Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prabowo Menang

Rencana 3 Partai Koalisi Perubahan Setelah Dikalah Prabowo Terdeteksi, PKS Masih 'Jual Mahal'

Sinyal itu makin menguat saat Prabowo sedang komunikasi politik seusai ditetapkan sebagai pemenang Pilpres 2024.

Editor: Ansar
Tribunnews.com
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh bersama Calon Presiden Prabowo Subianto saling berjabat tangan usai memberikan keterangan pers di Nasdem Tower, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2024). Kedatangan Prabowo Subianto bertemu dengan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk menjalin silaturahmi dibulan Ramadhan serta membahas situasi politik terkini. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews.com/Jeprima) 

Sementara itu, untuk PKS, Ginting menyebut Prabowo masih perlu melakukan lobi-lobi politik terhadap partai tersebut agar mau juga ikut bergabung.

Sebab, PKS memiliki nilai tawar cukup tinggi dibanding NasDem dan PKB.

Salah satunya yakni PKS adalah partai yang berkuasa di Jakarta sehingga memiliki peluang besar juga untuk memenangkan pertarungan Pilkada Jakarta yang akan digelar 27 November 2024 mendatang.

"Sebagai Presiden, Prabowo tentu berkepentingan untuk menentukan siapa yang akan jadi Gubernur Jakarta karena Jakarta masih prestise, masih menjadi trendsetter di Indonesia."

"Jadi Prabowo berkepentingan terhadap PKS karena punya kekuatan di Jakarta dan kemungkinan PKS bisa bersama Gerindra untuk mencalonkan figur di Pilkada Jakarta," paparnya.\

Selain itu, jika PKS masuk ke pemerintahan Prabowo juga akan melengkapi keberadaan partai Islam dengan basis pemilihnya masing-masing.

"Misalnya partai Islam modernis itu diwakili oleh PAN yang sudah bergabung sejak pilpres."

"Kemudian juga nanti ada PKB mewakili Islam kultural atau tradisional."

"Nah lalu PKS kemungkinan juga bisa ini mewakili identitas Islam yang lain yaitu Islam gerakan atau tarbiyah yang mengacu kepada aktivis kampus," ujar Ginting.

Kemungkinan bergabungnya PKS salah satu faktornya karena adanya pengalaman panjang antara PKS dan Gerindra dalam berkoalisi.

Pengalaman itu yakni dua kali dalam Pilpres yakni di 2014 dan 2019 serta di Pilkada Jakarta 2017 di mana koalisi ini mengantarkan Anies Baswedan-Sandiaga Uno menjadi pemenang.

Hanya saja, Ginting merasa Prabowo perlu upaya ekstra untuk melobi PKS agar mau bergabung, karena di koalisinya saat ini ada Partai Gelora yang merupakan pecahan dari PKS.

"Tetapi jika melihat suara Gelora yang ga signifikan di pemilu kemarin, lebih baik Prabowo merangkul PKS ketimbang Gelora."

"Walaupun peluangnya (bergabung) masih 50:50 tapi kecenderungannya lebih besar gabung karena PKS punya modal politik yang besar," kata Ginting.

Rekam jejak Prabowo di Pilpres

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved