Rencana Ganjar Pranowo Usai Kalah di Pilpres dan Tolak Gabung Pemerintahan Prabowo, Bukan Oposisi
Ganjar Pranowo juga menolak untuk gabung ke pemerintahan Prabowo - Gibran presiden dan wakil presiden terpilih.
TRIBUN-TIMUR.COM - Rencana Ganjar Pranowo setelah kalah dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024 terungkap.
Ganjar Pranowo juga menolak untuk gabung ke pemerintahan Prabowo - Gibran presiden dan wakil presiden terpilih.
Rencana baru Ganjar Pranowo itu bukan sebagai oposisi.
Hingga kini, jagoan PDIP itu tak pernah menyatakan oposisi, tapi sebagai pengontrol.
Kini Ganjar Pranowo kini membeberkan tugas barunya di PDIP.
Mantan Gubernur Jawa Tengah ini mengaku akan membantu pemenangan Pilkada 2024.
Hal itu diungkapkan Ganjar Pranowo seperti dimuat dalam live Facebook Tribunnews.com pada Rabu (8/5/2024).
Ganjar Pranowo mengatakan, pihaknya akan membantu kader-kader PDIP yang akan maju dalam Pilkada 2024.
Politikus PDIP ini mengaku hendak membantu kaderisasi di internal partainya.
"Kita membantu kawan-kawan menyiapkan diri di jabatan publik, kaderisasi. Nanti saya akan membantu kawan-kawan yang besok maju Pilkada," kata politikus PDIP ini.
Sementara saat ditanya soal wacana duet Ahok-Anies Baswedan di Pilkada DKI Jakarta, Ganjar Pranowo ogah memberikan bocoran.
Menurut Ganjar, wacana itu masih jauh dari kata terwujud.
"Halah, wacana kan. Daftar dulu saja (Anies-Ahok)," kata Ganjar.
Dia juga menanyakan siapa pihak yang mulanya ingin menduetkan Anies dengan Ahok.
Namun, Ganjar tidak masalah jika Anies maupun Ahok yang merupakan kader PDIP akan maju lagi dalam Pilkada mendatang.
"Ya boleh saja," ujar mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
"Ya enggak apa-apa, wong mau maju kok," tambahnya.
Jika Dapat Tawaran Menteri di Kabinet Prabowo, Ganjar Menolak Halus, Kembali Menjadi Rakyat Biasa
Ganjar Pranowo, capres paslon nomor urut 03 itu akan menolak jika mendapatkan tawarab di kabinet Prabowo-Gibran.
Mantan Gubernur Jateng itu akan kembali menjadi rakyat biasa.
Selain itu, ia menyebutkan, akan lebih baik tawaran kabinet tersebut diberikan kepada parpol di koalisi pengusung Prabowo-Gibran.
Calon Presiden (Capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo mengatakan lebih memilih
berada di luar pemerintahan dibanding mengisi jabatan menteri pada pemerintahan yang akan datang.
Ganjar menyebut, lebih memilih berada di luar pemerintahan agar mekanisme check and balance terjaga.
Salah satu tujuan utama mekanisme ini adalah menghindari pemusatan kekuasaan pada satu lembaga saja.
Dia menyampaikan terima kasih kepada pihak yang menawarkan posisi menteri terkait wacana pembentukan koalisi besar oleh parpol yang mengusung paslon 02.
Ganjar menilai tawaran posisi menteri itu lebih baik ditujukan kepada parpol yang berada di koalisi pengusung Prabowo-Gibran karena akan lebih fair.
Selain itu, cukup banyak jumlah parpol yang berada di paslon 02.
“Saya sampaikan terima kasih, lebih baik diberikan kepada pemenang untuk sebebas-bebasnya memilih dan jauh lebih baik kalau kelompok yang sudah mendukung itu yang diutamakan bukan saya, tidak fair," kata Ganjar.
"Kalau saya berada di luar mungkin itu jauh lebih baik karena check and balance pasti akan terjadi dan lebih banyak yang hebat di kelompoknya masing-masing.
Apalagi kalau kita lihat banyak sekali tim atau partai politik yang mendukung paslon, pasti juga punya harapan,” kata Ganjar di Jakarta.
Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu menyebut, lebih ‘respect’ jika memberi keleluasaan kepada paslon pemenang Pilpres 2024 untuk menentukan kabinet dan lebih baik bila dirinya berada di luar pemerintahan agar demokrasi sehat.
Oleh karena itu, dia tetap menjalin komunikasi dengan para relawan Ganjar-Mahfud di dalam negeri dan di luar negeri untuk melakukan berbagai kegiatan.
Hal itu dilakukan untuk mewujudkan ide atau gagasan dengan memperhatikan realita yang berlangsung di tengah masyarakat.
Misalnya, relawan Ganjar-Mahfud di Amerika Serikat (AS) telah melaksanakan pendidikan politik secara rutin agar rakyat melek politik.
“Saya bilang kepada relawan, ayo politik bisa agung kalau kita punya integritas yang tinggi, punya niat baik yang sama. Politik menjadi hancur kalau kita hanya bicara kekuasaan,” katanya.
Jadi Rakyat Biasa
Ganjar menuturkan, akan kembali menjadi rakyat biasa setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengumumkan putusan atas sengketa Perselisihan Hasil Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden (PHPU Presiden).
Dia bersama para relawan akan melakukan kegiatan berbasis komunitas di bidang pendidikan politik, lingkungan, penguatan UMKM, dan pemberdayaan masyarakat miskin melalui pendidikan.
Pada kesempatan itu, Ganjar menyampaikan pesan kepada relawan dan pemerintahan yang akan datang.
Ganjar juga berterima kasih kepada relawan pendukung Ganjar-Mahfud dan menegaskan, tidak ada perjuangan yang sia-sia.
“Tapi takdir, Allah sudah tentukan. Maka ada banyak yang bisa kita kerjakan untuk rakyat sehingga siapa pun yang ditetapkan oleh KPU dan itu menang, Oktober dia dilantik.
Berikan mereka kesempatan untuk memerintah dan kita bisa memberikan dukungan dengan cara macam-macam.
Yang baik kita dukung, yang tidak baik kita kritik dan yang berkuasa kalau dikritik telinganya enggak boleh tipis, karena itu kecintaan kita pada Republik,” pungkas Ganjar.
Seperti diketahui, pada 20 Maret 2024 KPU mengumumkan Prabowo-Gibran menang dengan perolehan 96.214.691 suara.
Sementara itu, paslon nomor 01 menempati urutan kedua dengan raihan 40.971.906 suara.
Selanjutnya, Ganjar-Mahfud mengantongi 27.040.878 suara.
Pasca pengumumuan KPU itu, paslon nomor 03 dan paslon nomor 01 mengajukan gugatan ke MK.
Sebelumnya, Presiden terpilih RI 2024-2029, Prabowo Subianto ternyata sudah menemui sejumlah ketua umum (ketum) parpol untuk membahas kabinet. Nantinya, semua anggota koalisi Indonesia maju pun diyakini akan puas.
Demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Habiburokhman.
Hal tersebut sekaligus menanggapi pernyataan Gibran Rakabuming Raka yang menyatakan persoalan Menteri sudah dibicarakan sejak lama.
Mulanya, Habiburokhman berbicara bahwasanya pernyataan Gibran tersebut benar adanya.
Dia menyebut Prabowo dan Gibran sudah berbicara mengenai kabinetnya ke depan.
"Ya pastinya memang, sebagaimana disampaikan oleh Mas Gibran seperti itu, ya pasti seperti itu, walaupun memang belum official mungkin ya antar para ketum.
Tapi secara substansi, hal ihwal terkait proporsi kabinet, menurut saya sih sudah dibicarakan," ucap Habiburokhman, Selasa (26/3).
Prabowo, kata dia, juga sudah banyak bertemu dengan para ketua umum untuk membahas kabinet.
Pertemuan dilakukan secara formal maupun informal yang tidak terpublikasi awak media.
"Kan Pak Prabowo juga sudah banyak melakukan pertemuan dengan para ketua-ketua umum ya, ada yang rame-rame, ada yang khusus juga, kaya ke PAN. Ya, feeling saya sih yang dibicarakan juga soal-soal posisi di kabinet ya," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribuntrends.com
Foto-foto Kondisi Terbaru Gedung DPRD Makassar Terbakar, Puluhan Mobil Tinggal Puing, Staf Tewas |
![]() |
---|
Sosok Irfan Yusuf Politisi Gerindra Calon Kuat Menteri Haji dan Umrah, Kader NU Cucu Hasyim Asyari |
![]() |
---|
Profil Gus Irfan Kader NU Pernah Bantu Prabowo di Pilpres 2019 Tunggu Restu Jadi Menteri Haji |
![]() |
---|
Calon Kuat Menteri Haji dan Umrah, Kepercayaan Prabowo Dampingi Sebelum Jadi Presiden |
![]() |
---|
Mantan Ketua PP Muhammadiyah Calon Kuat Menteri Haji dan Umrah, Andalan Prabowo Sebelum Presiden |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.