Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Timor Leste

Timor Leste Berusaha Keras Jadi Negara Maju Usai Pisah dari Indonesia, Presiden Belajar di Vietnam

Pada pertemuan tersebut, Ketua MN Tran Thanh Man mengatakan potensi dan ranah kerja sama parlementer antara kedua negara masih sangat besar.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Ketua MN Vietnam, Tran Thanh Man (kanan) dan Presiden Timor Leste. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pemerintah Timor Leste kini berusaha keras untuk menjadi negara maju.

Apalagi Timor Leste dikenal sebagai negara miskin setelah pisah dari Indonesia 21 tahun silam.

Presiden Republik Demokratik Timor Leste (RDTL) Jose Ramos Horta temui Ketua Majelis Nasional (MN) Vietnam, Tran Thanh Man.

Presiden Timor Leste kunjungan kenegaraan di Vietnam dan disambut Tran Thanh Man.

Pertemuan Presiden Timor Leste dan Ketua MN Vietnam berlangsung pada Kamis, 1 Agustus 2024 sore di Kota Hanoi.

Pada pertemuan tersebut, Ketua MN Tran Thanh Man mengatakan potensi dan ranah kerja sama parlementer antara kedua negara masih sangat besar.

Dia menginginkan agar kerja sama antara dua parlemen akan menjadi pilar kerja sama yang penting pada waktu mendatang;

Dikutip dari VOVworld,  Tran Thanh Man meminta kepada parlemen dua negara supaya mendorong kerja sama, pertemuan, berbagi pengalaman antarkomisi spesialis dan para legislator.

Selain itu, berbagi pengalamam membuat undang-undang, terutama menginternalisasi undang-undang untuk menjamin penggelaran pelaksanaan dengan efektif semuan perjanjian dan komitmen internasional di mana kedua negara menjadi anggotanya serta membuat dan menyempurnakan payung hukum, menciptakan syarat yang kondusif kepada kedua negara untuk mendorong kerja sama.

Pada pihaknya, Presiden Timor Leste, Jose Ramos-Horta setuju dengan semua rekomendasi Ketua MN Tran Thanh Man tentang kerja sama antara kedua negara.

Keduanya ingin memperkuat hubungan kemitraan dengan Vietnam di bidang pertanian.

Presiden Timor Leste eminta Vietnam supaya berbagi pengalaman kepada Timor Leste di bidang-bidang unggulan. (*)

7 Negara pernah kaya kini miskin

Negara-negara yang dulunya kaya namun sekarang miskin mengalami perubahan ekonomi yang signifikan.

Berbagai faktor mengakibatkan perubahan tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh negara dengan perubahan Produk Domestik Bruto (PDB) yang menggambarkan pergeseran dari kemakmuran ke kemiskinan:

1. Haiti

Haiti adalah contoh negara yang dulunya relatif kaya di Amerika Tengah.

Namun, bencana alam, konflik politik, dan kurangnya stabilitas ekonomi telah menyebabkan penurunan signifikan dalam kondisi ekonomi negara ini.

PDB per kapita Haiti pada tahun 1990 sekitar USD1.355, sedangkan pada tahun 2019, angkanya turun menjadi sekitar USD819.

2. Republik Demokratik Timor-Leste

Republik Demokratik Timor-Leste (RDTL) adalah negara yang memperoleh kemerdekaannya dari Indonesia pada tahun 2002 setelah referendum.

Meskipun memiliki potensi sumber daya alam yang signifikan, termasuk minyak dan gas, negara ini masih menghadapi tantangan pembangunan ekonomi.

PDB per kapita RDTL pada tahun 2000 sekitar USD1.024, namun pada tahun 2019, angkanya turun menjadi sekitar USD1.011.

3. Venezuela

Venezuela adalah contoh yang signifikan.

Negara ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, terutama minyak, dan pada masa lalu, merupakan salah satu ekonomi terkaya di Amerika Latin.

Namun, faktor-faktor seperti kebijakan pemerintah yang buruk, korupsi, sanksi internasional, dan penurunan harga minyak global telah menyebabkan negara ini mengalami krisis ekonomi yang parah.

PDB per kapita Republik Kongo pada tahun 1990 sekitar USD3.457, tetapi pada tahun 2019, angkanya turun menjadi sekitar USD1.964.

6. Suriah

Suriah adalah negara di Timur Tengah yang mengalami perang saudara yang berkepanjangan sejak tahun 2011.

Konflik ini telah menyebabkan kerusakan infrastruktur yang parah, migrasi besar-besaran, dan penurunan ekonomi yang signifikan.

PDB per kapita Suriah pada tahun 2010 sekitar USD2.807, tetapi pada tahun 2019, angkanya turun menjadi sekitar USD1.043.

7. Libya

Libya adalah negara di Afrika Utara yang pada masa lalu dikenal sebagai salah satu produsen minyak terbesar di dunia.

Namun, setelah terjadinya revolusi pada tahun 2011 dan konflik internal yang berkepanjangan, perekonomian negara ini mengalami kemunduran yang signifikan.

Gangguan keamanan, penurunan produksi minyak, dan ketidakstabilan politik telah menyebabkan penurunan PDB dan kemiskinan yang meningkat di Libya.

Data PDB per kapita Libya pada tahun 1990 sekitar USD9.716, tetapi pada tahun 2019, angkanya turun menjadi sekitar USD5.300.

Libya adalah contoh lain negara yang dulunya kaya namun mengalami penurunan ekonomi yang signifikan dan perubahan ke kondisi yang lebih miskin.

Sumber data PDB yang disebutkan di atas berasal dari World Bank, lembaga internasional yang menyediakan data ekonomi global.

World Bank mengumpulkan dan menganalisis data ekonomi dari berbagai negara di seluruh dunia.

Faktor-faktor sosial, politik, dan lingkungan juga dapat berdampak signifikan terhadap perkembangan ekonomi suatu negara.

Sebagian artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com 

Sumber: Pos Kupang
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved