Zudan dan Bahtiar Tukar Posisi, Danny Pomanto Harap Koordinasi Pj Gubernur Sulsel Baru Tetap Baik

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Pemimpin pemerintahan di Sulawesi Selatan kembali berganti. 

Prof Zudan Arif Fakrulloh dimutasi dari Provinsi Sulawesi Barat ke Sulawesi Selatan menggantikan Bahtiar Baharuddin. 

Keduanya hanya bertukar posisi. Bahtiar Baharuddin ditempatkan di Sulbar menggantikan Prof Zudan Arif Fakrulloh.

Pelantikan Prof Zudan Arif Fakrulloh sebagai Pj Gubernur Sulawesi Selatan berlangsung di Kementrian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2024). 

Prof Zudan Arif dilantik oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian. 

Pelantikan ini turut dihadiri oleh Wali Kota Makassar Danny Pomanto. 

Wali Kota Makassar Danny Pomanto terlihat sudah akrab dengan Pj Gubernur Sulawesi Selatan yang baru Prof Zudan Arif. 

Keduanya terlihat sempat berbincang santai di lokasi pelantikan. 

Baca juga: Bahtiar Baharuddin Tinggalkan Sulsel, Bagaimana Nasib Proyek Stadion Sudiang Makassar?

Danny berharap, kolaborasi dan koordinasi antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (Pemprov Sulsel) dengan Pemerintah Kota (Pemkot Makassar) tetap terjalin dengan baik.

"Selamat dan sukses atas amanah memimpin Sulsel kepada Prof Zudan Arif, semoga kolaborasi Pemkot dan Pemprov terjalin lebih kuat," kata Danny Pomanto. 

Tidak lupa, Danny Pomanto juga menyampaikan hormat dan terimakasihnya kepada Bahtiar Baharuddin atas sinergi yang telah terjalin baik selama ini. 

"Saya juga mengucapkan terima kasih kepada Pj Gubernur Sulsel yang lama Bahtiar Baharuddin atas dedikasi, koordinasi, dan kolaborasi yang selama ini terjalin baik antara Pemkot Makassar dan Pemprov Sulsel selama beliau memimpin di Sulsel," ucap Danny. 

Danny Pomanto juga mengucapkan selamat dan sukses atas amanah baru yang diberikan kepada Bahtiar Baharuddin sebagai Pj Gubernur Sulawesi Barat. 

Diketahui, Bahtiar Baharuddin menjabat Pj Gubernur Sulsel sejak 5 September 2023.

Baca juga: Ditolak di Sulbar, Prof Zudan Diterima di Sulsel

Terhitung delapan bulan lamanya ia memimpin 24 kabupaten kota di Sulsel. 

Selain Prof Zudan dan Bahtiar Baharuddin, ada tiga Pj Gubernur yang juga ikut dilantik. 

Yakni Samsuddin Abdul Kadir Pj Gubernur Maluku Utara, Al Muktabar Pj Gubernur Banten, dan Mohammad Rudy Salahuddin Pj Gubernur Gorontalo.

Nasib Proyek Stadion Sudiang Makassar Ditinggal Bahtiar

Baca juga: Groundbreaking Juli 2024 Akan Dihadiri Jokowi, Stadion Sudiang Makassar Bakal Contek Manahan Solo

Bahtiar Baharuddin resmi meninggalkan Sulawesi Selatan (Sulsel).

Bahtiar kini ditugaskan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian sebagai Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar).

Ia digantikan Prof Zudan Arif Fakhrulloh.

Di tengah pergantian pucuk pemimpin, dilema kembali dirasakan pecinta sepakbola di Sulsel.

Persoalannya, kelanjutan pembangunan Stadion Internasional Sudiang.

Suara masyarakat mulai mempertanyakan nasib proyek ini. 

Pasalnya, Stadion Internasional Sudian diinisiasi Bahtiar Baharuddin.

Lobi-lobi di atas mobil bersama Presiden Joko Widodo mampu meyakinkan orang nomor 1 di Indonesia ini membangun stadion baru di Makassar.

Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin saat menyambut kedatangan Jokowi, beberapa waktu lalu. (Humas Pemprov Sulsel)

Lantas bagaimana nasib Stadion Sudiang Makassar?

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Sulsel Suherman merespon keresahan masyarakat soal proyek Stadion Sudiang Makassar.

Dirinya meyakinkan masyarakat untuk tetap tenang. 

Sebab stadion baru ini masih tetap akan berlanjut.

"Insyallah tetap jalan. Saya tetap berupaya. Amanji'," tegas Suherman, Sabtu (18/5/2024)

Keyakinan Suherman bukan tanpa alasan.

Proyek Stadion Internasional Sudiang merupakan janji Presiden Jokowi.

Bahkan proyek ini sudah dibicarakan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas).

Sehingga anggaran pembangunan dapat dipastikan bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Di sisi lain, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) juga sudah turun tangan. 

Tim PUPR sudah mengecek kesiapan lahan di Kawasan Gelanggang Olahraga (GOR) Sudiang.

Kini, Dispora menjami proyek Stadion Internasional Sudiang tetap berlanjut.

Jokowi Janji Bangun Stadion di Makassar

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Selatan (Sulsel) begitu serius menindaklanjuti instruksi presiden soal pembangunan stadion baru di Makassar.

Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat kunjungan kerja di Sulsel.

Salah satu amanatnya yakni pembangunan stadion di Sulsel.

Penjabat (Pj) Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin langsung bergerak mendengar janji tersebut.

Bahkan Pj Gubernur Bahtiar sudah rapat internal dengan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lingkup Pemprov Sulsel.

Pj Gubernur menginstruksikan Kepala OPD untuk melakukan percepatan. 

Khususnya terkait program yang telah disetujui oleh Presiden Jokowi.

"Segera selesaikan semua administrasi untuk pembangunan stadion sepak bola di Sulsel," kata Pj Gubernur Bahtiar, Jumat (23/2/2024).

Rencananya, pembangunan stadion sepak bola berlokasi di Sudiang, Makassar.

Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk menyelesaikan semua proses administrasi.

Sehingga proyek stadion baru bisa segera dibangun tahun 2024 ini.

"Bapak Presiden memerintahkan saya untuk menyampaikan kepada masyarakat Sulsel bahwa stadion akan dibangun tahun ini juga," ujar Pj Gubernur Bahtiar.

"Jadi bukan mengusulkan tetapi menyetujui membangun stadion" lanjutnya.

Tak hanya soal stadion, Pj Gubernur Bahtiar juga menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan Sulsel untuk percepatan budidaya pisang cavendish.

Hal tersebut sudah diperintahkan langsung Presiden Jokowi untuk dikembangkan di Sulsel.

Khusus Dinas Bina Marga dan Bina Konstruksi Sulsel, diperintahkan agar  menyelesaikan semua administrasi infrastruktur dan jalan jalan di Sulsel butuh penanganan.

Kemudian diajukan langsung kepada Presiden RI melalui anggaran bantuan pusat.

Bahtiar menambahkan, saat kunjungan Presiden Jokowi kemarin, ia juga telah melaporkan semua program prioritasnya.

Diantaranya, penanganan inflasi dan ketahanan pangan. (*)