Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tolak Kuliah di ITB Karena Ingin Jadi Tentara, Nasibnya Jadi Orang Kepercayaan Presiden Jokowi

Sosok yang dimaksud yakni Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves).

Editor: Alfian
ist
Ilustrasi prajurit TNI dan ITB - Luhut Binsar Pandjaitan Menko Marves mengaku dirinya sempat diminta oleh ayahnya kuliah di ITB tapi memilih daftar Akmil. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kampus Institute Teknologi Bandung atau ITB merupakan salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia dan banyak dari putra-putri bangsa mendambakan bisa menempuh pendidikan di situ.

Anies Baswedan mantan Gubernur DKI Jakarta dan Calon Presiden di Pilpres 2024 bahkan mengakui jika dirinya minder dengan para lulusan ITB.

"Dulu kita di Yogyakarta itu bisanya cuman minder tak berani daftar ke ITB," ucap Anies dikutip dari salah satu tayangan video saat bersilaturahmi dengan alumni ITB.

Dengan berbagai prestasi dan prestisiusnya kuliah di ITB tapi rupanya ada sosok yang menolak kuliah di kampus pencetak para insinyur itu.

Sosok yang dimaksud yakni Luhut Binsar Pandjaitan yang saat ini menjabat Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves).

Baca juga: Luhut Pandjaitan Hingga Tito Karnavian Lewat! Lulus Akmil 1973 SBY Peraih Adhi Makayasa Tersukses

Luhut Binsar Pandjaitan peraih Adhi Makayasa 1970.
Luhut Binsar Pandjaitan peraih Adhi Makayasa 1970. (ISTIMEWA)

Orang kepercayaan Presiden Jokowi ini pun berbagi kisahnya, kala ia diperhadapkan harus kuliah di ITB atau mengejar cita-citanya jadi tentara.

Berikut kisah selengkapnya!

Luhut Binsar Pandjaitan mengaku sempat disuruh ayahnya untuk kuliah di ITB.

Namun, sang Menko Marve ini malah memilih menjadi tentara.

Hal itulah yang membuat sang ayah sempat tak merestui niatan Luhut menjadi tentara.

Dalam sebuah podcast, Luhut Pandjaitan pun menerangkan alasannya lebih memilih jadi tentara ketimbang masuk ITB.

Dikaetahui, Jenderal TNI (Hor) Purnawirawan Luhut Pandjaitan masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) bagian darat pada 1967.

Ia menempuh pendidikan hanya dalam rentang waktu 3 tahun saja.

Diakui Luhut, ayahnya menginginkan dia kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB). Sang ayah rupanya tidak suka jika putranya menjadi tentara.

Karena tak mau membuat ayahnya marah, Luhut Pandjaitan mengaku sempat mendaftar di ITB dan juga di Akmil.

Namun ternyata, dia kebuuru diterima di Akmil.

"Tapi saya ya mendaftar juga, tapi kebetulan diterima di Akmil lebih dulu," ungkap Luhut Pandjaitan, dikutip dari Youtube Agak Laen Official.

Putra pertama dari lima bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu ini mengaku masuk dunia militer adalah keinginan diri sendiri, tidak ada paksaan dari siapapun.

"Ya saya sendiri. Ayah saya tidak suka saya jadi tentara," imbuhnya.

Jadi Lulusan Terbaik Akmil 1970

Memiliki nama lengkap Jenderal TNI (HOR) (Purn.) Luhut Binsar Panjaitan, Menko Marves ini lahir di Simargala, Huta Namora, Silaen, Toba Samosir, Sumatra Utara, 28 September 1947.

Saat menempuh pendidikan militer ia dinobatkan sebagai lulusan terbaik Akmil 1970 dan meraih penghargaan Adhi Makayasa.

Sebelumnya Luhut juga menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia sejak 31 Desember 2014 hingga 2 September 2015.

Pada 12 Agustus 2015 ia ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan menggantikan Tedjo Edhy Purdijatno.

Dalam reshuffle Kabinet Kerja Jilid II pada tanggal 27 Juli 2016, dia diangkat menjadi Menteri Koordinator Kemaritiman menggantikan Rizal Ramli.

Pada tanggal 15 Agustus 2016, Presiden Joko Widodo mengambil langkah terkait polemik kepemilikan paspor Amerika Serikat (AS) Menteri ESDM Arcandra Tahar, sehingga Presiden Joko Widodo memberhentikan secara hormat Arcandra Tahar dari Menteri ESDM, dan menunjuk Luhut Binsar Pandjaitan yang juga menjadi Menko Maritim, untuk menjadi pejabat sementara (Plt) Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.

Sebelum masuk dalam Kabinet Kerja, Luhut Pandjaitan pernah menjabat sebagai Menteri Perindustrian dan Perdagangan Tahun 2000 – 2001 saat Abdurrahman Wahid menjabat sebagai Presiden RI 1999 – 2001.

Sebelum menjadi Menteri Perindustrian dan Perdagangan, ia menjabat Duta Besar Republik Indonesia untuk Singapura.

Keluarga

Putra Batak ini merupakan anak ke-1 dari 5 bersaudara pasangan Bonar Pandjaitan dan Siti Frida Naiborhu.

Luhut adalah Kakak dari Kartini Panjaitan.

Ia menikah dengan Devi Simatupang dan memiliki 4 anak, yaitu: Paulina, David, Paulus dan Kerri Pandjaitan.

Pendidikan

Untuk mengejar cita-cita, ia hijrah ke Bandung dan bersekolah di SMA Penabur.

Di sinilah ia kemudian menjadi salah satu pendiri Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia (KAPI) yang menghimpun pelajar dan mahasiswa menentang Orde Lama dan PKI.

Luhut Binsar Panjaitan adalah lulusan terbaik dari Akademi Militer Nasional angkatan tahun 1970.

Pada Tahun 1967, Luhut masuk Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI) bagian Darat dan 3 tahun kemudian meraih predikat sebagai Lulusan Terbaik pada tahun 1970, sehingga mendapatkan penghargaan Adhi Makayasa.

Karier militernya banyak dihabiskan di Kopassus TNI AD. Di kalangan militer dikenal sebagai Komandan pertama Detasemen 81.

Berbagai medan tempur dan jabatan penting telah disandangnya; Komandan Grup 3 Kopassus, Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif), hingga Komandan Pendidikan dan Latihan (Kodiklat) TNI Angkatan Darat.

Ketika menjadi perwira menengah, pengalamannya berlatih di unit-unit pasukan khusus terbaik dunia memberinya bekal untuk mendirikan sekaligus menjadi komandan pertama Detasemen 81 (sekarang Sat-81/Gultor) kesatuan baret merah Kopassus, menjadi salah satu pasukan khusus penanggulangan terorisme terbaik di dunia.

Pendidikan yang diikuti

Masters in Public Administration, George Washington University, Washington DC, Amerika Serikat.

National Defense University, Amerika Serikat.

Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), Penerima penghargaan Adhi Makayasa untuk lulusan terbaik AKABRI bagian Darat (1970).

Kursus Dasar Kecabangan Infanteri (SUSSARCABIF), Lulus Terbaik (1971).

Kursus Komando, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Sangkur Perak Komando (1971).

Kursus Lintas Udara, Lulusan Terbaik, Meraih Penghargaan Trophy Payung Emas (1971).

Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA I (1976).

Kursus Lanjutan Perwira/SUSLAPA II (1978).

Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

Sekolah Staf Dan Komando ABRI (SESKO ABRI)

Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS)

Pada Tahun 2001 Luhut Panjaitan mendirikan Politeknik Informatika Del di Desa Sitoluama, Toba Samosir.

Jabatan Militer

  • Komandan Peleton I/A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1971).
  • Komandan Peleton Batalyon Siliwangi Di Kalimantan Barat, Pada Operasi Pemberantasan Dan Penumpasan PGRS/Paraku (1972).
  • Komandan Kompi A Group 1 Para Komando, Kopassandha (1973).
  • Komandan Kompi A Pasukan Kontingen Garuda (KONGA VI) Wilayah Port Said, Port Fuad, Port Suez, Mesir (Desember 1973 – Oktober 1974).
  • Ajudan Pribadi Brigjen TNI Yogi S Memed (Komandan Brigade Selatan, Wilayah Terusan Suez) Kontingen Garuda (KONGA VI), Mesir (Desember 1973 – Oktober 1974).
  • Komandan Tim C Group 1 Para Komando Satuan Lintas Udara Pada Operasi Seroja, Kopassandha (1975).
  • Komandan Kompi Pasukan Pemburu Kopasshanda Pada Elemen Satgas Tempur Khusus, Pada Operasi Seroja (1976), Sekaligus
  • Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Kompi Terbaik Dalam Operasi Seroja.
  • Perwira Operasi Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat.
  • Perwira Operasi Pada Satuan Tugas/Satgas Intel Badan Intelijen Strategis (BAIS) ABRI.
  • Pendiri dan Komandan Pertama Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1981)
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Rajawali Pada Pusat Intelijen Strategis/Pusintelstrat, BAIS ABRI (1983)
  • Komandan Satuan Pengamanan Presiden RI/VVIP Pada KTT ASEAN Manila, Filipina (1984).
  • Pendiri dan Komandan Pertama Proyek Charlie/Proyek Intelijen Teknik (Proyek Yang Menjadi Creme De La Creme TNI) Pada Detasemen 81 Anti Teroris Kopassus (1985).
  • Pendiri Dan Komandan Pertama Sekolah Pertempuran Khusus (Sepursus) Detasemen-81/Anti-Terror Kopassus Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus) (1986).
  • Komandan Satgas Tempur Khusus Pasukan Pemburu Kopassus (Detasemen-86) Di Sektor Tengah Khusus (Osu, Frekueike, Laisorobai) Timor-Timur (1986). Meraih Prestasi Dan Predikat Sebagai Komandan Satgas Tempur Terbaik Di Timor-Timur.
  • Komandan Sekolah Pusdik Para Lintas Udara Pusshandalinud/Pada Pusat Pendidikan Pasukan Khusus/Pusdikpassus, Kopassus (1987).
  • Asisten Operasi (Asops) Kopassus (1989)
  • Komandan Group 3 Sandhi Yudha Kopassus, (1990)
  • Komandan Pusat Pendidikan Pasukan Khusus (Pusdikpassus), (1993)
  • Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun, Jawa Timur, Meraih Prestasi Sebagai Komandan Korem Terbaik Di Indonesia (1995)
  • Wakil Komandan Pusat Persenjataan Infanteri Komandan Pusat Kesenjataan Infanteri (Pussenif) TNI-AD (1996-1997)
  • Komandan Pendidikan dan Latihan TNI Angkatan Darat (Kodiklat TNI AD) (1997-1998).

Jabatan Pemerintahan

  • Duta Besar RI Berkuasa Penuh Untuk Singapura (1999 – 2000)
  • Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI pada Kabinet Persatuan Nasional (2000 – 2001)
  • Pangkat Jenderal TNI (1999)
  • Kepala Staf Kepresidenan RI (2014 – 2015)
  • Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Dan Keamanan RI (2015 – 2016)
  • Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (2016 – sekarang)
  •  
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved