Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Public Services

Sampah Berserakan di Jalur Dua Sengkang, Warga Tagih Janji DLH Wajo

Pengendara yang melintas di Jalur Dua Sengkang terganggu karena menimbulkan bau tidak sedap.

Penulis: M. Jabal Qubais | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/JABAL QUBAIS
Sampah berserakan di sisi Jalan Sawerigading, Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Kamis (18/4/2024). 

TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Sampah berserakan di Jalur Dua Sengkang, Jl Sawerigading, Kelurahan Bulu Pabbulu, Kecamatan Tempe, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Sampah tersebut berjarak kurang lebih 500 meter dari Kantor Bupati Wajo.

Pantauan TribunWajo.com, Kamis (18/4/2024), sampah didominasi sampah rumah tangga.

Bahkan sejumlah sampah juga berserakan di badan jalan.

Akibatnya, pengendara yang melintas terganggu karena menimbulkan bau tidak sedap.

Baca juga: Jorok! Sampah Berserakan Timbulkan Bau Busuk di Jalan Masuk Pasar Sentral Palakka

Seorang warga, Andi Akmaluddin yang setiap hari melintas di jalur tersebut merasa terganggu.

"Majemmeng (busuk) baunya, ada tommi tai Sapi," ucapnya kepada Tribun-Timur.com.

Kata dia, tak satupun bak sampah tersedia di sepanjang jalur dua itu.

Sehingga warga sekitar memilih sisi jalan sebagai alternatif Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dan membakar sampah.

Olehnya itu, ia meminta Pemerintah serius menangani masalah sampah di Kota Sengkang.

"Memang wajib disediakan tempat sampah oleh pemerintah di sepanjang jalan Sawerigading dan Rusa. Karena kedua wilayah itu merupakan area pemukiman padat dengan jumlah perumahan yang cukup banyak," pintanya.

"Sudah sering kali dijanji, katanya nanti dan nanti tapi tidak ada realisasi," sambungnya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Wajo, Andi Alamsyah mengaku akan segera menangani persoalan tersebut.

Baca juga: Curhat Kadis dan Lurah Banyaknya Sampah Menumpuk di Macanda Gowa, Gaji Anggota hanya Rp1 Juta

"Segera kami tangani," singkatnya.

Sebelumnya, pihaknya mengemukakan persoalan sampah muncul dikarenakan tidak adanya edukasi masyarakat.

"Kurang edukasi ke masyarakat akan ketersediaan sarana dan prasarana," katanya.

"Mestinya di wilayah itu ada penambahan motor tiga roda atau kontainer, tapi alokasi dana tidak ada," jelasnya.

Olehnya itu, pihaknya hanya melakukan pengambilan sampah.

"Yang kami lakukan setiap minggu cuma ambil sampah rumah tangga masyarakat," ungkapnya.

Alamsyah juga menjelaskan ini terjadi karena minimnya anggaran untuk pengadaan kontainer sampah.

"Pengadaan kontainer sampah saat ini jumlahnya hanya 9 unit. Untuk penambahan kontainer tahun ini masih nihil dari APBD perubahan 2023 yang telah disepakati," jelasnya.

"Iya, nanti kami upayakan untuk relokasi kontainer sampah. Sekarang masih ditempatkan di lokasi yang strategis seperti sekolah, rumah sakit dan pasar," tandasnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved