Status Longsor di Toraja Masih Level Kabupaten, Kepala BPBD Sulsel Curhat Soal Peti Jenazah

TORAJA, TRIBUN-TIMUR.COM — Status kebencanaan dua longsor di Makale, Tana Toraja, Sulsel, akhir pekan lalu, masih darurat level kabupaten, belum dinaikkan ke level provinsi.

“Sementara statusnya masih level kabupaten dulu,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanganan Bencana Daerah (BPBD) Sulsel Amson Padolo, kepada Tribun, di Lembang Randanan Batu, Makale Selatan, Tana Toraja, Selasa (16/4/2024) sore.

Amson menyebut, status kebencanaan di Sulsel, sejak November 2023 lalu, tetap Siaga Darurat.

“Sejak awal musim hujan lalu, status kebencanaan hydrometrologi di Sulsel tetap siaga.” ujar mantan Pj Bupati Tana Toraja itu.

Sejak Minggu (14/4/2024) lalu, Amson sudah berada di Tana Toraja.

Malapetaka longsor di Tana Toraja terjadi du dua lokasi.

Pertama terjadi di Palangka, Kelurahan Manggau, Kecamatan Makale, Tana Toraja, Sabtu (13/4/2024) sekitar pukul 23.30 Wita.

Lokasi kedua, di Desa Randan Batu, Kecamatan Makale Selatan, Tana Toraja, Minggu (14/4/2024) pagi.

Jarak keduanya sekitar 15,2 km.

Medan berbukit dan terjal, serta curah hujan deras sejak Kamis (12/4) lalu, jadi pemicu bencana yang menewaskan 22 warga dan 77 korban mengungsi.

Amson mengaku pilu dengan bencana di kampung leluhurnya.

“..makin letih rasanya saat sedih sekali liat peti jenazah berjejer. Saya sepertinya tak sanggup liat,” ujarnya.

Dari 20 korban meninggal dunia, ada 16 orang tersapu tanah longsor masih satu keluarga besar.

Peti jenazah mereka masih disemayamkan di gereja, yang juga jadi kamp pengungsi.

Sedangkan, empat korban tewas di Makale Selara, sudah dikebumikan.