Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Jakarta 2024

Kaesang Sebut Ridwan Kamil Bosan dan Singgung Anies Baswedan Saat Ditanya Soal Pilgub Jakarta 2024

Anies Baswedan, Kaesang Pangarep dan Ridwan Kamil semakin gencar disebut namanya sebagai figur kuat di Pilgub Jakarta 2024.

Editor: Alfian
ist
Anies Baswedan, Kaesang Pangarep, Ridwan Kamil di pusaran Pilgub Jakarta 2024. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Untuk kesekian kalinya Kaesang Pangarep menyinggung nama Anies Baswedan dan Ridwan Kamil kala dirinya dimintai pendapat terkait Pilgub Jakarta 2024.

Sekedar diketahui, Kaesang yang juga Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini mulai bergerilnya menemui petinggi partai menyambut Pilkada 2024 serentak.

Sebelumnya, putra Presiden Jokowi itu santer dikabarkan bakal ikut bertarung di Pilgub Jakarta 2024.

Tak hanya di Jakarta, nama Kaesang juga mencuat sebagai figur potensial untuk Pilgub Jateng 2024.

Lantas bagaimana respon Kaesang Pangarep terkait Pilgub Jakarta 2024?

Hingga saat ini, Kaesang masih belum memutuskan apakah akan maju di daerah khusus tersebut.

Putra bungsu Presiden Jokowi itu mengatakan saat ini dirinya masih memiliki waktu 49 hari lagi sebelum pendaftaran Pilkada Jakarta dibuka oleh KPU.

Baca juga: 6 Survei Terbaru Pilgub Jakarta 2024 : Anies-Kaesang Potensi Duet, Ridwan Kamil Terpental!

Namun jika melihat survei, elektabilitas Anies masih menduduki peringkat teratas di Jakarta.

"Jadi mengenai DKI, masih banyak waktu sebenarnya masih 49 hari lagi dan kalau kita lihat di survei Pak Anies sekarang yang paling tinggi," kata Kaesang usai pertemuan dengan Ketum Golkar Airlangga Hartarto di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Kamis (11/7/2024). 

Baca juga: Satu Jam Bicara Empat Mata, Airlangga Belum Putuskan Dorong Kaesang ke Pilkada Jakarta atau Jateng

Ia pun meyakini Golkar juga memiliki jagoannya untuk bisa dimajukan di Pilkada Jakarta. Di antaranya, nama Eks Gubernur Jawa Barat yang juga Waketum Golkar, Ridwan Kamil.

"Saya rasa Golkar juga punya jagoan Pak Ketum. Ada Pak RK, mungkin kalau Pak RK sudah bosan di Jabar mungkin bisa mencari tantangan baru ya di DKI Jakarta," ungkapnya.

Namun begitu, Kaesang memahami bahwasanya kontestasi Pilkada Jakarta masih dinamis hingga penutupan pendaftaran KPU.

"Balik lagi ini kan politik sangat dinamis khususnya di Jakarta jadi kita tunggu saja sampai nanti akhir pendaftaran di 29 Agustus," pungkasnya.

Paket Anies - Kaesang Mencuat

Beberapa waktu lalu Kaesang Pangarep menyebut dirinya hanya ingin maju di Pilgub Jakarta 2024 jika berpasangan dengan Anies Baswedan.

Dan pernyataan ini menurut sejumlah pihak bisa saja menjadi kenyataan, melihat dinamika politik yang terjadi baru-baru ini di Pilgub Jakarta 2024.

Bahkan bisa saja ada plot twist dimana Anies Baswedan bakal didukung Partai Koalisi Prabowo Subianto saat berpasangan dengan Kaesang Pangarep.

Lantas bagaimana nasib PKS, PKB dan PDIP yang saat ini disebut condong akan mengusung Anies melawan kubu Prabowo dan Jokowi di Pilgub Jakarta 2024 ?

Kans Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) mendukung Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta, menurut Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro, termasuk kecil.

Berbeda dengan kemungkinan Kaesang dipasangkan dengan Anies Baswedan.

