Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabinet Prabowo

Alasan Kuat Ganjar Pranowo Tolak Jadi Anak Buah Prabowo di Kabinet, Ada Tugas Baru dari PDIP

Mantan calon presiden usungan PDIP itu ternyata sudah punya rencana sehingga tetap berada diluar pemerintahan Prabowo - Gibran.

Editor: Ansar
TribunMedan.com
Ganjar Pranowo mengungkap alasannya tolak gabung pemerintahan Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka. 

Hingga kini, PDIP sebagai pengusung Ganjar Pranowo di Pilpres 2024 belum menentukan sikap, bergabung atau tidak di Prabowo.

Namun PDIP berpotensi jadi oposisi.

Demokrat pun merasa alangkah baiknya jika ada parpol dengan kekuatan dan massa yang besar berada di luar pemerintahan.

Hal ini disampaikan Sekretaris Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat, Andi Mallarangeng dalam diskusi daring Polemik Trijaya bertajuk ‘Demokrasi Tanpa Oposisi?’ pada Sabtu (4/5/2024).

“Saya tidak tahu kalau mas Masinton mau masuk koalisi pemerintahan atau tidak. Tapi rasanya bagus kalau ada satu (parpol) dan cukup besar di luar pemerintahan,” kata Andi.

Namun soal berapa jumlah parpol yang diajak masuk ke dalam pemerintahan, seluruhnya tergantung kehendak Prabowo - Gibran selaku presiden dan wakil presiden terpilih periode 2024-2029.

Baca juga: Demokrat: Jangan Semua Partai Masuk Koalisi Prabowo-Gibran, Nanti Tak Ada Oposisi

Tapi hemat Andi, kemungkinan Prabowo-Gibran tidak akan mengajak seluruh parpol masuk ke dalam koalisi pemerintahan. Apalagi Demokrat merasa perlu adanya oposisi yang kuat untuk mengimbangi koalisi pemerintahan.

“Tambah satu pun sudah cukup sudah lebih dari 50 persen, tapi sekali lagi tergantung pak Prabowo apakah mau mengajak satu lagu, atau dua, apa tiga.

Tapi saya rasa tidak empat-empatnya. Perlu ada juga yang menjadi oposisi,” ungkap dia.

“Perlu oposisi, kalau tidak ada oposisi, semua masuk parlemen, demokrasinya kurang ada check and balances,” pungkasnya.

Sindiran PDIP ke Nasdem

Politikus PDIP, Masinton Pasaribu menyinggung partai yang menarasikan perubahan saat Pemilu 2024 tapi ternyata tak konsisten.

Pendirian partai yang 'menjual' perubahan patut dipertanyakan.

Masinton Pasaribu mencontohkan,  sejak awal ada pihak yang melontarkan narasi perubahan, seharusnya pihak tersebut tetap konsisten pada jalur perubahan meski pemilu sudah berakhir.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved