Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kotak Kosong Pilgub Sulsel 2024

Wacana Kotak Kosong Pilgub Sulsel 2024 Menggema, Panglima Ta Ungkap Bisa Merusak

"Kalau itu merusak sistem demokrasi. Kita sangat tidak mengharapkan adanya kotak kosong di Pilgub Sulsel," tegas Panglima Ta', Selasa (23/7/2024).

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Panglima Ta usai jalani uji kelayakan dan kepatutan (UKK) PKS di Hotel Swiss Bell Panakkukang, Makassar, Senin (22/7/2024).   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Andi Muhammad Bau Sawa Mappanyukki alias Panglima Ta' merespons isu kotak kosong di Pilgub Sulsel 2024.

Panglima Ta' secara tegas menolak wacana kotak kosong pada Pilgub Sulsel 2024. 

Bakal Calon Gubernur Sulsel tersebut menyatakan bahwa wacana kandidat pasangan calon (paslon) versus kotak kosong sangat merusak dan mencederai sistem demokrasi.

"Kalau itu merusak sistem demokrasi. Kita sangat tidak mengharapkan adanya kotak kosong di Pilgub Sulsel," tegas Panglima Ta', Selasa (23/7/2024).

Ia menambahkan bahwa konsep kotak kosong versus kandidat ini memalukan bangsa dan negara.

Ia juga mengungkapkan bahwa wacana tersebut tidak masuk akal baginya.

"Ini akan sangat merusak sistem demokrasi jika benar-benar terjadi dan itu memalukan bangsa dan negara," ujarnya.

Olehnya, ia berharap agar masyarakat dan pihak terkait dapat menjaga integritas demokrasi.

Dengan memastikan adanya persaingan yang sehat dan adil dalam Pilgub Sulsel 2024.

Danny Pomanto dan IAS Ajak PKS Lawan Wacana Kotak Kosong di Pilgub Sulsel

Diberitakan sebelumnya, isu kotak kosong mencuat menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsel 2024.

Hal ini mendapat tanggapan tegas dari kalangan politisi hingga para bakal calon Gubernur Sulsel.

Mereka menyuarakan penolakannya terhadap wacana tersebut, menilai kotak kosong sebagai ancaman terhadap kualitas proses demokrasi.

Wacana kotak kosong dinilai sebagai langkah mundur yang dapat merugikan demokrasi.

Di antaranya, Danny Pomanto dan Ilham Arief Sirajuddin (IAS) menolak keras adanya wacana kotak kosong.

Olehnya, dua tokoh berlatar politisi dan kepala daerah ini mengajak Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk bersama-sama menolak wacana kotak kosong dalam Pilgub Sulsel 2024. 

Mereka menyampaikan pandangan ini setelah mengikuti serangkaian uji kelayakan dan kepatutan di PKS, Hotel Swiss Bell Panakkukang, Makassar, Senin (22/7/2024).

Ilham Arief Sirajuddin menyoroti isu kotak kosong sebagai bentuk pembodohan publik. 

Menurut mantan Wali Kota Makassar itu, masyarakat harus memahami bahwa kotak kosong dalam pemilihan calon kepala daerah adalah cerminan buruk bagi demokrasi.

"Isu kotak kosong ini sebenarnya merupakan pembodohan publik," ujar IAS.

"Masyarakat harus memahami bahwa menjadikan kotak kosong sebagai pilihan dalam kontestasi politik adalah bentuk pengabaian terhadap kualitas pemilihan," tambahnya.

Dalam pandangannya, IAS mengungkapkan tantangan yang dihadapinya dalam kontestasi Pilgub Sulsel 2024. 

"Saat ini saya sedang berjuang, meskipun dinamika politik di Sulsel tidak terlalu baik," tegasnya.

Isu kotak kosong, lanjutnya, yang muncul sebagai kecenderungan agenda politik, adalah langkah mundur yang tidak menguntungkan.

IAS mengingatkan bahwa pengalaman di sejumlah pemilihan kepala daerah memunculkan pasangan calon melawan kotak kosong,

Yang mana, masyarakat harus memilih karena tidak ada pilihan yang memadai, tidak memuaskan hati publik. 

"Kita memiliki pengalaman dari kotak kosong sebelumnya. Jika tidak ada alternatif yang jelas, masyarakat cenderung memilih kotak kosong. Ini harus menjadi pelajaran agar tidak terulang," tegas IAS.

Dia juga berharap PKS dapat menjadi bagian dari perjuangannya dalam Pilgub Sulsel

"Saya berharap PKS dapat bergabung dan mendukung perjuangan ini. Bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan dan menawarkan pilihan yang lebih baik bagi masyarakat," tutup IAS.

Sementara itu, Danny sempat menyatakan bahwa fenomena paslon versus kotak kosong bukanlah hal baru.

Sebab, kandidat lawan kotak kosong pernah terjadi di Pilwali Makassar 2018. 

Hasilnya, pemilihan kepala daerah itu harus diulang kembali lantaran pertarungan dimenangkan oleh kotak kosong. 

Menurutnya, kotak kosong sering menjadi tempat berkumpul bagi kekuatan-kekuatan yang tidak setuju dengan kondisi politik yang ada.

"Itu jadi hal yang misterius karena kotak kosong itu akan mengumpul semua kekuatan-kekuatan yang tentunya tidak setuju dengan kondisi-kondisi yang membuat Sulsel ini," kata Danny Pomanto.

Baginya, pengujian-pengujian yang pemimpin terbaik itu tidak melalui mekanisme yang biasanya dilihat oleh rakyat.

Danny melanjutkan, meskipun ada pandangan bahwa fenomena ini tidak sehat, itu adalah bagian dari mekanisme politik yang bisa terjadi. 

"Di (Pilwali) Makassar, bahkan kotak kosong pernah menang," kata Danny.

Mengenai upaya melawan kotak kosong, Danny menjelaskan bahwa tidak ada strategi khusus dari pihaknya untuk menghadapinya. 

Hanya saja, ini merupakan tantangan dan tanggung jawab semua pihak, baik parpol pengusung, calon pemimpin, maupun masyarakat.

Olehnya, isu kotak kosong menurut Danny Pomanto harus dipertimbangkan apakah Sulsel kekurangan sosok pemimpin.

"Tidak ada upaya khusus dari saya. Ini adalah tanggung jawab kita semua. Kita harus mempertimbangkan apakah Sulsel kekurangan pemimpin dan bagaimana kita bisa menguji kandidat jika kotak kosong menjadi pilihan," ujarnya.

PKS Sulsel Tolak Wacana Kotak Kosong

DPW Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sulawesi Selatan (Sulsel) tolak wacana kotak kosong di Pilgub Sulsel.

Saat ini muncul isu kotak kosong dalam Pilgub Sulsel setelah Andi Sudirman Sulaiman dan Fatmawati Rusdi kembali mendapatkan rekomendasi dari partai Demokrat.

Pasangan itu juga sudah dideklarasikan oleh DPW partai Nasdem yang saat ini mendapatkan 17 kursi di parlemen Sulsel.

Bahkan, dalam waktu dekat Partai Amanat Nasional (PAN) juga sudah menyiapkan SK pasangan calon tersebut.

Ketua DPW PKS Sulsel Amri Arsyid mengatakan, PKS selalu mengedepankan asas demokrasi terkhusus untuk Provinsi Sulsel.

"Jadi kami berjuang untuk tidak ada kotak kosong dan berjuang demi demokrasi," katanya saat ditemui di Swissbel Hotel Panakkukang, Kota Makassar, Senin (22/7/2024).

Mereka menginginkan adanya lawan dari pasangan yang diisukan maju secara tunggal dalam Pilgub Sulsel.

"Insyaallah mudah-mudahan paling tidak head to head," ungkapnya.

Adapun kata Amri, PKS akan memberikan rekomendasi kesalah satu figur yang saat ini mengikuti uji kelayakan.

"Kalau semua kandidat mengikuti prosedur kamu tidak akan memfilter apapun dan kami pasti akan mengusulkan yang terbaik," jelasnya.

Kotak Kosong

Isu Pemilihan Gubernur atau Pilgub Sulsel 2024 mengarah ke Kotak Kosong.

“Saat ini, Pilgub Sulsel mengarah dalam arena kotak kosong,” ujar salah satu elite partai ke Tribun, Jumat (19/7/2024).

Namun elite ini enggan mau berkomentar lebih soal siapa Calon Gubernur dan calon wakil gubernur Sulsel melawan kolom kosong.

Salah satu kode keras utama adalah tak ada partai yang mau mengeluarkan rekomendasi sebelum Partai Gerindra turun.

Partai Nasdem Sulsel yang sudah mengusul Andi Sudirman Sulaiman-Fatmawati Rusdi.

Namun, hingga saat ini, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Nasdem tak kunjung menurunkan rekomendasi dari mantan gubernur Sulsel berpasangan dengan mantan wakil wali kota makassar ini.

Tak hanya itu, Partai Golkar juga masih enggan mengeluarkan rekomendasi.

Padahal, ada empat kader yang diusulkan.

Mereka adalah Indah Putri Indriani, Adnan Purichta Ichsan YL dan Ilham Arief Sirajuddin.

Terbaru, Demokrat resmi usung paket Andi Sudirman-Fatmawati di Pilgub Sulsel.

Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut pasangan Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi sebagai pasangan ideal untuk Pemilihan Gubernur Sulawesi Selatan (Pilgub Sulsel) 2024.

Pernyataan ini disampaikan AHY saat menyerahkan surat rekomendasi kepada pasangan tersebut di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Jumat (19/7/2024) malam.

Andi Sudirman dan Fatmawati Rusdi hadir langsung untuk menerima surat rekomendasi tersebut.

Mereka didampingi oleh Ketua Demokrat Sulsel Ni'matullah, Sekretaris Haidar Madjid, Wakil Ketua Demokrat Sulsel Emil Salim P Kulle, Ketua Bappilu Andi Januar Jaury dan sejumlah kader lainnya.

Dalam kesempatan itu, AHY memuji rekam jejak Andi Sudirman sebagai eks Gubernur Sulsel.

Adik Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman itu dinilai telah menghadirkan berbagai kemajuan progresif bagi Sulawesi Selatan.

"Andi Sudirman telah memberikan berbagai kemajuan signifikan bagi Provinsi Sulsel," ujar AHY.

Tak hanya itu, AHY juga memuji sosok Fatmawati Rusdi sebagai seorang tokoh politisi perempuan yangberpengalaman.

"Didampingi oleh seorang tokoh politisi perempuan yang pernah menjadi wakil walikota Makassar, kemudian menjadi anggota DPR RI terpilih, kini Fatmawati Rusdi menjadi pasangan calon gubernur dan Wakil Gubernur Sulsel," tambahnya.

AHY pun meyakini Andi Sudirman-Fatmawati akan menjadi pasangan yang ideal

"Dan mudah-mudahan kita bisa menang dalam perjuangan ini. Saya hanya berharap Partai Demokrat dapat berperan dengan baik, baik dalam perjuangannya maupun nanti, insya Allah, jika menang dan terpilih. Demokrat juga bisa berkontribusi nyata dalam pemerintahan provinsi Sulsel," pungkas AHY.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved