Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jateng 2024

Sosok dan Rekam Jejak Joko Suranto Calon 'Kuda Hitam' di Pilgub Jateng, Dijuluki Pahlawan Kebaikan

Nama Joko Suranto muncul sebagai calon potensial, saat kondisi perpolitikan jelang Pilkada Jateng memanas.

Editor: Ansar
TribunJateng
Crazy Rich Grobogan Joko Suranto berpose setelah mengunjungi kantor Tribun Jateng, belum lama ini. 

"Hal yang kita bisa konkretkan hari ini yaitu tadi kami bersepakat untuk di Kota Semarang, itu akan didukung kader yang namanya Dico Ganinduto," kata Airlangga seusai pertemuan di kantor DPP Partai Golkar, Kamis.

"Mas Dico ini sudah didukung oleh Mas Kaesang. Jadi Golkar dan PSI sepakat untuk mendorong Mas Dico maju di Kota Semarang," tandas Airlangga.

Saat Dico mundur, sosok Joko Suranto pun muncul.

Pengamat Politik Citra Institute sekaligus Dekan FISIP Universitas Pamulang, Yusak Farchan mengatakan, meski popularitas dan elektabilitas Joko Suranto belum setinggi beberapa kandidat lainnya, peluangnya untuk menang masih terbuka lebar.

"Joko Suranto bisa menjadi kuda hitam dalam Pilgub Jateng jika dia mampu memompa elektabilitas dan popularitasnya hingga masa pendaftaran calon pada 27 Agustus mendatang," ujar Yusak Farchan melalui sambungan telepon, 10 Juli 2024.

Peta Politik yang Dinamis

Menurut Yusak, peta politik empat bulan ke depan akan sangat dinamis. Meskipun saat ini ada calon dengan elektabilitas tertinggi, itu tidak menjamin kemenangan di pemilihan.

Simulasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur perlu diperhatikan. Setelah penetapan pasangan calon, perubahan peta politik sangat mungkin terjadi.

"Swing voter dan undecided voter masih tinggi, menunjukkan bahwa tingkat kemantapan pilihan pemilih belum sepenuhnya firm dan masih bisa berubah secara signifikan," kata Yusak.

Hal ini membuat semua kandidat, termasuk Joko Suranto, memiliki peluang yang sama untuk memenangkan pemilihan.

Popularitas: Tantangan dan Peluang

Menariknya, survei LSI menunjukkan bahwa Gus Yasin yang dikenal sebagai figur populer ternyata belum mencapai tingkat pengenalan 80 persen.

"Artinya, masih banyak masyarakat yang belum mengenalnya, memberikan ruang bagi kandidat lain seperti Joko Suranto untuk meningkatkan popularitas," tambah Yusak.

Yusak Farchan menegaskan bahwa popularitas adalah variabel penting dalam pemilihan.

Mengingat luasnya wilayah Jawa Tengah, para kandidat harus memanfaatkan berbagai media untuk mempercepat peningkatan popularitas, termasuk media sosial dan baliho.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved