Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilgub Sumut 2024

Pertarungan Bobby Nasution dan Ahok di Pilgub Sumut Batal, Muncul 2 Saingan Edy Rahmayadi di PDIP

Padahal sebelumnya, Ahok adalah satu jagoan PDIP yang dimunculkan sebagai calon penantang Wali Kota Medan di Pilgub Sumut.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Pertarungan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Bobby Nasution menantu Presiden Jokowi di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara terancam batal. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pertarungan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Bobby Nasution menantu Presiden Jokowi di Pemilihan Gubernur Sumatera Utara terancam batal.

Padahal sebelumnya, Ahok adalah satu jagoan PDIP yang dimunculkan sebagai calon penantang Wali Kota Medan di Pilgub Sumut.

Namun hingga DPD PDIP Sumut menutup masa pendaftaran calon gubernur, nama Ahok tak terjaring.

Sejauh ini PDIP Sumut telah menerima berkas pendaftaran dari tiga calon Gubernur.

Bobby Nasution sebelumnya sudah siap bersaing dengan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut di Pilgub Sumut.

Bobby yang sudah jadi politisi Partai Gerindra, mengatakan dirinya siap beradu gagasan dengan siapa pun lawannya di Pilkada Sumatera Utara (Sumut), termasuk Ahok.

"Soal gagasannya ya, bukan personalnya. Tadi saya sudah sampaikan, siapa pun calonnya, siapa pun orangnya. Bukan personalnya orangnya, tapi komitmen membangun Sumutnya saja,” kata Bobby kepada wartawan di Kantor DPP PKB, Jakarta, Selasa (4/6/2024).

Lebih lanjut, Bobby mengaku terus berkomunikasi dengan sejumlah partai politik untuk memeprsiapkan diri maju di Pilkada Sumut.

Salah satunya dengan mengikuti proses penjaringan yang dilakukan oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), walaupun saat ini Bobby berstatus sebagai kader Gerindra.

"Ini bukan siapa yang mau maju, siapa yang melawan siapa dari Sumatera Utara, tapi siapa mau bangun Sumatera Utara,” pungkas Bobby.

Semangat Bobby untuk adu gagasan dengan Ahok kandas.

PDIP tidak mengusung Ahok di Pilgub Sumut seperti kabar yang beredar.

"Untuk pendaftaran tingkat DPD Sumut telah ditutup. Sejauh ini ada pun calon yang sudah mendaftar seperti Edy Rahmayadi, Nikson Nababan dan Barry Simorangkir," kata Wakil Ketua DPD PDIP Sumut Aswan Jaya kepada tribun, Rabu (5/6/2024).

Aswan mengatakan, selain ketiganya ada juga Ketua DPD Golkar Musa Rajekshah yang telah mengambil formulir pendaftaran Gubernur. Namun hingga saat ini belum mengembalikan.

"Ada seperti Ijeck sudah ambil tapi belum dikembalikan. Kalau untuk mendaftarkan tetap masih memungkinkan," kata Aswan.

PDIP sebut Aswan masih membuka pendaftaran calon kepala daerah ditingkat DPP PDIP

Usai pendaftaran PDIP pun akan melakukan penjajakan dengan semua calon.

"Kalau mau mendaftar masih bisa pada tingkat DPP. Setelah pendaftaran ada fit and propertes yang akan dilakukan. Baru kemudian nanti akan ada rekomendasi dan itu adalah kewenangan DPP," katanya.

PDIP sendiri memiliki 21 kursi di DPRD Sumut. Dengan jumlah itu, partai Berlambang Banteng tersebut dapat mengusung calon Gubernur sendiri.

 Mengenai kans calon Gubernur, PDIP lanjut Aswan masih melakukan pembahasan.

Dari kader PDIP sendiri sejauh ini hanya Nikson Nababan yang mendaftar.

PDIP kata Aswan belum menentukan apakah akan mengusung kader sendiri atau mencari calon lainnya untuk memenangkan Pilkada Sumut.

"Kalau kader yang daftar baru Nikson. Apakah PDIP akan mengusung kader, belum diputuskan. Namun kita terbuka jika ada calon yang lain memungkinkan kita usung tidak menutup kemungkinan," lanjut dia.

PDIP Harapkan Edy Rahmayadi Pimpin Sumut Lagi

Fraksi PDIP DPRD Sumatera Utara menyampaikan harapannya agar mantan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi melanjutkan pekerjaan yang masih belum rampung ke depannya.

Pandangan Fraksi PDIP itu dibacakan anggota DPRD Sumut, Delpin Barus saat rapat paripurna DPRD Sumut dengan agenda laporan keterangan pertanggungjawaban Gubernur Sumatera Utara tahun anggaran 2023 yang berlangsung, Rabu (25/6/2024).

