Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PT Vale Tegaskan Eksplorasi Tak Ganggu Warga Loeha Raya, Ini Buktinya

Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir meminta PT Vale Indonesia untuk menghentikan eksplorasi di pegunungan Lumereo-Lengkona

|
Penulis: Muh. Sauki Maulana | Editor: Saldy Irawan
PT Vale
PT Vale menegaskan komitmen mendukung pencapaian target NZE tahun 2050 dengan fokus pada peningkatan pemakaian EBT dengan target jangka menengah pengurangan emisi karbon hingga 33 persen di 2030. 

TRIBUN-TIMUR.COM, LUWU TIMUR - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sulawesi Selatan, menggelar aksi langsung di depan Kantor PT Vale Indonesia Jl Somba Opu, Kota Makassar.

Aksi ini bertujuan untuk mengkampanyekan isu penyelamatan hutan hujan dan ruang hidup masyarakat di Loeha Raya yang saat ini terancam aktivitas pertambabangan nikel PT Vale Indonesia.

Kepala Departemen Eksternal WALHI Sulsel, Rahmat Kottir meminta PT Vale Indonesia untuk menghentikan eksplorasi di pegunungan Lumereo-Lengkona Kabupaten Luwu Timur.

Sebab, eksplorasi yang dilakukan di tanamalia mengancam penghidupan ribuan masyarakat yang terdiri dari petani, perempuan, dan buruh tani.

"Kami menghimbau kepada PT Vale Indonesia untuk segera menghentikan eksplorasi karena akan mengancam kehidupan petani, perempuan, dan buruh tani Loeha Raya. Dimana masyarakat Loeha Raya telah menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan merica," jelasnya, Kamis (25/7/2024).

Kata Rahmat Kottir, keberadaan PT Vale di Luwu Timur mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di pegunungan Lumereo-Lengkona Blok Tanamalia.

"Ekspansi tambang nikel jelas akan mengancam eksistensi hutan hujan dan biodiversitas yang ada di dalamnya. Olehnya itu kami mendesak pemerintah untuk segera mengeluarkan moratorium terkait izin pertambangan nikel PT Vale Indonesia," bebernya.

Merespon aksi itu, Head of Corporate Communications PT Vale Indonesia, Vanda Kusumaningrum angkat bicara.

Menurut Vanda, pihaknya menyadari akan adanya aksi yang digagas Walhi Sulsel, untuk menyuarakan hak asasi para warga Loeha Raya dan hutan lindung Tanamalia.

Di mana daerah tersebut, berjarak yak jauh dari lokasi camp-site PT Vale.
 
"Kami sangat bersimpati dengan masyarakat yang tinggal di sekitar hutan yang turut memanfaatkan sumber daya alam untuk mata pencaharian sehari-hari," bebernya, Kamis (25/7/2024).

Oleh karenanya, sambung Vanda, PT Vale pun mengakui akan keragaman Hutan Tanamalia yang kaya akan biodiversitas perlu dilindungi untuk generasi mendatang.

"Selain itu, perlu disampaikan bahwa rencana eksplorasi yang dilakukan saat ini berada di lokasi diluar lahan milik masyarakat. Atas kejadian ini, upaya PT Vale dalam melakukan perlindungan hutan sesuai Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) tidak dapat terlaksana," terangnya.

Dirinya menambahkan, saat ini dialog terbuka antara Vale dengan warga setempat yang terdampak terus diusakan berjalan.

"Transparansi merupakan nilai yang selalu kami gaungkan, dan komunikasi dua-arah selalu dijalin dengan para warga sekitar. Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak," tandas Vanda.

Karena Vands sadar, kolaborasi penting untuk direalisasikan sehingga tujuan bersama dapat dicapai.
 
"Kolaborasi sangatlah penting untuk direaliasikan, dan kami telah berkoordinasi secara aktif oleh para Kepala Desa di Loeha Raya, kecamatan dan kabupaten, serta stakeholders terkait," katanya.

"Pada akhirnya, tujuan utama yang perlu dicapai adalah yang dapat memberikan manfaat kepada semua pihak," tambahnya.

 

Laporan Jurnalis Tribun Timur Muh Sauki Maulana 

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved