Adu Taktik Bernardo Tavares dan Bojan Hodak di Laga PSM Makassar Vs Persib Bandung

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar memulai perjuangan di Piala Presiden 2024 melawan Persib Bandung.

Duel big match ini tentunya menjadi perhatian.

Bakal  jadi adu taktik antara Bernardo Tavares di kubu PSM Makassar dan Bojan Hodak di Persib.

Bernardo Tavares dan Bojan Hodak ini dikenal piawai dalam meracik strategi. 

Kedua pelatih berkepala plontos ini punya filosofi permainan hampir sama. 

Bermain efisien, efektif dan tidak terlalu menguasai bola. 

Bernardo Tavares bersama PSM Makassar bertahan dengan medium block dan low block. 

Lebih banyak menunggu di tengah dan melakukan press agresif ketika lawan masuk ke area pertahanan. 

Dengan taktik tersebut, PSM Makassar tidak banyak menguasai bola. 

Setelah memotong bola lawan, mereka langsung melancarkan serangan balik cepat dengan bermain direct, long pass ke depan.

Kombinasi pertahanan agresif dan terorganisir ditambah serangan balik cepat menjadi senjata Pasukan Ramang. 

Sedangkan Bojan Hodak bersama Persib bertahan dengan kombinasi medium press dan high press yang relatif compact antar lininya. 

Ketika menyerang, Maung Bandung relatif cair.

Situasi transisi serangan balik dan crossing jadi andalan Persib untuk menciptakan peluang.

Namun, menarik dinanti apakah Bernardo Tavares dan Bojan Hodak bakal mencoba ramuan taktik baru di Piala Presiden.

Apalagi, keduanya memiliki sejumlah pemain anyar untuk dimanfaatkan tenaganya.

Stadion Si Jalak Harupat, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (19/7/2024) pukul 16.30 Wita akan menjadi saksi.

Pengamat Sepak Bola, Toni Ho menilai kedua pelatih akan memanfaatkan Piala Presiden menyempurnakan strategi sebelum Liga 1 2024/2025 bergulir.

"Ini cuma pramusim. Saya rasa setiap pelatih menjadikan turnamen pramusim sasaran batu loncatan saja," katanya saat dihubungi melalui telepon, Rabu (17/7/2024).

Pelatih berlisensi AFC Pro ini menyebut,  Bernardo Tavares dan Bojan Hodak juga mengevaluasi hasil  latihan selama ini.

Tentu tak akan memaksakan anak asuhnya bermain mati-matian. Sebab, kondisi fisik belum di top performa.

Jika dipaksakan justru akan merugikan nantinya. Risiko cedera sangat besar.

"Fisik pemain belum di top performa. Kelemahan ini  bisa menimbulkan cedera jika dipaksakan," ujarnya.

Menurut Toni Ho, Piala Presiden juga jadi kesempatan pelatih melihat performa rekrutan anyar.

Apakah pemain baru tersebut mampu beradaptasi cepat dengan rekan setimnya.

Termasuk, mencari sebelas susunan terbaik dalam mengarungi kompetisi sesungguhnya, Liga 1.

"Setiap pertandingan jadi bahan evaluasi. Di situ dilihat pemain pantas masuk line up atau tidak," tutur eks Pelatih Persipura Jayapura ini. (*)