"Terimakasih kepada pimpinan DPDR Sumut dan seluruh Fraksi DPRD kepada seluruh anggota DPRD Sumut yang telah kompak menjalankan fungsinya. Fraksi PDIP menyampaikan terimakasih kepada Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut periode 2018-2023, Edy Rahmayadi dan Musa Rajekshah yang telah sungguh-sungguh menjalankan fungsinya," kata Delpin Barus membacakan pandangan Fraksi PDIP.

"Kami berharap periode selanjutnya dipimpin kembali oleh saudara Edy Rahmayadi untuk menuntaskan semua program yang belum dituntaskan," lanjut Delpin Barus.

PDIP menilai komunikasi pemerintah baik eksekutif, yudikatif dan legislatif selama lima tahun belakangan cukup berjalan baik.

Meski ada sejumlah catatan pekerjaan oleh pemerintah sebelumnya yang mesti dituntaskan.

PDIP menyoroti masih adanya realisasi anggaran daerah yang belum tepat sasaran. Seperti realisasi anggaran sejak tahun 2021 dan 2022 yang dinilai lamban.

"Secara umum PDIP mengingatkan pada kesimpulan pelaksanaan anggaran pembangunan tahun 2021 dan 2022.

Hal ini menunjukkan bahwa progres dan presentasi pemerintah Provinsi Sumut berjalan lambat dan tersebut masih dapat kami maklumi.

Sekali lagi ke depan pembangunan demi kesejahteraan rakyat dan kontrol kepemimpinan yang tegas dan dengan realisasi yang baik tanpa korupsi dan kolusi," kata Delpin.

PDIP pun memandang masih perlu dilakukan pembangunan secara berkesinambungan dengan melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.

Seperti pembangunan infrastruktur, kesehatan dan pelaksana Pekan Olahraga Nasional (PON) yang berlangsung di Sumut.

PDIP pun berharap Gubernur Sumut ke depan dapatkan melakukan kemajuan bagi daerahnya.

"Pembangunan infrastruktur, jalan jembatan dan infrastruktur PON yang akan dilangsungkan akhir tahun adalah pekerjaan rumah yang harus diselesaikan.

"Pembangunan yang belum terselesaikan dan sudah akan menjadi catatan penting untuk pemerintah Sumut.

Bahwa di penghujung tahun akan dilakukan pemilihan kepala daerah ki harapan yang terpilih khusus Gubernur Sumut mampu menterjemahkan segala tentang Sumut dan melanjutkan hasil kerja lima tahun terakhir, " tutur Delpin.

Alasan Edy Rahmayadi Pilih PDIP

Mantan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi mantapkan dirinya mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumut dari PDIP.

Sebelumnya, melalui tim pendukungnya, Edy telah mengambil formulir pendaftaran calon Gubernur Sumut ke DPD PDIP Sumut.

Hal itu pun dibenarkannya saat diwawancarai awak media usai acara Halal Bihalal bersama TKD Amin Sumut yang diselenggarakan di Sekertariat TKD Sumut Jalan Sudirman, Kota Medan.

"Sudah ambil formulir, inilah nantinya ada waktu yang disiapkan PDIP untuk mendaftar kepada PDIP," kata Edy, Minggu (21/4/2024).

Lantas, saat ditanya kapan akan mengantarkan formulir pendaftaran tersebut, Edy mengatakan masih menunggu dibukanya pendaftaran dari PDIP sendiri.

"Nanti kapan PDIP membuka itu, ini diatur, di situ dibuka ya kita mendaftar," jawabnya.

Ia mengatakan bahwa sejauh ini ia telah melakukan komunikasi terkait pencalonan dirinya menjadi Gubernur Sumut ke semua partai yang ada.

Menurutnya hal tersebut dilakukan karena semua partai yang ada merupakan partai baik yang kemungkinan dapat mengusungnya.

Edy pun mengatakan ia telah memantapkan diri untuk mencalonkan diri melalui PDIP.

"Menurut saya iya, tapi menurut PDIP kan mereka mengkaji lagi. Saya sudah ada komunikasi, yang namanya memohon. Jadi ada berita yang dimana PDIP melirik Edy, salah itu, Edy yang melirik PDIP," ujarnya.    

Banyak kesamaan menjadi alasan Edy Rahmayadi memilih PDIP menjadi partai pengusung dirinya untuk mencalonkan diri sebagai Gubernur Sumut.

Diketahui, dalam beberapa bulan yang akan datang akan dilaksanakan pemilihan kepala daerah di Sumatera Utara.

Hal itu yang menjadikan belakangan ini Edy Rahmayadi getol untuk mencalonkan dirinya menjadi calon Gubernur Sumut.

Belum lagi, pada Sabtu (20/4/2024) kemarin, tim pendukung Edy Rahmayadi telah mengambil formulir pendaftaran ke DPD PDIP Sumut.

Padahal pada periode masa jabatan sebelumnya, PDIP tidak mengusung Edy Rahmayadi bahkan tidak mendukungnya.

"Ini lima tahun saya menjadi Gubernur, saat itu PDIP tidak mengusung bahkan mendukung pun tidak," kata Edy, Minggu (21/4/2024).

Namun kini mantan Gubernur Sumut itu beralasan bahwa selama masa jabatannya, program-progam dari PDIP memiliki banyak kesamaan dengan programnya.

"Tapi selama lima tahun, PDIP dapat melihat kepentingan rakyat sumatera utara dan banyak sekali keputusan-keputusan PDIP selaras dengan langkah-langkah yang dilakukan oleh provinsi saat itu," ucapnya.

Ia pun menegaskan bahwa banyak kesamaan antara program yang dirancang pemerintah provinsi Sumut dengan langkah-langkah dari PDIP.

"Kesamaan, ada pembangunan dan lainnya," sebutnya.

Nikson Tunggu Keputusan Partai

Dihubungi terpisah, Nikson Nababan mengakui telah mendaftar ke PDIP sebagai calon Gubernur. Selain PDIP, Nikson juga telah mendaftar ke PPP, NasDem dan PKB.

"Kalau PDIP adalah partai pertama yang saya daftar. Selain itu ke PPP, NasDem dan PKB," kata Nikson kepada tribun.

Nikson mengatakan, masih menunggu keputusan PDIP apakah akan mengusulkannya maju sebagai calon Gubernur Sumut.

"Saat ini masih menunggu keputusan partai untuk calon kepala daerah. Apakah saya mendapatkan rekomendasi. Memang sejauh ini hanya saya calon dari kader PDIP yang mendaftar," kata Nikson.

Selain itu Nikson juga mengaku telah dipanggil oleh PKB untuk mengikuti Uji Kelayakan dan Kepatutan (UKK) bersama DPP PKB.

"Harusnya semalam, namun saya minta jadwal ulang karena ada agenda lain yang saya lakukan. Jika tidak ada halangan minggu depan saya ikut UKK dari PKB," kata Nikson.

PDIP memiliki 21 kursi di DPRD Sumut. Dengan perolehan itu, PDIP dapat mengusung sendiri calon Gubernurnya.

Sebagai kader, Nikson mengakui siap menjalankan perintah PDIP. Termasuk jika nantinya PDIP memiliki calon lain untuk didukung.

"Kita siap apa pun keputusan partai. Sebagai kader kita siap untuk didukung karena itu saya terus bergerak. Namun jika keputusan tidak pada saya, juga akan dilaksanakan," tutup Nikson.

Sosok Barry Simorangkir

Barry Simorangkir ikut meramaikan kontestasi pemilihan Gubernur Sumatera Utara yang akan berlangsung 27 November 2024. 

Barry sendiri adalah seorang pengusaha properti sekaligus tenaga ahli Dirjen Aplikasi Kementerian Komunikasi dan Informatika dalam mengimplementasikan Smart City di 100 kota.

Pada pemilihan calon kepala daerah 2024, Barry ikut mendaftar sebagai calon Gubernur. Kini dia telah mendaftar ke lima partai politik untuk meminta restu memimpin tanah kelahirannya. 

"Sejauh ini saya sudah mendaftar ke PKB, PKS, NasDem, Demokrat dan PDIP untuk maju sebagai Gubernur Sumut," kata Barry, Rabu (8/5/2024). 

Dalam visinya, Barry menyampaikan keinginannya membangun Sumut sebagai kota yang cerdas, sehat dan bermartabat. 

Ada pun konsep-konsep yang telah ia kerjakan sebagai seorang profesional, termasuk konsep pembangunan smart city dan teknologi health care.

"Saya telah mendaftar sebagai calon gubernur Sumatera Utara di Kantor Partai Demokrat. Saya optimis dengan kehadiran konsep Sumut Cerdas, Sumut Sehat, dan Sumut Bermartabat, Sumatera Utara dapat menuju ke arah yang lebih baik," ungkapnya.

Barry sendiri lama berkerja dan belajar di Amerika.

Pemegang gelar master di bidang Computer Science dari University of Chicago, ini juga pernah menjabat sebagai Ketua Umum  Persatuan Mahasiswa Indonesia di AS. 

Usai berkiprah di Negari Paman Sam, Berry lalu pulang ke Indonesia dan membangun usaha di bidang properti. 

Barry kemudian terlibat aktif terlibat di Badan Prakarsa Pemberdayaan Desa dan Kawasan (BP2DK).

Barry meyakini kemajuan daerah akan berkembang mesti didasari pada pengembangan program Smart City.

Terkait langkah politiknya maju sebagai calon Gubernur, Barry mengaku optimis.

Dia pun berharap partai politik dapat memberikan restu padanya. 

"Saya optimistis dengan kehadiran konsep yang saya punya. Dan saya sudah mendaftar ke partai politik untuk didukung," tutup Barry.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved