Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rambu Solo Nek Linggi

Prosesi Pemakaman Ne' Linggi: Penghormatan Terakhir Setelah Lima Hari Upacara Rambu Solo Toraja

Prosesi pemakaman Ne' Linggi dimulai dari rumah adat Tongkonan, Kelurahan Pangli, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara (Torut).

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN TIMUR
Keluarga besar almarhum Ne' Linggi alias Yuli Maria Tangkeallo dalam prosesi upacara Rambu Solo di area Rumah Tongkonan, Kelurahan Pangli, Kecamatan Sesean, Toraja Utara, Jumat (19/4/2024) siang.   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Setelah lima hari serangkaian upacara Rambu Solo yang sarat makna, Jenazah Ne' Linggi alias Yuli Maria Tangkeallo dimakamkan, Jumat (19/4/2024).

Ia dimakamkan dalam sebuah prosesi pemakaman yang sarat makna.

Prosesi pemakaman Ne' Linggi dimulai dari rumah adat Tongkonan, Kelurahan Pangli, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara (Torut).

Area rumah adat Tongkonan Toraja ini menjadi tempat di mana prosesi upacara Rambu Solo telah berlangsung sejak 20 Januari 2024. 

Rangkaian acara upacara pemakaman adat Ne' Linggi dimulai dengan kegiatan Malelleng. 

Malelleng merupakan salah satu kegiatan awal dalam rangkaian upacara pemakaman adat Rambu Solo di budaya Toraja

Istilah "Malelleng" sendiri dalam bahasa Toraja merujuk pada prosesi pembersihan atau penyucian jenazah yang dilakukan sebelum dimakamkan. 

Dalam kegiatan Malelleng, jenazah dibersihkan dan dipersiapkan dengan cermat untuk menghormati roh yang meninggal sebelum memulai prosesi pemakaman yang lebih lanjut.

Setelah itu, acara dilanjutkan dengan upacara Umpalele, Buku Rapona Pong Massangka, Mapparokko Paladan dan Maddoya Manuk, Mapparokko Alang, serta Mappalao.

Setelah itu, prosesi dilanjutkan dengan Mantarima Tamu (keluarga menerima tamu), yang merupakan bagian penting dari upacara Rambu Solo

Dan akhirnya, upacara mencapai puncaknya dengan prosesi Meawa, yang menandai momen sakral pemakaman dan persiapan arwah orang yang meninggal untuk perjalanan ke alam setelah kematian. 

Dengan mengikuti setiap tahapan dengan penuh kehormatan, Daniel Pongmasangka memastikan bahwa jenazah almarhum Ne' Linggi dihormati dengan sesuai dalam tradisi adat Toraja.

"Kegiatan hari ini adalah puncak atau prosesi upacara terakhir, di mana keluarga dan kerabat berkumpul untuk mengantarkan (almarhum) ibu kami ke tempat peristirahatan terakhirnya," kata Daniel Pongmasangka.

Daniel Pongmasangka adalah putra sulung Ne' Linggi.

Ia memiliki adik kandung sebanyak enam orang.

"Sebelum diantarkan ke pemakaman, kita terlebih dahulu berdoa bersama. Setelah itu baru dimakamkan," tambahnya.

Nantinya, jenazah Ne' Linggi diarak menuju lokasi pemakaman, diiringi oleh nyanyian-nyanyian doa.

Jenazah Ne' Linggi akan dimakamkan di Kompleks Patane Tua Keluarga Tangkeallo.

Kompleks Patane Tua Keluarga Tangkeallo ini berada di Pangli, Kecamatan Sesean, Kabupaten Toraja Utara, Sulsel.

Sekedar diketahui bahwa Pong Masangka merupakan salah satu rekan seperjuangan Pong Tiku mengusir penjajah Belanda di Toraja.

Ne' Linggi' ini meninggal pada tanggal 21 Agustus 2021 lalu. Ia meninggal di usia 88 tahun.

Ne’ Linggi’ memiliki tujuh orang anak dan hampir semuanya merantau. Karena inipulalah yang membuat prosesi Rambu Solo' untuk Ne' Linggi' harus diundur sekitar dua tahun.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved