Idul Adha 2024
Sapi Kurban Andi Amran Paling Laris di Bone, Mengeluh Biaya Cek Kesehatan
Kabupaten Bone merupakan salah satu daerah banyak menjajakan hewan kurban tahun ini. Desa Usa Kecamatan Palakka adalah daerah penyumbang terbesar.
TRIBUN-TIMUR.COM - Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan merupakan salah satu daerah banyak menjajakan hewan kurban tahun ini.
Sementara di Bone, Desa Usa Kecamatan Palakka adalah daerah penyumbang terbesar.
Salah satu pedagang sapi kurban Andi Arman, mengaku permintaan sapi kurban untuk Idul Adha tahun ini lebih banyak dibandingkan pada 2023.
Dua pekan menuju lebaran Idul Adha 2024, tercatat sudah 200 ekor sapi dagangannya laku terjual.
"Alhamdulillah sudah laku 200 ekor sapi," kata Andi Arman, Sabtu (8/6/2024).
Untuk keuntungan bersih Andi Arman belum tahu pasti.
Baca juga: Harga Sapi Kurban di Bulukumba, Bone, Gowa, Sinjai, Bantaeng Jelang Idul Adha 2024
Hanya saja ia menyebut keuntungan kotornya sekira Rp2,4 miliar.
Sebagai pedagang hewan kurban di Bone, ia mengaku banyak mengeluarkan biaya.
Misalnya pengurusan berkas termasuk cek kesehatan sapi.
"Banyak didapat, banyak juga pengeluaran," katanya.
Tak tanggung-tanggung, demi memastikan sapi-sapinya sehat, ia rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Periksa itu 3 kali sebulan. Dikasih juga vitamin," ungkapnya.
Andi Arman mengeluhkan biaya cek kesehatan sapi maupun pengurusan surat-surat cukup mahal di Kabupaten Bone.
"Kan saya ini pedagang lintas kota dan provinsi untuk di Bone sendiri pemeriksaan kesehatannya cukup rumit, karena semuanya alatnya kita yang beli dan fasilitasi" ujarnya.
"Tidak kayak di Maros cukup bayar Rp500 ribu mereka yang sediakan semua."
"Di sini ribet untuk satu mobil sapi jenis Bali itu kalau pemeriksaan saya harus membayar Rp13 juta," bebernya.
Kedepannya jika pemeriksaan sapi dipersulit dan mahal, ia bersama pedagang hewan kurban tidak mau jualan.
Baca juga: Penjelasan Lebaran Haji Idul Adha 2024 di Indonesia dan Arab Saudi Berbeda
Bahkan ia mengaku jika pemeriksaan sapi masih terus dipersulit ia bersama dengan peternak lain tidak akan menjual sapi di Bone.
"Tidak adami itu menikah kalau mogok penjual sapi, kah selalu dipersulit. Kami ini sudah korban tenaga, dan uang jadi janganlah dipersulit," tandasnya.
Sapi Bali Paling Laris
Andi Arman menyebut, paling banyak dicari atau laris yakni jenis Sapi Bali.
Ada juga limosin, jumbo, dan simental.
"Cuma di sini masih terbatas jumlahnya karena sapi sapi ini butuh perawatan khusus utamanya pada pakan," terangnya.
Untuk harga, Andi Amran mematok mulai Rp 17 juta hingga Rp 54 juta.
"Tergantung jenis dan bobot sapi," katanya.
Selain itu, mayoritas pembeli sapi berasal dari Kabupaten Bone, Maros hingga Kalimantan.
Pedagang hewan kurban lainnya, ialah Herman asal Kecamatan Awangpone, Kabupaten Bone.
Harga sapi yang dijual Herman dibanderol Rp15 juta sampai Rp25 juta.
"Satu jenis sapi saja yang saya jual, sapi lokal. Kalau untuk harganya itu mengalami kenaikan satu hingga dua juta per ekornya" ujarnya.
Ia mengungkapkan kenaikan harga sapi kurban mengikuti pasar.
"Setiap tahun memang mengalami kenaikan. Untuk pembelinya itu lintas kecamatan yang ada di Bone. Tapi mayoritas pembelinya dari Desa Unra dan Kecamatan Barebbo," kata Herman.
"Kalau untuk keuntungan bersihnya itu sedikit-ji sekira Rp3,5 jutaan lah karena kan saya suruh juga orang untuk uruskanka, jadi sistemnya itu bagi hasil," katanya.
Salah satu pembeli sapi kurban di lapak Andi Arman, Seke mengaku setiap tahun beli hewan kurban milik Andi Arman.
"Tiap tahun pesan sapi di sana, meskipun harganya juga setiap tahun naik, tapi kualitas peternakannya juga bersih sapinya sangat terawat dengan baik makanya sudah langganan," terangnya.(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.