Kondisi Terminal Malengkeri Makassar Kian Memprihatinkan, Hari Kedua Lebaran Iduladha 2024 Sepi
Terminal Malengkeri Makassar diketahui melayani rute tujuan pemudik ke sektor selatan.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Hari kedua pasca Iduladha 2024, suasana di Terminal Malengkeri, Jl Mallengkeri Raya, Mangasa, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, terlihat sepi, Selasa (18/6/2024) siang.
Terminal Malengkeri Makassar diketahui melayani rute tujuan pemudik ke sektor selatan.
Mencakup beberapa kabupaten utama seperti Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai, hingga Kepulauan Selayar.
Hal ini belum menunjukkan peningkatan jumlah arus balik pemudik yang kembali ke Makassar dan sekitarnya.
Seorang sopir rute Makassar-Jeneponto, Liwang, mengaku sejak pagi belum mendapatkan calon penumpang satu pun.
"Jangankan hari biasa, suasana perayaan Iduladha seperti ini pun masih sepi. Sebelum Covid-19, kondisinya seperti ini," ujar Liwang saat berbincang dengan Tribun-Timur.
Dia menambahkan bahwa sepinya terminal Malengkeri sudah berlangsung bertahun-tahun.
Meskipun kondisi terminal lenggang, pihak pengelola tetap siaga dengan pelayanan terbaik jika ada lonjakan arus balik pemudik dalam beberapa hari mendatang.
Berdasarkan pantauan Tribun-Timur di lapangan sekitar pukul 13.00 WITA, hanya tampak beberapa penumpang yang menunggu di sekitar terminal untuk melakukan perjalanan.
Sejumlah bus terlihat terparkir di terminal, dan puluhan mobil Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) menunggu calon penumpang.
Aktivitas naik turun penumpang belum begitu terlihat, menandakan bahwa arus balik pemudik masih rendah.
Adapun hanya ada sejumlah sopir dan petugas pengelola terminal yang berjaga di area terminal.
Sementara terdapat puluhan mobil tampak menunggu di luar kawasan terminal.
Para sopir angkutan umum tersebut terlihat mangkal di pinggir jalan.
Mereka menunggu dan menawarkan jasa angkutan kepada masyarakat yang hendak mudik ke sejumlah wilayah selatan.
Para sopir ini menggunakan mobil dengan kendaraan pelat hitam, yang seharusnya digunakan untuk kendaraan pribadi.
Namun digunakan sebagai angkutan umum.
Liwang lantas mengeluhkan keberadaan terminal bayangan ini.
Menurut Liwang, beberapa faktor yang menyebabkan maraknya terminal bayangan ini.
Pertama adalah alasan tak mau masuk ke terminal resmi karena dikenakan biaya.
Mangkal di luar terminal dianggap lebih mengurangi biaya operasional daripada mangkal di dalam terminal resmi.
Hal ini membuat sopir angkutan umum memilih untuk beroperasi di pinggir jalan daripada masuk ke terminal.
"Kedua, calon penumpang cenderung lebih banyak menunggu jemputan di rumah masing-masing, ketimbang ke terminal," ujarnya.
Liwang menambahkan, rata-rata para supir sekarang kebanyakan tak lagi memasuki area terminal.
"Beda dulu sopir banyak menunggu di terminal, sekarang para sopir banyak menjemput masing-masing calon penumpangnya tampa masuk terminal," tambahnya.
Kepala BHP Makassar Raih Penghargaan Bergengsi di Hari Pengayoman Ke-80 karena 20 Tahun Mengabdi |
![]() |
---|
Update Harga Emas Kota Makassar Hari Ini Sabtu 23 Agustus 2025 |
![]() |
---|
Warga Polongbangkeng Kembali Bentrok dengan Aparat Terkait Aktivitas PTPN I Regional 8 |
![]() |
---|
Muswil PKS 'Dipercepat', Seribu Bendera Dipajang 2.5 Km di Pettarani |
![]() |
---|
PSM Makassar Jamu Persebaya, Bernardo Tavares Minta Suporter Ramaikan Stadion BJ Habibie |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.