Tribun HIS
Kisah Ziaul Haq, 15 Tahun Ngajar di Pulau Laiya Pangkep Sulsel, Internet dan Listrik Serba Terbatas
Tak pernah Ziaul Haq bayangkan sebelumnya akan mengajar di pulau terpencil dengan keterbatasan akses transportasi, komunikasi, serta listrik.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Hasriyani Latif
Ziaul Haq bercerita, SMP di Pulau Laiya baru dibangun tahun 2008, hasil kerjasama hibah pemerintah Australia (Ausaid) dengan Pemkab Pangkep.
Sebelumnya, pulau ini hanya memiliki sekolah setingkat Sekolah Dasar (SD).
Karenanya, banyak warga pulau yang tidak bisa mengenyam pendidikan setara SMP.
Hanya segelintir anak yang bisa melanjutkan sekolah di kota atau daratan, sebab banyak pertimbangan utamanya soal biaya dan tempat tinggal.
Baca juga: Cerita Sopir Bus Borlindo Terima Donasi Rp100 Juta dari Warganet Berkat Kebaikannya saat Idul Fitri
Guru Agama Islam ini juga menceritakan pengalamannnya mendidik anak-anak pulau.
Dimasa-masa awal mengajar, ia dihadapkan dengan tantangan kondisi pola pikir masyarakat.
Tak bisa dipungkiri, kesadaran pentingnya pendidikan warga pulau masih sangat minim.
Justru merekalah (para guru) yang berusaha menyesuaikan dengan kondisi dan kebiasan masyarakat, termasuk waktu masuk sekolah.
"Awalnya kami menerapkan masuk sekolah siang hari karena mayoritas anak laki-laki yang menjadi siswa kami harus membantu orang tua mereka melaut di malam hari hingga menjelang pagi," ungkapnya.
"Sehingga di pagi hari mereka mengantuk dikelas, sedangkan anak perempuan kebanyakan membantu memilah-milah hasil tangkapan orang tua mereka dipagi hari," sambungnya.
Proses itu berlangsung kurang lebih 1 tahun, sampai kemudian pertengahan 2010 barulah kebijakan sekolah di pagi hari diterapkan.
Kebijakan itu diambil melalui proses dialog dengan tokoh masyarakat dan orang tua siswa.
Keramahan dan kesederhanaan masyarakat sangat terasa membekas bagi mereka.
Selang waktu 15 tahun tidak ada yang berubah dengan kedekatan emosional para guru dengan warga setempat.
"Terkadang diwaktu senggang mereka mengajak untuk turun ke laut memancing ikan, dan seringkali ada siswa yang datang ke rumah guru membawa ikan segar hasil tangkapan orang tua mereka," katanya.
Kegigihan Marliah Bersihkan Anjungan Pantai Losari Makassar Sebelum Terbit Fajar, Gaji di Bawah UMR |
![]() |
---|
Diabaikan Pemda, Guru dan Ortu Siswa Madrasah MI DDI Pinrang Patungan Perbaiki Jalan Rusak |
![]() |
---|
Selamat dari Maut, Ini Kisah Pelajar SMK di Luwu yang Terseret Arus Sungai |
![]() |
---|
Tangis di Balik Abu: Puluhan Keluarga Kehilangan Rumah di Balang Baru Makassar |
![]() |
---|
Cerita Herlina, Warga Maros Tinggal di Rumah Reot Bersama Suami dan 4 Anak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.