Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tanri Abeng Wafat

Cerita Tanri Abeng Gemetar Saat Dipanggil Soeharto Kala Gerakan Reformasi Memanas

Soeharto sempat merombak kabinetnya dengan mengangkat Tanri Abeng seorang profesional Kelahiran Selayar, Sulawesi Selatan sebagai Menteri BUMN.

Editor: Alfian
ist
Tanri Abeng saat berbicara dengan Soeharto. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Diangkat menjadi Menteri Pendayagunaan BUMN pada masa-masa akhir pemerintahan Orde Baru, Tanri Abeng punya cerita dibaliknya.

Tahun 1998 dimana gelombang reformasi sudah berada di titik puncaknya, Presiden Soeharto masih mencoba untuk terus memperbaiki sejumlah persoalan.

Sebelum lengser, Soeharto sempat merombak kabinetnya dengan mengangkat Tanri Abeng seorang profesional Kelahiran Selayar, Sulawesi Selatan sebagai Menteri Pendayagunaan BUMN.

Tugas utama Tanri Abeng dari Soeharto kala itu yakni merapikan kembali kinerja BUMN yang dianggap semakin merugikan keuangan negara alih-alih memberikan keuntungan.

Tanri Abeng pun bercerita jika dirinya tak tahu menahu, bahwa panggilan Soeharto yang ini bertemu empat mata untuk pertama kalinya ini adalah untuk tawaran menjabat Menteri BUMN.

"Saya sudah ditunjuk jadi anggota dewan penata pemantapan ketahanan itu tiba-tiba dua minggu kemudian saya mendapat undangan melalui Sekretaris Negara bahwa presiden Soeharto mau ketemu dengan saya," ucap Tanri Abeng dikutip dari wawancaranya di channel youtube BUMNTrack TV.

Tanri Abeng berkisah, bahwa sebagai Direktur Utama ia tidak pernah sekalipun berbicara langsung dengan Soeharto.

Olehnya, saat mendapat undangan bertemu Tanri Abeng mengaku gemetar.

"Pak Harto is the Strongest leader in ASEAN, Tanri Abeng dipanggil menghadap ke bidang Graha apa Saya tidak gemetar, gemetar saya," ungkapnya.

Untuk memastikan undangan tersebut benar, Tanri Abeng langsung menghubungi Moerdiono selaku Sekretaris Negara.

"Saya telepon pak Moerdiono waktu itu Pak Moerdiono dekat sekali dengan Pak Harto saat itu Pak moerdiono Sekretaris Negara,"

"Saya bilang Pak Pur ini saya diminta Pak Harto untuk datang di Bina Graha dia bilang Iya saya tahu saya aturkan itu," katanya.

Melalui sambungan telepon itu juga Tanri Abeng meminta saran kepada Moerdiono bagaimana bersikap yang benar saat berbicara dengan Soeharto.

"Jadi saya bilang bagaimana cara saya harus berperilaku di depan seorang yang sangat berpengaruh yang karismatik seperti Soeharto."

"Pak Pur cuma mengatakan begini aja Pak Harto itu orangnya sangat-sangat menyenangkan ya gitu ya sangat present menyenangkan jadi bicara apa adanya saja kalau ditanya sampaikan pandangan anda, cuma satu hal kalau dia sudah katakan Silahkan minum teh minumlah teh karena itu isyarat sudah berakhirlah pertemuan dengan anda dan Pak Harto."

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved