Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UIM

UIM Cetak 393 Lulusan Baru, Wisuda Bertepatan Milad ke-58

Rektor UIM Al Gazali Prof Muammar Bakry mengatakan wisuda kali ini terasa sangat spesial karena menjadi rangkaian milad ke-58.

Penulis: Renaldi Cahyadi | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/RENALDI CAHYADI
Suasana Wisuda UIM Makassar di Hotel Dalton Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Kelurahan PAI, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Rabu (12/6/2024). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Islam Makassar (UIM) Al Gazali mewisuda 393 mahasiswa.

Wisuda di Hotel Dalton Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Kelurahan PAI, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Rabu (12/6/2024).

Ratusan mahasiswa diwisuda dari sembilan fakultas.

Mulai dari Pasca Sarjana, Fakultas MIPA, Agama, Pertanian Sosial Politik, Hukum, Ilmu FKIPS, dan Ilmu Kesehatan.

Hadir Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis, Kepala LLDIKTI Wilayah IX Sultanbatara Andi Lukman, Rais Syuriah PBNU Sulsel K H Baharuddin.

Baca juga: Lulusan UIM Punya Peluang Besar Kerja di Jepang

Rektor UIM Al Gazali Prof Muammar Bakry mengatakan wisuda kali ini terasa sangat spesial karena menjadi rangkaian milad ke-58.

"Alhamdulillah, tahun ini bertepatan dengan Milad yang ke-58, UIM Al Gazali didirikan sejak 1966," katanya.

Awalnya, kata Prof Muammar, UIM bernama STIP dan STAI, kemudian pada tahun 2000 berubah menjadi UIM

"Disepakati UIM berdiri pada 6 Juni 1966, semuanya angka enam, maka yang diwisuda hari ini, bertepatan dengan umur UIM dengan dobel enam, bahkan tiga kali enam. Enam itu menunjukkan kesempurnaan," ungkapnya.

Ia menekankan kepada para lulusannya agar gelar sarjana memiliki tempat yang tinggi di mata Allah SWT.

Sama halnya, kata Prof Muammar, di mana mendapatkan tempat tinggi di mata masyarakat.

"Olehnya itu saya sangat berharap kepada anak-anakku sekalian, jadilah sarjana yang yang berharkat, sarjana yang selalu bergerak karena dengan bergerak, maka ada keberkahan," tuturnya.

"Kita hidup karena ada gerakan, tidak mungkin kita bisa hadir di muka bumi ini kalau tidak ada gerakan-gerakan yang mendahuluinya," tambahnya.

Baca juga: UIM Kerja Sama Perusahaan Jepang Pengembangan Skill Tenaga Kerja

Untuk eksis di kehidupan, kata Prof Muammar, haruslah menjadi sarjana yang berharakat. 

"Kalau kita mengaji, itu ada empat harakatnya, dan tidak bisa jalan bacaan Al Qur'an kalau tidak dibaca empat harakat itu," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved