Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Khong Guan

Sosok Bernardus Prasodjo Pelukis Kaleng Biskuit Khong Guan, Gambar Viral Tapi Tak Dapat Royalti

Ya, Bernardus Prasodjo adalah pelukis yang menggambar lukisan di kaleng biskuit Khong Guan.

Editor: Ansar
TribunMedan.com
Sosok Bernardus Prasodjo pelukis kaleng biskuit Khong Guan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Bernardus Prasodjo pelukis kaleng biskuit Khong Guan.

Khong Guan adalah biskuit ikonik lebaran.

Meski populer, terutama di masyarakat desa, Khong Guan sendiri sebenarnya bukan berasal dari Indonesia.

Khong Guan berasal dari Singapura.

Selain itu, awal mula pemilik Khong Guan merupakan imigran asal Fujian, China.

Bernardus Prasodjo bukanlah pendiri Khong Guan. Namun karyanya sering kita lihat.

Bernardus Prasodjo mungkin tidak sepopuler pelukis atau seniman lain di Indonesia.

Tapi siapa sangka, hasil karya Bernardus Prasodjo ini selalu kita lihat saat momen Lebaran tiba.

Ya, Bernardus Prasodjo adalah pelukis yang menggambar lukisan di kaleng biskuit Khong Guan.

Bagi masyarakat Indonesia, biskuit Khong Guan sangat dikenal.

Bahkan, tiap momen Lebaran tiba, kaleng biskuit Khong Guan ini jadi ajang lucu-lucuan.

Sebab, belum tentu kaleng Khong Guan yang disajikan di rumah itu berisi biskuit.

Bisa saja kaleng tersebut berisi rengginang, atau makanan lain.

Terlepas dari hal itu, Bernardus Prasodjo adalah sosok yang karyanya bisa dinikmati siapa saja.

Namun sayang, meski begitu, sang pelukis belum pernah bertemu dengan pemilik perusahaan tersebut.

Dilansir dari Bangka Pos, Bernardus bercerita bahwa dia dulu dipanggil oleh sebuah perusahaan separasi warna di Jakarta Pusat untuk membuat gambar-gambar tersebut.

"Saya dipanggil oleh sebuah perusahaan separasi warna di Jalan Biak (Jakarta Pusat). Mungkin dia yang menerima order kaleng ini. Dia panggil saya, dia cerita, ada contohnya, pemesannya memesan kayak gini-gini," papar Bernardus beberapa tahun lalu.

Meskipun karyanya menjadi viral di media sosial, Bernardus tidak mendapatkan royalti karena perjanjian awalnya berupa kontrak putus.

Meski begitu, beberapa karyanya masih dipergunakan hingga kini, termasuk Khong Guan, Monde, dan Nissin Wafer.

"Pemilikinya sama, mungkin karena buat apa juga diganti-ganti, dari gambar itu saja sudah laku produknya," tuturnya.

Meskipun sudah lebih dari lima tahun tidak melukis, Bernardus masih memiliki gairah dalam dunia seni.

Kini, dia lebih sibuk dengan aktivitas mengajar jenis pengobatan tradisional bernama penyembuhan prana.

Bernardus saat itu disibukkan dengan aktivitas mengajar jenis pengobatan tradisonal bernama penyembuhan prana.

Dia berkeliling seluruh penjuru Tanah Air.

"Saya sekarang sendang mengajar penyembuhan prana ke seluruh Indonesia. Penyembuhan ini tanpa obat, tanpa menyentuh, tidak tergantung pada ajaran agama tertentu, mistik, ritual tertentu, dan lebih bersifat ilmiah," ujarnya.

Meski demikian, gairahnya dalam melukis tidak berhenti begitu saja.

Karena di zaman sekarang ini ada berbagai applikasi atau software yang dapat digunakan sebagai alat untuk menggambar.

"Zaman sekarang masih sering tapi dengan software seperti photoshop, tidak mengunakan kanvas lagi. Idenya keluar yaitu lah, kadang-kadang gambar pasar, ikan, bunga, enggak tentulah," ungkapnya

Dulu dia kuliah di Fakultas Seni Rupa Institut Teknologi Bandung (ITB).

Bernardus kala itu terlalu sibuk dengan pekerjaan menggambarnya, sehingga harus putus kuliah.

"Waktu itu kosnya di jalan Lengkong Kecil, Bandung.

Sebelahnya ada percetakan redaksi majalah Aktuil, majalah musik yang terkenal.

Suka main ke situ, kemudian ada orang pesan untuk buat komik, tapi akhirnya kuliah ketinggalan," ungkapnya.

Menurut pria yang pernah menjadi dosen Tipografi dan digital studio LPKT Kompas tersebut, saat itu pekerjaan sebagai ilustrator sangatlah jarang yang bisa, sehingga banyak tawaran kerjaan yang ia dapatkan.

Biodata singkat

Bernardus Prasodjo, lahir 25 Januari 1945.

Dia dikenal pembuat gambar di kemasan berbagai merek seperti Khong Guan, Monde, Nissin Wafer, dan logo Sirup Marjan.

Ia juga menjabat sebagai Ketua Grand Master Choa Kok Sui (GMCKS) Prana Indonesia.

Dia memiliki dua orang putra bernama Andreas Prasadja dan Daniel Prasadja.(*)

Sejarah Khong Guan

Berdasarkan informasi dari laman resmi, Khong Guan didirikan oleh kakak adik asal Fujian, China, yakni Chew Choo Keng dan Chew Choo Han.

Mereka merupakan imigran yang menetap di Singapura.

Awalnya, mereka berdua bekerja di sebuah pabrik biskuit lokal untuk menafkahi keluarga mereka di China.

Pada medio tahun 1940-an, Jepang menginvasi Singapura saat Perang Dunia II.

Chew Choo Keng dan chew Choo Han kemudian pergi ke Perak, Malaysia, untuk berlindung.

Di sana, mereka membuat biskuit dengan tangan untuk dijual dan bertahan hidup.

Biskuit mereka cukup laku, tetapi ada kendala yang dihadapi, yakni kekurangan pasokan tepung dan gula.

Karena minim pasokan bahan, kakak adik itu kemudian beralih menjual garam dan sabun.

Pabrik pertama Khong Guan di Singapura. (Khong Guan History)
Kemudian setelah Singapura terbebas dari Jepang, kakak adik itu kemudian kembali ke Singapura dan memulai usaha biskuit lagi.

Kesuksesan Khong Guan Khong Guan dirintis saat Chew Choo Han secara kebetulan menemukan beberapa mesin pembuat biskuit yang sudah tua dan rusak akibat perang.

Mesin tersebut dari sisa pabrik tua tempat mereka dulu bekerja yang dijual pemiliknya.

Chew Choo Han kemudian memproduksi kue biskuit dengan mesin semi-otomatis itu.

Mesin tersebut terbilang sederhana, penggeraknya menggunakan rantai sepeda untuk memindahkan biskuit pada sistem konveyor.

Bisnis biskuit pun melesat.

Penjualannya meningkat pesat.

Lalu pada 1947, Khong Guan Biscuit Factory (Singapore) Limited diresmikan di Singapura.

Pabrik Khong Guan pertama di Singapura(LIM SIN THAI/Strait Times)
Khong Guan kemudian melakukan ekspansi bisnis ke sejumlah negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia dan Indonesia.

Selanjutnya, pabrik Khong Guan didirikan di beberapa kota pesisir di China pada awal 1980-an.

Di Indonesia, Khong Guan juga memproduksi sejumlah kue, di antaranya Malkist rasa abon, Malkist Crackers, dan Khong Guan Saltcheese Combo.

Namun, produk yang populer di Indonesia adalah Khong Guan Red Assorted Biscuits.

Ada hal yang unik dan menjadi pertanyaan sebagian besar masyarakat, yakni kenapa di biskuit Khong Guan tidak ada gambar ayah?

Pelukis Khong Guan Bernardus Prasodjo membeberkan alasan tidak ada gambar ayah di biskuit Khong Guan.

Dalam sebuah video yang diunggah Antara News di YouTube, Bernardus mengaku tidak tahu persis alasan tidak ada sosok ayah di gambar kaleng biskuit Khong Guan.

Namun demikian, ia mengatakan bahwa yang ditonjolkan dalam gambar itu adalah sosok ibu.

Ia memperkirakan hal itu dilakukan untuk memengaruhi ibu rumah tangga agar membeli Khong Guan.

"Jadi yang penting ada ibunya di situ karena yang belanja ibunya kok," kata Bernardus.

Proses pembuatan gambar Khong Guan Bernardus menjelaskan, pembuatan gambar di kaleng Khong Guan juga dilakukan melalui beberapa tahap.

Awalnya ia membuat sketsa dulu, kemudian diajukan ke perusahaan.

Setelah disetujui, baru ia lukis gambarnya.

"Kita sketch dulu. Kira-kira seperti ini mau enggak.

Sampai sudah setuju kira-kira komposisinya seperti itu, baru kita lukis," jelas Bernardus.

Nah itulah sejarah Khong Guan, biskuit legendaris Lebaran yang berasal dari Singapura. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved