Unhas
Sosok Dokter Nur Amelia Bachtiar, Raih Gelar Doktor Radiologi Unhas di Usia 34 Tahun
Dokter Nur Amelia Bachtiar promosi gelar Doktor bidang Ilmu Kedokteran di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Sulawesi Selatan di usia 34 tahun.
Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Sukmawati Ibrahim
Adapun yang bertindak sebagai Penguji eksternal adalah Prof Muhammad Basri Jafar dari UNM dan Penguji internal adalah Prof Noer Jihad Saleh, Herawaty, dan Prasuri Kuswarini.
Dalam pemaparannya gadis kelahiran Panincong Soppeng pada 9 Oktober 1996 tersebut mempertahankan disertasinya di hadapan para penguji dengan sangat meyakinkan.
Ia dengan tegas mengatakan bahwa fenomena bullying (perundungan) memberikan dampak negatif yang signifikan terhadap kesejahteraan dan perkembangan anak dan remaja.
Khususnya siswa baru di suatu sekolah, menyebabkan prestasi siswa menurun, rasa percaya diri berkurang, bahkan terkadang ada pikiran untuk bunuh diri karena merasa tidak mendapat penerimaan yang baik di sekolah.
Selain itu, bullying juga memberikan dampak negatif terhadap lingkungan sekolah, sehingga menimbulkan suasana yang tidak aman dan tidak kondusif dalam pembelajaran.
Aktivitas bullying di sekolah dapat memberikan dampak negatif terhadap kesehatan mental dan fisik korban bullying.
Seperti diketahui, saat ini perilaku bullying marak terjadi terutama di kalangan anak sekolah dasar, hingga jenjang pendidikan tinggi.
Bullying dikatakan sebagai suatu bentuk kekerasan yang dilakukan oleh teman sebaya atau senior terhadap seseorang atau orang yang lebih lemah untuk mendapatkan keuntungan atau kepuasan bagi dirinya sendiri.
Perilaku perundungan yang sering terjadi pada era ini bersifat verbal, misalnya saling mengolok-olok, saling mengolok-olok dengan nama buruk, bahkan perundungan fisik dengan cara memukul dan menyiksa orang lain.
Yang lebih parah lagi maraknya perundungan sosial, yaitu dengan mengarahkan orang lain untuk menjauhi seseorang atau merusak citra orang lain.
Ini merupakan hal dalam melakukan perundungan terhadap korban yang dianggap lemah atau tidak mempunyai kekuasaan.
Peneliti menghasilkan sebuah model penanganan bullying yang dapat dijadikan referensi untuk menghindari bullying yang marak terjadi di kalangan remaja khususnya di lingkungan sekolah.
Di lingkungan sekolah, siswa baru seringkali menjadi korban perundungan yang dilakukan oleh siswa lama.
Oleh karena itu dari penelitian yang menggunakan dua buah novel yang berbeda negara namun dengan topik yang sama yaitu tentang bullying yang terjadi di sekolah dan korban dari bullying ini adalah siswa baru.
Peneliti merancang model yang disebut model ELSA (Sebuah model untuk mencegah perundungan), yang terdiri dari makna (Empathetyc) empati, (Lovely) menyenangkan, (safe) aman, dan (Acceptable) dapat diterima.
Teliti Islam Berkemajuan dalam Praktik Sosial Muhammadiyah, Dosen Unismuh Raih Gelar Doktor di Unhas |
![]() |
---|
Antisipasi Krisis Air Bersih: Sinergi Pemerintah dan Masyarakat Harga Mati |
![]() |
---|
Pembentukan BEM Unhas Dibahas Tengah Malam |
![]() |
---|
Daftar Nama Rektor Unhas dari Masa ke Masa, Kampus Merah Kini Cari Pemimpin Baru |
![]() |
---|
Sosok Prof Elly Sjattar Dekan Baru Fakultas Keperawatan Unhas, Alumni UI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.