Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

TNI POLRI

Hebatnya Alumni SMA Taruna Nusantara, Jajaran Jenderal Bintang 2 di TNI/Polri, 3 Ajudan Jokowi

SMA Taruna Nusantara terbukti banyak menghasilkan perwira di tubuh TNI/Polri.

Editor: Muh Hasim Arfah
dok tribun timur
Alumni SMA Taruna Nusantara menduduki jabatan strategis di tubuh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia (TNI/Polri). 

TRIBUN-TIMUR.COM- SMA Taruna Nusantara terbukti banyak menghasilkan perwira. 

Salah satu yang viral belakangan adalah putra dari mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo, Tribrata Putra Sambo

Ternyata, ada banyak taruna berhasil menjadi seorang perwira. 

Mereka saat ini menduduki jabatan strategis di tubuh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik Indonesia (TNI/Polri). 

Merek adalah sebagai berikut:

Rudy Saladin

Mayor Jenderal TNI Rudy Saladin MA lahir 17 September 1975 adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang saat ini menjabat Sekretaris Militer Presiden.

Rudy, peraih Adhi Makayasa dan Tri Sakti Wiratama Akademi Militer (1997) ini tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting. 

Presiden Joko Widodo (tengah) mengangkat ajudan dari perwira asal Makassar, Kolonel Inf Rudy Saladin (kiri). Berikut profil Kolonel Inf Rudy Saladin.
Presiden Joko Widodo (tengah) mengangkat ajudan dari perwira asal Makassar, Kolonel Inf Rudy Saladin (kiri). Berikut profil Kolonel Inf Rudy Saladin. (YouTube Kompas TV)

Dia adalah mantan Ajudan Presiden RI Joko Widodo. 

Dia kemudian menjabat Komandan Korem 074/Warastratama , sempat menjabat sebagai Danrem 061/Surya Kencana, Staf Khusus Kasad dan terakhir menjabat sebagai Sekretaris Militer Presiden.

Achiruddin Darojat

Mayor Jenderal TNI Achiruddin Darojat SE MHan lahir 15 November 1975 adalah seorang perwira tinggi TNI-AD yang sejak 29 November 2023 mengemban amanat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden.

Achiruddin, merupakan lulusan Akademi Militer tahun 1997 ini dari kecabangan Infanteri (Kopassus). 

Jabatan terakhir jenderal bintang dua ini adalah Wakil Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus.

Mohammad Nurdin

Marsekal Muda TNI Mohammad Nurdin lahir 19 November 1974 adalah seorang Perwira Tinggi TNI Angkatan Udara lulusan Akademi Angkatan Udara (AAU) TNI tahun 1996 yang saat ini menjabat Panglima Komando Operasi Udara I.

Nurdin tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting. 

Dia adalah mantan Ajudan Presiden RI Joko Widodo. 

Dia kemudian menjabat sebagai Danlanud Sulaiman, Pangkosekhanudnas III/Medan, Dankosek I Koopsud I, Danlanud Roesmin Nurjadin dan terakhir sebagai Pangkoopsud I.

Ia merupakan orang ke 9 dari 100 orang penerbang tempur di Skadron Udara 14 yang bisa mencapai 2000 jam terbang dengan pesawat tempur F-5 Tiger II.


Barito Mulyo Ratmono

Irjen Jenderal Polisi Dr. Barito Mulyo Ratmono lahir di Jakarta, 18 November 1974.

Saat ini Barito Mulyo Ratmono menjabat Wakil Gubernur Sekolah Tinggi Intelijen Negara.

Badan Intelijen Negara Republik Indonesia sebuah Lembaga super yang langsung berada di bawah Presiden RI.

Barito Mulyo Ratmono Ia alumni SMA Taruna Nusantara Magelang (Angkatan I).

Barito Mulyo alumni Akpol 1996 bataliyon Wira Satya.

Ia juga lulus S3 Universitas Gadjah Mada  2013, lulus dengan predikat cum laude.

 

Jhonny Edison Isir

Irjen Pol Jhonny Edison Isir SIK MTCP lahir 7 Juni 1975 adalah seorang perwira tinggi Polri yang sejak 7 Desember 2023 mengemban amanat sebagai Kepala Kepolisian Daerah Papua Barat.

Jhonny tercatat pernah menduduki sejumlah jabatan penting. 

Dia adalah Ajudan Presiden RI Joko Widodo.

Inspektur Jenderal Polisi Jhonny Edison Isir Kapolda Termuda Indonesia saat ini
Inspektur Jenderal Polisi Jhonny Edison Isir Kapolda Termuda Indonesia saat ini (Humas Polda Papua Barat)

Ia kemudian menjabat Irbidjemensdm II Itwil V Itwasum Polri, Analis Kebijakan Madya Bidang Binkar SSDM Polri, Kapolrestabes Medan, Kapolrestabes Surabaya, Wakapolda Sulut, Karojianstra Sops Polri, dan terakhir sebagai Kapolda Papua Barat. 

Selain itu, ia merupakan putra daerah Papua Barat Daya yang berasal dari Ayamaru, Maybrat.

Profil SMA Taruna Nusantara

Ide pembuatan sekolah ini dicetuskan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan (MENHANKAM PANGAB) saat itu, Jenderal TNI L.B. Moerdani pada tanggal 20 Mei 1985 di Pendopo Agung Taman Siswa Yogyakarta. Jenderal TNI L.B.

Moerdani mempunyai visi untuk membangun sekolah yang mendidik manusia-manusia terbaik dari seluruh Indonesia dan menghasilkan lulusan yang dapat melanjutkan cita-cita para Proklamator.

Untuk merealisasikan ide ini, maka dibuatlah MoU / nota kesepahaman antara ABRI dan Taman Siswa. Perguruan Taman Siswa dipilih karena merupakan organisasi kependidikan pertama di Indonesia.

Dalam nota kesepahaman itu disepakati untuk membuat suatu lembaga bernama Lembaga Perguruan Taman Taruna Nusantara (LPTTN).

Dengan Akta Notaris KOESBIONO SARMANHADI, S.H., M.H. Nomor : 116/Pdr/P/Not/1990/PN. Jaksel. Tanggal 24-02-1990, Nomor 21 Akta Notaris WENDA TAURUSITA AMIDJAJA, S.H. Nomor : C-204.Ht.03.05-TH.2004. Tanggal 23-07-2004 Lembaga ini merupakan kristalisasi dari visi Jenderal TNI L.B. Moerdani yang selanjutnya mengawasi proses pelaksanaan sekolah ini.

Dalam perjalanannya, SMA Taruna Nusantara akhirnya bisa berdiri.

Diresmikan oleh Pangab (Panglima Angkatan Bersenjata) saat itu, Jenderal Try Sutrisno pada 14 Juli 1990.

Kampus itu menempati lahan seluas 18.5 hektar dan terdiri dari komplek akademis, asrama siswa, dan komplek perumahan pamong dan guru, di atas tanah milik Akademi Militer, yang berlokasi tidak jauh dari Akademi Militer.

Selama 6 tahun pertama, Taruna Nusantara hanya menerima laki-laki sebagai siswanya dengan jumlah sekitar 245 orang.

Namun mulai tahun 1996, LPTTN membuat kebijaksanaan baru dengan menerima angkatan putri pertama sebanyak 70 orang.

Untuk mengakomodasi perubahan ini, area sekolah inipun diperluas menjadi 23 hektar.

Untuk menarik pemuda-pemudi terbaik dari seluruh strata sosial, LPTTN menawarkan beasiswa penuh kepada pelajar yang diterima dengan dukungan dana dari TNI yang mempunyai latar belakang politik dan keuangan yang kuat.

Para Tenaga Pengajar (pamong) juga mendapat gaji yang di atas rata-rata serta fasillitas lainnya.

Namun, setelah krisis ekonomi dan perubahan politik di tahun 1997, LPTTN mengalami kesulitan keuangan sehingga pada tahun 2001 menghentikan kebijakan beasiswa penuh ini.

Sekarang, pelajar terpilih yang mempunyai kesulitan keuangan tetap mendapatkan beasiswa yang diberikan baik oleh individual, perusahaan, maupun pemerintah daerah.

Walaupun sekolah ini sering disebut sebagai sekolah semi-militer, kurikulum yang digunakan tidak 100 persen dari militer.

SMA TN memakai sistem Kurikulum yang dibuat oleh Depdiknas sehingga bisa dibilang SMA TN sama dengan SMA lainnya.

Tetapi, ada beberapa perbedaan yang cukup mencolok seperti kesatuan dari seluruh elemen pendidikan dan sistem yang khas yang dilaksana kan dalam kehidupan sehari-hari serta kegiatan sekolah pada umumnya.

Bertolak belakang dengan kepercayaan umum, lulusan sekolah ini tidak punya kewajiban untuk memilih militer sebagai kelanjutan pendidikannya.

Bahkan, sebagian besar lulusan SMA TN melanjutkan pendidikannya di sekolah non-militer, walaupun bisa dikatakan kalau yang memilih militer sebagai kelanjutan studinya jauh lebih besar dari SMA lain pada umumnya.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved