Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Akmil 2024

Ayah Ungkap Kerja Keras I Made Aditya Wahyu, dari Peternak Babi Raih Adhi Makayasa Akmil 2024

I Made Sumerta mengungkapkan kerja keras dan proses belajar putranya, I Made Aditya Wahyu Palguna, sejak kecil

Editor: Ari Maryadi
TNI
I Made Aditya Wahyu Palguna peraih penghargaan Adhi Makayasa Akmil 2024. 

Sejak SD, ia selalu kerap meraih ranking 1, sementara di SMP dan SMA, ia selalu masuk peringkat lima besar.

Meskipun tergolong siswa berprestasi, Pak Koplo mengatakan, Aditya bukanlah kutu buku.

Aditya tumbuh seperti anak-anak banjar pada umumnya.

"Setelah pulang sekolah ngurus ternak lagi. Setelah itu bebas, biasanya nongkrong bersama teman-temannya atau bermain sepak bola. Kami orangtua tidak pernah menekan. Semuanya berjalan begitu saja, seperti sudah kesadaran," ujar Pak Koplo.

Meskipun menjadi lulusan terbaik Akmil 2024, langkah Aditya masuk ke dunia militer tidaklah mulus.

Mulai dari tidak lolos masuk SMA Taruna Nusantara hingga pernah diarahkan orangtuanya untuk masuk ke Fakultas Kedokteran.

Namun karena telah memiliki cita-cita menjadi tentara sejak di bangku SMP, Aditya tak pernah patah semangat.

Di dalam kesuksesannya saat ini, juga ada peran mendiang sang kakek, alm I Wayan Jedog.

Sebelum meninggal pada 14 April 2024, mendiang lah yang membuatkan restok atau alat olahraga fisik untuk Aditya, di samping memberikan dukungan moral.

Hal ini pula yang membuat keluarga ini bersedih.

Sebab mendiang yang begitu semangatnya mendukung cucunya menjadi bagian dari militer, justru tidak ikut mendampingi cucunya saat menerima penghargaan sebagai lulusan Akmil terbaik 2024.

Pak Koplo didampingi istrinya, Ni Luh Sumiantari menceritakan, sebelum masuk ke SMAN 1 Sukawati, Aditya pernah mendaftar ke SMA Taruna Nusantara.

Menariknya, saat akan tes pendaftaran, sempat terjadi insiden yang membuat Aditya emosional. Yakni saat itu, Aditya diantar oleh ibunya untuk tes di Denpasar.

Namun di tengah perjalanan, mobil yang dikemudikan ibunya tiba-tiba mogok.

"Saat mogok, Aditya panik, emosional. Akhirnya saya carilah taksi, mobil saya tinggal. Lalu ikut tes, tapi tidak lolos, akhirnya masuk ke SMAN 1 Sukawati," ujar Ni Luh Sumiantari.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved