Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Kabinet Prabowo

Alasan Khofifah Tolak Jadi Menteri Padahal Sudah Menangkan Prabowo dan Gibran di Jatim

Mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menolak menjadi menteri di kabinet yang akan dipimpin Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka

Editor: Edi Sumardi
DOK TRIBUNNEWS.COM
Mantan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa yang menolak jadi menteri di kabinet Prabowo-Gibran. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Mantan Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menolak menjadi menteri di kabinet yang akan dipimpin Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Padahal, Ketua Umum Muslimat NU dan politisi PKB itu sudah berkontribusi besar dalam memenangkan pasangan Prabowo-Gibran di Jatim.

Prabowo-Gibran meraih 16.716.603 suara, sementara pasangan nomor urut 1 Anies-Muhaimin meraih 4.492.652 suara, dan pasangan nomor urut 3 Ganjar-Mahfud meraih 4.434.805 suara.

Pasangan nomor urut 2 menang telak di daerah pernah dipimpin Khofifah selama 5 tahun.

Kendati sudah berjasa besar dalam memenangkan pasangan usungan Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN), namun dia tak tergiur kursi menteri.

Khofifah memilih kembali maju sebagai calon gubernur Jawa Timur pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.

"Ada, ada (tawaran). Tapi saya sudah menyampaikan dari awal, saya mohon diberi kesempatan untuk kembali memimpin dan menjaga Jawa Timur," kata Khofifah saat ditemui acara halalbihalal Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) di Kementerian Agama, Jakarta Pusat, Sabtu (4/5/2024).

Khofifah mengaku ingin kembali menjadi gubernur untuk membuat Jawa Timur lebih maju dan lebih hebat.

Gubernur Jawa Timur periode 2014-2019 ini ingin membibit kualitas SDM Jawa Timur lewat program sekolah taruna yang dijalankannya saat menjabat sebagai gubernur.

Ia menjelaskan, sekolah taruna bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Udara, TNI Angkatan Laut, dan Kepolisian RI.

Mayoritas siswa di sekolah tersebut merupakan warga Jawa Timur, sedangkan 20 persennya dialokasikan untuk warga di luar Jawa Timur.

"Maka untuk non-Jatim kita beri porsi 20 persen, yang (porsi) lain adalah untuk masyarakat Jatim karena untuk sekolah di taruna-taruna itu kedisiplinannya luar biasa, kualitasnya juga alhamdulillah luar biasa. Dan ini banyak sekali yang kemudian tertarik berminat untuk sekolah di 5 SMA taruna yang ada di Jatim," tutur Khofifah.

Ia menyebutkan, Jawa Timur juga menerima banyak apresiasi ketika ia menjabat sebagai gubernur.

Misalnya, penghargaan tanda kehormatan Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha dari Presiden Joko Widodo.

"Insya Allah itu prestasi-prestasi yang mudah-mudahan bisa kita tingkatkan kemanfaatannya untuk masyarakat lebih luas, bukan hanya Jawa Timur," ujar dia.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved