Sumbang 28 Kg Emas Untuk Lidah Api Tugu Monas, Inilah Sosok Teuku Markam yang Tak Banyak Orang Tahu
Lahir dari keluarga bangsawan, Teuku Markam dibesarkan dengan nilai-nilai patriotisme dan semangat untuk memajukan bangsanya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Masyarakat pasti tahu, lidah api yang ada di puncak tugu Monas Jakarta dilapisi emas asli.
Namun, tahukah kalian jika emas yang melapisi tugu Monas ini merupakan sumbangan seseorang.
Yah, dialah Teuku Markam sosok yang diketahui menyumbangkan emas 27 kg untuk lidah api tugu Monas Jakarta.
Di balik kemegahan emas tugu Monas, terselip kisah inspiratif dan tragis seorang pengusaha kaya raya bernama Teuku Markam, sang penyumbang emas Monas.
Teuku Markam lahir di Panton Labu, Aceh, pada 12 Maret 1924.
Lahir dari keluarga bangsawan, Teuku Markam dibesarkan dengan nilai-nilai patriotisme dan semangat untuk memajukan bangsanya.
Sejak muda, ia menunjukkan jiwa wirausaha yang mumpuni, membangun bisnis perkebunan karet yang sukses.
Kekayaan yang diraihnya tak lantas membuatnya lupa daratan. Teuku Markam selalu tergerak untuk berkontribusi bagi kemajuan Indonesia, terutama setelah kemerdekaan.
Ketika Presiden Soekarno menggagas pembangunan Monas pada tahun 1955, Teuku Markam tanpa ragu menyatakan dukungannya. Ia terinspirasi oleh visi Soekarno untuk membangun monumen kebangsaan yang megah, sebagai simbol persatuan dan semangat rakyat Indonesia.
Saat itu, pembangunan Monas membutuhkan dana yang besar, dan banyak pihak yang ragu akan kelanjutannya.

Teuku Markam, dengan jiwa patriotisme yang membara, memutuskan untuk mengambil langkah berani. Pada tahun 1960, ia mendonasikan 28 kilogram emas untuk melapisi lidah api di puncak Monas.
Sumbangannya ini merupakan kontribusi terbesar, setara dengan 75 persen dari total emas yang digunakan.
Kedermawanan Teuku Markam tidak berhenti sampai di situ. Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan politik, selalu mendukung program-program pemerintah untuk memajukan bangsa. Ia dikenal sebagai sosok yang dermawan, rendah hati, dan selalu mengedepankan kepentingan rakyat.
Namun, nasib Teuku Markam tak selalu mujur. Pada masa Orde Baru, ia mengalami berbagai rintangan dan tekanan politik. Bisnisnya dihancurkan, hartanya dirampas, dan ia pun ditahan tanpa melalui proses hukum yang adil.
Meskipun dihadapkan dengan berbagai cobaan, Teuku Markam tidak pernah goyah dalam pendiriannya. Ia tetap teguh pada keyakinannya dan cintanya kepada bangsa Indonesia. Semangatnya yang pantang menyerah menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Persija Jakarta Belum Pasti Datangkan Mario Balotelli, Eks PSG dan Bayern Munchen Jadi Pesaing |
![]() |
---|
Pasar Stem Cell Potensi Tembus Rp100.000 Triliun, BPOM Perketat Aturan |
![]() |
---|
Daftar Lima Klub Super League Paling Banyak Pakai Pemain Brasil, Termasuk PSM Makassar dan Persib |
![]() |
---|
Persija Jakarta Dirumorkan Incar Mario Balotelli eks Inter Milan, Harga Pasaran Setara Pemain Liga 1 |
![]() |
---|
Idrus Marham: Jangan Nodai Kesakralan 17 Agustus dengan Simbol Asing |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.