi prioritas tapi level olimpiade berbeda dari kompetisi regional lainnya.

Strategi yang sama seperti sebelumnya sudah disiapkan Eko di mana dia tidak boleh ada angkatan yang meleset sejak awal.

"Semua strateginya pasti sama, jangan sampai ada (angkatan) yang meleset," kata Eko menjelaskan.

"Karena ini Olimpiade, targetnya sudah cari medali."

"Ibarat tampil di SEA Games ya harus emas, bukan lagi perak, ini minimal medali, jangan sampai lewat," tuturnya menambahkan.

Perjuangan Eko untuk mewujudkan harapannya di angkat besi Olimpiade Paris 2024 dimulai pada Rabu (7/8/2024) bertempat di South Paris Arena, Prancis.

Eko pun di ambang sejarah jika nantinya dia berhasil mendapatkan medali apa pun di Olimpiade Paris 2024 ini.

Dia menjadi satu-satunya atlet angkat besi dalam sejarah yang bisa meraih lima medali Olimpiade.(*)


 
 
 
 
 

 

 
 
 
 

 

 
 
 
 
 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved