Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sulsel 2024

MRR Sebut Wacana Kotak Kosong Sulit kecuali Bakal Calon Gubernur Menyerah sebelum Tanding

Isu kotak kosong jelang Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan atau Pilgub Sulsel 2024 makin ramai diperbincangkan. 

|
Editor: Muh Hasim Arfah
handover
Aktivis Politik, Muhammad Ramli Rahim memberikan gambaran soal wacana Kotak Kosong di Pilgub Sulsel 2024. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Isu Kotak Kosong jelang Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan atau Pilgub Sulsel 2024 makin ramai diperbincangkan. 

Padahal, masih ada waktu satu bulan sebelum KPU membuka pendaftaran.

Hal itu menyusul dengan masifnya gerakan petahana Andi Sudirman Sulaiman berpasangan Fatmawati Rusdi yang mengincar semua partai politik.

Kendati begitu, banyak pihak yang menilai bahwa wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel akan sulit terwujud lantaran dinamika politik di tataran elite masih sangat dinamis. 

Setiap partai masih bisa mengubah arah dukungan mereka bahkan sehari sebelum pendaftaran pasangan calon di KPU.

Aktivis Politik, Muhammad Ramli Rahim mengatakan, jangankan dalam hitungan bulan, bahkan dalam hitungan hari pun usungan parpol bisa berubah, bahkan bisa terjadi dalam hitungan jam. 

Baca juga: Megawati Segera Umumkan Calon Gubernur PDIP Koalisi Andi Sudirman atau Melawan  

Muhammad Ramli Rahim kotak kosong
Aktivis Politik, Muhammad Ramli Rahim memberikan gambaran soal wacana Kotak Kosong di Pilgub Sulsel 2024.

Ia mencontohkan, pada tahun 2010 silam misalnya, dirinya pernah diusung oleh parpol non parlemen di Maros, namun berubah hanya dalam 30 menit sebelum pendaftaran di KPU ditutup.

"Lebih parahnya lagi karena terjadi kekisruhan calon, yang menggantikan saya pun tak lolos dan dinyatakan gagal bertarung di Pilkada Maros 2010. Makanya mengapa isu kotak kosong ini begitu berhembus atau bisa dibaca dihembuskan jauh sebelum pendaftaran di KPU," tutur Ramli dalam keterangan rilisnya, Minggu, 28 Juli 2024.

Menurut MRR, akronim nama Muhammad Ramli Rahim, jika pun kemudian terwujud kotak kosong di Pilkada, itu pasti terjadi secara alamiah. 

Semua yang merasa pantas dan mau bertarung dalam kontestasi pastilah percaya bahwa dia mampu terjun ke lapangan dan bertarung dalam lintasan.

"Karena dalam dunia demokrasi saat ini, tak ada "Tumanurung" dan tak ada durian runtuh. Tak ada satupun kontestan yang "diam-diam baek" di rumah lalu diajak ikut pilkada. Jika pun pernah terjadi, mungkin hanya Anies Baswedan yang didatangi untuk dicalonkan 2007 silam," kata Jubir Anies Baswedan di Pilpres 2024 kemarin ini.

Lanjut dia, mereka yang percaya bahwa dirinya bisa masuk dalam kontestasi paling tidak telah pasang baligo, lobby kiri kanan dan tentu saja sudah menyiapkan "isi tas" yang menjadi bekal utama dalam pilkada.

"Pilkada pun sesungguhnya memiliki proses yang memungkinkan calon berkontestasi. Mereka yang tidak yakin dapat parpol atau lebih pede dengan dukungan masyarakat telah disiapkan jalur independen, mereka yang yakin dapat parpol juga disediakan jalur parpol, nah jika ternyata hanya ada satu calon, tetap bisa berlaga melawan kotak kosong," bebernya.

Maka dari itu, MRR menuturkan, tak ada istilah begal-begalan dalam proses mendapatkan usungan, jika tak percaya diri lewat parpol, bisa menggunakan jalur independen. 

Akan tetapi jangan terlalu percaya diri bisa dapat dukungan parpol karena penentuan parpol ada di tangan DPP.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved