Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kotak Kosong Pilgub Sulsel 2024

Danny Vs Andi Sudi Siap Bertarung di Pilgub Sulsel, IAS Buka-bukaan Soal Kotak Kosong

Danny menyampaikan, ia akan terus berusaha untuk tetap ikut dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Sulsel 2024. 

Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Danny Pomanto, Andi Sudirman dan Ilham Arief Sirajuddin 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bakal Calon Gubernur Sulsel Danny Pomanto menanggapi terkait isu kotak kosong. 

Danny menyampaikan, ia akan terus berusaha untuk tetap ikut dalam kontestasi Pemilihan Gubernur Sulsel 2024. 

Namun keputusan akhir tetap berada di tangan partai politik sebagai mesin menuju kontestasi. 

"Saya berusah untuk tetap ikut dalam pertandingan, tapi semua otorisasi itu ada pada pimpinan-pimpinan partai. Jadi secara kuasa saya tidak punya kuasa, tapi kalau dikatakan siap ya saya siap," tegas Danny

Baca juga: Danny Pomanto Pantang Mundur Meski Wacana Kotak Kosong Mencuat

Danny menyampaikan, besar harapannya untuk membawa perubahan dengan konsep yang jelas. 

Apalagi, dirinya punya pengalaman memimpin Kota Makassar dengan berbagai perubahan yang dilakukan. 

Proses demokrasi pada Pilgub Sulsel diharapkan menjadi produktif.

Terkait kotak kosong, bagi Danny sah-sah saja asalkan prosesnya berada di jalan yang benar. 

"Kita berharap proses demokrasi ini menjadi yang produktif. Misalnya, soal kotak kosong itu sah-sah saja tapi dalam proses yang benar," ujarnya. 

"Misalnya, ada sebuah figur yang dicintai sama masyarakat dan mepunyai survei 80 persen dan tidak ada yang berani lawan dia, terjadilah kotak kosong, itu betul-betul kotak kosong yang demokratis. Bukan hal-lain lain, hanya itu peluang kotak kosong yang memberikan peluang bagi demokrasi," sambung Danny. 

Danny tidak mau berspekulasi lebih awal terkait kondisi yang terjadi di Sulsel. 

Namun menurutnya, kotak kosong yang benar adalah betul-betul berangkat dari keinginan masyarakat yang kuat terhadap satu sosok tertentu. 

"Saya tidak mau nilai, biar masyarakat yang nilai, tapi kalau saya menilai kotak kosong yang benar adalah ada sosok figur yang kuat dicintai masyarakat dan tidak ada yang berani bertarung, bukan mematikan saingan," tegasnya. 

Danny menambahkan, hingga hari ini upaya untuk mencukupkan syarat dukungan parpol terus dilakukan. 

Ia optimistis bisa melenggang sebagai bakal calon gubernur untuk menjadi penantang figur lainnya. 

"Saya yakin insyaallah cukup. Kami sangat bangga bisa diusung partai-partai yang berkuasa," harapnya. 

Strategi atau modal yang ditawarkan kepada partai politik ialah konsep membangun Sulsel. 

Seperti yang dilakukan baru-baru ini saat menjalani tajapan fit and proper test di PKS. 

"Tentunya 1 konsepnya, saya ke PKS sampaikan konsep saya, mudah mudahan inysyaallah mereka tertarik. Karena yang saya bisa jual cuman konsep, saya tidak punya apa-apa selain itu, yang saya punya cuman pengalaman, yang saya jual integritas saya, taro ada taro gau, apa yang saya ucapkan itu yang saya lakukan," ujarnya.

Sementara itu, kandidat Andi Sudirman baru saja mendapatkan rekomendasi Partai Gerindra untuk bertarung di Pilgub Sulsel 2024

Andi Sudirman dipaketkan dengan Fatmawati Rusdi yang merupakan politisi Nasdem. 

Kotak Kosong

Ilham Arief Sirajuddin menyoroti isu kotak kosong sebagai bentuk pembodohan publik. 

Menurut mantan Wali Kota Makassar itu, masyarakat harus memahami bahwa kotak kosong dalam pemilihan calon kepala daerah adalah cerminan buruk bagi demokrasi.

"Isu kotak kosong ini sebenarnya merupakan pembodohan publik," ujar IAS.

"Masyarakat harus memahami bahwa menjadikan kotak kosong sebagai pilihan dalam kontestasi politik adalah bentuk pengabaian terhadap kualitas pemilihan," tambahnya.

Dalam pandangannya, IAS mengungkapkan tantangan yang dihadapinya dalam kontestasi Pilgub Sulsel 2024

"Saat ini saya sedang berjuang, meskipun dinamika politik di Sulsel tidak terlalu baik," tegasnya.

Isu kotak kosong, lanjutnya, yang muncul sebagai kecenderungan agenda politik, adalah langkah mundur yang tidak menguntungkan.

IAS mengingatkan bahwa pengalaman di sejumlah pemilihan kepala daerah memunculkan pasangan calon melawan kotak kosong,

Yang mana, masyarakat harus memilih karena tidak ada pilihan yang memadai, tidak memuaskan hati publik. 

"Kita memiliki pengalaman dari kotak kosong sebelumnya. Jika tidak ada alternatif yang jelas, masyarakat cenderung memilih kotak kosong. Ini harus menjadi pelajaran agar tidak terulang," tegas IAS.

Dia juga berharap PKS dapat menjadi bagian dari perjuangannya dalam Pilgub Sulsel. 

"Saya berharap PKS dapat bergabung dan mendukung perjuangan ini. Bersama-sama, kita bisa menghadapi tantangan dan menawarkan pilihan yang lebih baik bagi masyarakat," tutup IAS.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved