Profil Faida Ketua Perindo Jatim Dipecat Hary Tanoe Jelang Pilkada, Bupati Jember 2016 Usungan PDIP
Pemberhentian mantan Bupati Jember berdarkan Surat Keputusan (SK) nomor: 1239-SK/DPP-Partai
TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok dan perjalanan karier Faida Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Perindo Jawa Timur yang dipecat Ketua DPP, Hary Tanoesoedibjo.
Pemecatan Faida dilakukan Hary Tanoesoedibjo jelang pemilihan kepala daerah.
Faida merupakan mantan Bupati Jember periode 2016-2021.
Pemberhentian mantan Bupati Jember berdarkan Surat Keputusan (SK) nomor: 1239-SK/DPP-Partai Perindo/VI/2024 yang diterbitkan sejak 3 Juni 2024.
Pada Surat tersebut, DPP mengangkat Armaya sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPW Perindo Jatim untuk menggantikan posisi Direktur Rumah Sakit Bina Sehat Jember itu.
"Saya sudah minta ijin untuk fokus pilkada Jember," ujarnya melalui pesan singkat Whatsapp, Kamis (13/6/2024).
Menurutnya, DPP dalam surat itu telah menunjukkan pelaksana tugas (plt) sebagi nahkoda baru DPW Perindo Jatim, untuk mengantikan jabatannya. "Dan sudah ditunjuk plt," kata Faida singkat.
Sebatas informasi, Hary Tanoesoedibjo mengangkat Faida sebagai Ketua DPW Partai Perindo Jawa Timur pada 27 September 2023 silam menjelang Pemilu 2024.
Belum genap setahun menahkodai DPW Perindo Jatim, Faida pun sudah diberhentikan oleh Hary Tanoesoedibjo.
Faida pernah dimakzulkan
Saat menjabat Bupati Jember, Faida dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui sidang paripurna Hak Menyatakan Pendapat (HMP), Rabu (22/7/2020).
Tujuh fraksi di DPRD Jember telah sepakat memakzulkan Faida, yang merupakan bupati perempuan pertama di Jember itu.
Menurut Juru Bicara Fraksi Partai Nasdem Hamim, Bupati Jember dinilai telah melanggar sumpah janji jabatan dan melakukan pelanggaran serius terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.
"Kebijakan bupati mengubah Perbup KSOTK (Kedudukan, Susunan Organisasi Tata Kerja) tanpa mengindahkan ketentuan yang ada telah menyebabkan Jember tidak mendapatkan kuota CPNS dan P3K Tahun 2019," kata Hamim dikutip dari Kompas.com, Kamis (23/7/2020).
Berikut profil dan perjalanan karier Bupati Jember Faida.
Faida lahir di Malang pada 19 September 1968.
Mengutip laman resmi Komnas HAM, sebelum menjabat sebagai Bupati Jember, Faida memulai kariernya di bidang medis pada salah satu rumah sakit di Banyuwangi sebagai staf bidang pelayanan medis.
Dalam laman itu disebutkan juga bahwa Faida mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap isu-isu hak asasi manusia.
Tahun 2009 menjadi tahun yang berat untuk keluarga Faida.
Pada tahun itu, sang ayah, dr Musytahar Umar Thalib meninggal dunia.
Berselang sebulan, kakak pertamanya dr Asyhar, juga berpulang.
Sebelumnya, adik laki-laki Faida, Mumtaz, meninggal dunia menjelang prosesi wisuda sebagai dokter muda.
Sepeninggal ayah, kakak, dan adiknya, Faida harus memikul tugas dan tanggung jawab yang cukup besar.
Kala itu, dia juga menjabat sebagai direktur di dua rumah sakit sekaligus, direktur lembaga pendidikan perawat, dan mengelola tiga lembaga pendidikan di Jember dan Banyuwangi.
Pada 2016, Faida memutuskan untuk terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai Bupati Jember.
Faida menggandeng KH A Muqit Arief dan diusung oleh tiga partai, yakni PDI-P, Nasdem, dan PAN.
Keduanya memenangkan kontestasi dan menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Jember periode 2016 hingga 2021.
Dalam perjalanan kariernya, Faida pernah mendapatkan sejumlah penghargaan, salah satunya Tokoh Nasional Berdedikasi untuk Kesehatan.
Tak hanya bidang kesehatan, Faida juga dianggap peduli pada isu-isu yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
Pada tahun 2018, ia membangun kesepakatan dengan masyarakat setempat untuk menolak operasional tambang emas di Blok Silo.
Faida juga berjanji memenuhi tuntutan warga untuk segera menerbitkan peraturan daerah bebas tambang bagi Kabupaten Jember.
Terkait fokusnya pada pemenuhan hak asasi manusia di Kabupaten Jember, Faida menjadi satu-satunya Bupati dari Indonesia yang diundang pada forum PBB.
Pada forum itu, ia membahas "Sustainable Development Goals" (SGD’s) yang diselenggarakan pada Juni 2019.
Sebelum dimakzulkan oleh DPRD Jember, Faida memutuskan kembali maju pada Pilkada 2020 melalui jalur independen.
Ia mendaftarkan ke KPU Jember bersama calon Wakil Bupati Jember, Dwi Arya Nugraha Oktavianto, Minggu (23/2/2020).
Dia menjelaskan, alasan maju dari jalur independen karena belum ada partai politik yang mengusungnya.
Faida juga mengklaim bahwa dirinya telah mendapat dukungan sebanyak 246.133 dari warga yang menyerahkan fotocopy KTP elektronik.
PDIP Bela Edy Rahmayadi
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Sumatera Utara membela pernyataan Edy Rahmayadi perihal siap melawan menantu presiden dan jika boleh melawan menantu malaikat.
Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya menilai pernyataan Edy adalah hal yang biasa.
Sebut Aswan karakter Edy memang dikenal lugas, tegas dan blak-blakan.
"Pernyataan-pernyataan Pak Edy yang lugas tegas dan blak-blakan merupakan hal biasa dan sering kita dengar karena itulah karakter Pak Edy," kata Aswan kepada tribun, Kamis (13/6/2024).
"Menurut kami (PDIP) sih biasa saja," lanjut Aswan.
Aswan menyebut, pernyataan Edy tersebut merupakan sinyal dalam menghadapi pemilihan Gubernur Sumatera Utara.
Sebagai Gubernur petahana, pernyataan Edy sebut Aswan menunjukkan kesiapan mengikuti kontestasi Pilkada serentak.
"Walau demikian ada pesan politik yang dapat kita tangkap bahwa Pak Edy menunjukkan kesiapannya untuk ikut kontestasi Pilgusu," kata Aswan.
Edy dan Bobby adalah dua calon Gubernur yang berpeluang bersaing dalam merebut kursi Gubernur Sumut.
Edy secara resmi telah mendaftarkan ke 8 parpol. Namun sejauh ini hanya Hanura yang memberikan surat tugas sebagai calon Gubernur Sumatera Utara.
Sementara itu, Bobby yang saat ini menjabat Walikota Medan telah mendapatkan tiga surat tugas calon Gubernur Sumut dari Gerindra, PAN dan Demokrat.
(Tribun-timur.com/TribunMedan/Kompas.com)
| Danny Pomanto: Hubungan dengan Ridwan Wittiri Tetap Cair Meski Daftar Calon Ketua PDIP Sulsel |
|
|---|
| Sosok Guntur Romli PDIP Tolak Keras Soeharto Digelari Pahlawan Nasional, Klaim Aktivis 98 Terancam |
|
|---|
| Sosok Kapolda Tersingkat Sepanjang Sejarah Indonesia, Hanya 4 Hari |
|
|---|
| Trend Kursi DPRD Sulsel Menurun, Senior PDI Perjuangan Serukan Evaluasi Total |
|
|---|
| Menkeu Purbaya Setuju Bangun Ponpes Al Khoziny Jatim, Cak Imin Penentu |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.