Agung menyebut, peluangnya terbuka dan bakal diusahakan oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Meskipun Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah secara sepihak mempaketkan Anies dengan Sohibul Iman.

Apalagi, jika Partai Golkar akhirnya menugaskan Ridwan Kamil untuk maju pada Pilkada Jawa Barat (Jabar).

Padahal, Wakil Ketua Umum Golkar itu adalah kandidat terkuat yang bisa diusung KIM untuk menandingi elektabilitas, popularitas hingga pengalaman Anies Baswedan.

“Kalau misalkan Ridwan Kamil maju di Jabar, otomatis KIM akan mencari nama dan ini enggak mudah ya mencari nama yang sepadan mengalahkan Anies di tengah waktu yang semakin terbatas. Serta, masa kampanye hanya tiga bulan,” kata Agung dalam program Obrolan Newsroom bersama Kompas.com pada 9 Juli 2024.

Dalam situasi tersebut, Agung mengatakan, nama Kaesang mencuat diusung sebagai calon wakil gubernur (cawagub).

Sebab, Gerindra dinilai belum memiliki kandidat yang mungkin diusung, demikian juga Demokrat.

"Nah mau enggak mau, Kaesang ini bisa sebagaimana Gibran sebagai wakilnya Prabowo waktu itu. Kali ini, wakilnya siapa Kaesang ini? Kalau Ridwan Kamil tidak maju maka yang paling realitis wakilnya Anies. Sebab, yang mungkin menang Anies sementara berdasarkan hasil survei. Kan enggak mungkin KIM mendorong nama untuk kalah,” ujarnya.

Agung menyebut, potensi duet Anies-Kaesang bisa dimungkinkan karena duet Anies-Sohibul Iman belum bisa memastikan tiket untuk maju Pilkada Jakarta.

Mengingat, jumlah kursi DPRD PKS dan Perindo belum memenuhi syarat pengusungan meski sudah digabungkan.

Namun, menurut dia, tidak akan mudah merealisasikan duet Anies-Kaesang pada Pilkada Jakarta.

Sebab, koalisi yang mungkin mendukung Anies terdiri dari partai yang berseberangan dengan KIM pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 dan juga ada yang bersebrangan dengan pemerintah.

“Untuk konteks pilkada Jakarta ini, saya kira semuanya masih cair ya karena masih ada menjelang masa pendaftaran pada 27 agustus 2024, sehingga siapa pun punya potensi menjadi wakilnya Anies, termasuk Kaesang,” katanya.

KIM bisa saja pecah

Selain faktor duet Anies-Sohibul Iman yang dinilai belum pasti, Agung mengatakan, pecahnya KIM bisa menjadi peluang Anies-Kaesang maju pada Pilkada Jakarta 2024.

Menurut dia, KIM berpotensi pecah apabila tidak lagi satu visi pada Pilkada Jakarta.

Sebab, koalisi yang terdiri dari Partai Gerindra, Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), Demokrat, dan PSI itu terbentuk dalam rangka Pilpres 2024.

“Kalau misalkan tanpa PDI-P, PKB dengan siapa nanti merajut koalisi antara anies dan Kaesang itu masih sangat mungkin ya. Variabel PDI-P dihilangkan di sana, tetapi masuk partai-partai lain di KIM yang memang tidak sejalan dengan narasi yang dibawa sehingga KIM ini pecah menjadi dua,” ujar Agung.

Dia menyebut, di Banten saat ini mulai terjadi, yakni Golkar dan Gerindra sepertinya akan berhadapan.

Pasalnya, Gerindra tidak menginginkan Ketua DPD Gerindra Banten Adra Soni menjadi calon wakil gubernur dari kader Golkar Airin Rachmi Diany.

"KIM itu kan nalar pilpres, bukan nalar pilkada. Pilkada punya kearifan politik sendiri, punya kekhasannya dan jangan dipaksa karena kalau dipaksa nanti yang dirugikan partai-partai itu sendiri. Setiap partai punya kepentingan elektoral yang berbeda-beda,” kata Agung.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved