Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jakarta 2024

PAN Temukan Strategi Dongkrak Elektabilitas Ridwan Kamil di Pilgub Jakarta, Lihat Capaian Ahok

Awalnya, Saleh menyebut sejak awal PAN mengusung Ridwan Kamil karena mampu bertanding secara kompetitif melawan Anies.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyebut Ridwan Kamil lebih kompetitif melawan Anies Baswedan di Pilkada Jakarta. 

Dalam waktu sebulan ini, bisa saja ada perubahan dan dinamika," tandas Saleh.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, Ridwan Kamil lebih kompetitif untuk melawan Anies Baswedan ketimbang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada Jakarta 2024.

Burhanuddin menyebut, hal tersebut meksipun berdasarkan hasil survei elektabilitas Ahok berada pada urutan kedua setelah Anies.

"Jadi, meskipun Ahok nomor dua di bawah Anies dalam semua simulasi dan di atas Ridwan Kamil, tetapi kalau melihat tren ini sepertinya Ridwan Kamil lebih kompetitif melawan Anies ketimbang Ahok," kata Burhanuddin saat memaparkan hasil survei secara daring, Kamis (25/7/2024).

Burhanuddin menjelaskan, dalam simulasi dua nama tanpa Ridwan Kamil, elektabilitas Anies bertambah dari 43 ke 52 persen, kemudian Ahok dari 32 ke 42 persen.

"Tetapi selisihnya masih lumayan 10 persen, tidak berbeda jauh ketika tiga nama ketika masih ada Ridwan Kamil," ujarnya.

Sementara, kata dia, jika head to head Anies versus Ridwan Kamil selisih suaranya tidak berbeda jauh ketika Anies versus Ahok.

Burhanuddin menilai, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) itu tidak memiliki daya tarik kuat untuk menarik pemilih Ridwan Kamil jika head to head dengan Anies.

Sementara, suara Ahok sebanyak 32 persen justru lari ke Ridwan Kamil jika asumsinya Anies vs Ridwan Kamil.

"Suara Ridwan awalnya 18 persen langsung melonjak 20 persen jadi 38,8 persen. Selisihnya dalam tiga nama antara Anies versus Ridwan Kamil itu puluhan persen, tetapi ketika dua nama selisihnya menipis jadi sekitar 11 persen," ucap Burhanuddin.

Burhanuddin berpendapat, hal tersebut lantaran Ahok tidak mampu menarik basis pemilih terutama muslim konservatif di Jakarta.

"Karena Ahok punya historical burden terkait dengan kejadian 2016-2017 dan itu yang membuat suara Ahok kayak semacam flat, tidak mampu menarik basis pemilih terutama muslim konservatif di Jakarta," imbuhnya.

Survei Indikator dilakukan selama periode 18-26 Juni 2024 dengan penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. 

Jumlah sampel survei ini sebanyak 800 orang dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel 800 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error) ± 3,5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

PSI

Halaman
123
Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved