Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pekerjaan Terbaru Jeniaty Rike Ekawaty Eks Camat Rantepao, 'Saya Orangnya Tetap Bisa Survival'

Setelah berkonflik dengan Bupati Toraja Utara Yohanis Bassang, Jeniaty Rike kemudian mengajukan pengunduran diri.

Editor: Sudirman
Ist
Jeniaty Rike Ekawaty mundur dari Camat Rantepao, Toraja Utara. 

"Selain di kantor, juga turun lapangan, (porsi kerjanya seperti dulu). Di manapun itu, saya orangnya tetap bisa survival," ucapnya.

Ia juga menambahkan bahwa pentingnya peran penyuluh dan kegiatan penyuluhan bagi kemajuan suatu daerah.

"Mau itu penyuluh pertanian, kearsipan, atau apapun itu semua itu berguna bagi pembangunan daerah juga bagi masyarakat," tuturnya.

Kronologi Mundur Jabat Camat Rantepao

Jeniaty Rike Ekawaty memilih mengundurkan diri menjabat Camat Rantepao.

Pengunduran diri Jeniaty Rike Ekawaty telah disampaikan ke Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang.

Jeniaty Rike Ekawaty mengajukan pengunduran diri setelah dimarahi Bupati Toraja Utara, Yohannis Bassang.

Peristiwa itu terjadi saat apel gabungan di Lapangan Bakti, Rantepao, Senin (14/12/2023).

Camat perempuan itu bahkan diusir dari panggung upacara.

Rupanya peristiwa itu dipicu karena persoalan payung.

Hal itu diungkapkan salah satu Kepala Seksi di jajaran Pemkab Toraja Utara berinisial JG.

"Camat Rantepao tersinggung dengan perkataan Bupati Toraja Utara," ucapnya kepada Tribun Toraja, Kamis (14/12/2023) sore.

Ia menjabarkan bahwa di tengah-tengah apel gabungan, Bupati Toraja Utara meminta penjelasan tentang progres penjualan payung untuk Natal Pemkab Toraja Utara.

Sebelumnya memang ASN disarankan untuk membeli payung demi pendanaan perayaan Natal Pemda Toraja Utara. Payung tersebut dijual Rp 100 ribu per buah.

"Saat itu, Pak Bupati mempertanyakan sudah sampai mana progress penjualan payung tersebut," katanya.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved