Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Berita Viral

Siswa SMP Unismuh Jadi Korban 'Bully', Terbongkar Usai Orang Tua Temukan Memar di Wajah Anak

Siswa SMP Unismuh Makassar jadi korban bully di pesantrennya hingga wajahnya memar.

|
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
ist
Ilustrasi kekerasan atau perundungan di sekolah 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kekerasan terhadap anak kembali terjadi di Kota Makassar

Kekerasan lagi-lagi melibatkan pelajar di salah satu sekolah ternama di Kota Makassar, SMP Unismuh Makassar

Kekerasan tersebut mulanya diketahui oleh orang tua siswa pada bulan ramadan. 

Saat mengunjungi anaknya di pesantren tersebut, orang tua melihat pipi korban membengkak. 

Atas izin guru, korban di bawa pulang ke rumah untuk beristirahat. 

Lalu saat sahur, terlihat luka memar di bagian wajah korban. 

Di situ, orang tua mulai curiga dan meminta pengakuan sang anak terkait penyebab bekas memar tersebut. 

Anak pun mengakui bahwa ia menjadi salah satu korban penganiayaan di pesantrennya. 

Baca juga: VIRAL! Lagi, 2 Remaja Jadi Korban Bully di Batam, Pelaku Goyang Pargoy Usai Beraksi

"Kami orang tua mengetahui kejadian ini stelah melihat lebam di pipi kanan dan kiri anak saya yang tadinya berusaha di tutupi oleh anak saya tapi setelah di desak barulah anak saya menceritakan semuanya dari awal," ungkap Gyiant Hidayah orang tua siswa. 

Setelah itu, pihaknya mengajukan keberatan ke pihak sekolah atas kejadian ini. 

Pihak sekolah melakukan mediasi setelah laporan itu.

"Menurut kami pihak sekolah seakan lepas tanggung jawab dan hanya memberikan sangsi ringan atas kejadian luar biasa yang di alami anak saya," katanya. 

Atas peristiwa itu, ia berencana mengeluarkan anaknya dari  sekolah untuk menjaga keselamatan korban. 

Kekerasan tersebut bukan kali pertamanya dialami korban. 

Korban sebelumnya sering mendapatkan intimidasi berupa bullian verbal dari palaku tanpa alasan yang jelas dimulai sejak korban masuk asrama tahfiz di SMP Unsimuh. 

"Intimidasi terus berlanjut ke kekerasan fisik berupa pemukulan berulang kali sampai mengakibatkan lebam di beberapa bagian tubuh anak saya," ulasnya. 

"Setelah sekian lama mendapatkan perlakuan tidak semestinya maka anak saya melaporkan ke pihak pembina yang selanjutnya pihak pembina melakukan teguran ke yang bersangkutan," tambahnya. 

"Setelah pelaporan ke pembina tidak nya berhenti melakukan kekerasan tapi malah menjadi jadi bahkan puncaknya anak saya mengalami luka lebam di wajah," sambungnya lagi. 

Menanggapi insiden ini, Kepala Dinas PPPA Kota Makassar Achi Soleman mengatakan, kejadian ini berlangsung pada bulan ramadan. 

Di mana pada 5 April keluarga melaporkan dugaan penganiayaan ke hotline Sahabat Perempuan dan Anak (SAPA) 129 milik Kementerian PPPA. 

Laporan tersebut lalu diteruskan ke UPTD PPPA Provinsi Sulawesi Selatan. 

Hanya saja, laporan tersebut baru dirujuk ke UPTD PPA Kota Makassar pada 22 April. 

"UPTD provinsi baru kemarin dikasi keluar suratnya untuk rujukan ke UPTD PPA," jelas Achi Soleman

UPTD PPPA Makassar telah melakukan asesmen awal terhadap kasus kekerasan ini.

Pihaknya juga telah membentuk tim untuk melakukan pendampingan kepada yang bersangkutan. 

"Nanti kami hubungi keluarga korban untuk tidak lanjuti laporan kemairn," tutupnya. (*) 

 

 

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved