Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Film Solata

Dibintangi Rendy Kjaernett, Film Solata Syuting di Toraja dan Palopo

Film Solata dibintangi artis kenamaan Rendy Kjaernett sebagai pemeran utama, ada personel JKT-48, dan ada penyiar Radio Jakarta.

Penulis: M Yaumil | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/M YAUMIL
Producer dan Sutradara Film Solata Ichwan Persada bersama pemeran saat berkunjung ke Kantor Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Rabu (3/7/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Film Solata akan syuting di Kabupaten Toraja dan Kota Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel) pada 22 Juli 2024.

Tiga lokasi itu dipilih karena sesuai dengan cerita yang mengangkat kebudayaan lokal Toraja.

Background film soal pendidikan, drama keluarga, kebudayaan.

Ide cerita mengisahkan seorang guru dari Jakarta yang mengajar di kampung terpencil di Kecamatan Bonggakaradeng, Tana Toraja.

Film Solata dibintangi artis kenamaan Rendy Kjaernett sebagai pemeran utama, ada personel JKT-48, dan ada penyiar Radio Jakarta.

Kemudian ada enam anak asli Sulsel yang nantinya berperan sebagai murid dari Rendy.

Lanjut, Film Solata juga memakai artis Makassar dan Toraja.

Produser dan Sutradara Film Ichwan Persada mengatakan bahwa dari hasil casting ada 18 anak yang lolos.

Belasan anak ini akan diambil enam yang terbaik untuk mendapatkan peran di film Solata.

Ichwan melihat respon masyarakat cukup besar dengan film ini.

Apalagi filmnya mengangkat nilai budaya masyarakat Toraja.

Sehingga anak yang diambil pastinya mempunyai basic dengan usia anak 8-12 tahun.

"Kita ada peran enam orang anak, tidak mungkin anak Jakarta kita ambil, harus asli Toraja, Alhamdulillah responnya luar biasa," katanya saat berkunjung di Tribun Timur, Jl Cendrawasih, Kota Makassar, Rabu (3/7/2024).

"Kita casting di Makale, kita ketemu 18 anak, mulai 15 Juli besok sudah masuk workshop, nanti kita pilih enam orang terbaik," jelasnya.

Ini menjadi salah satu film Ichwan yang melalui proses cukup panjang.

Riset film sejak Desember 2022. 

Saat itu Ichawan sudah cek lokasi ke pedalaman Toraja tersebut.

Skenario cerita juga sudah disiapkan dengan memberikan beberapa tambahan pelengkap.

"Ini salah satu film saya yang paling panjang persiapannya, kita sudah riset Desember 2022. Waktu itu jalannya belum kayak sekarang," ujarnya.

Film akan syuting selama 12 hari.

Saat casting pemeran lokal, tidak banyak kesulitan.

Bahkan dia kaget karena anak-anak yang casting sudah terbiasa dengan kamera.

Sehingga waktu 12 hari direncanakan sudah bisa merampungkan keseluruhan film.

Budget yang terbatas juga salah satu alasannya.

Dia bilang dalam sehari syuting menghabiskan budget sekira Rp100 juta.

Maka tak kurang Rp1,2 miliar untuk 12 hari syuting film Solata.

"Syutingnya cuma 12 hari. Produksi film nasional satu kali syuting Rp100 juta. Jadi beda memang. Produksi kita tidak besar budget kita di bawah Rp2 miliar cuma memang persiapan kita lebih panjang," tuturnya.

Ichwan membocorkan pemeran lokal adalah juara dangdut akademi asal Sulsel.

Ada juga aktor dari Makassar yang belum ingin dipublikasikan sosoknya.

Tapi alur cerita lebih kepada enam anak di pedalaman Toraja.

Drama terjadi antara sang guru Rendy dan enam anak ini.

Enam anak itu punya kemiripan nama dengan presiden dan mantan presiden Indonesia.

Ada niat tersembunyi dari sang sutradara memberikan nama tersebut.

"Cerita filmnya tentang ada pemuda Jakarta dia punya program di Kecamatan Bonggakaradeng," tuturnya.

"Dia kesana ada program pendidikan, ada sekolahnya, tapi gurunya tidak ada yang bertahan di sana. Nah nama muridnya ini kebetulan nama depannya itu mirip presiden, jadi kita bikin begitu," tambahnya.

Lebih jauh arti kata Solata adalah bagian dari kita.

Ketika seseorang sudah dianggap bagian dari suatu komunitas tertentu.

Makna hubungan menjadi lebih erat dan dekat.

Untuk menggambarkan hal itu, Ichwan mengambil pribahasa orang Toraja.

Yaitu mata hitam tidak bisa dipisahkan dengan mata putih.

Artinya sangat dalam yang melambangkan suatu ikatan erat, itulah solata.

"Solata itu maknanya sesama kita bukan sekampung. Ketika kamu sudah dianggap bagian dari kita berarti sudah solata. Jadi kita melihat dari sisi yang lebih dalam," katanya.(*)

Laporan Kontributor Tribun-Timur.com, M Yaumil

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved