Kabinet Prabowo
Jokowi Ikut Susun Kabinet Prabowo-Gibran? Bahlil Lahadalia Beri Bocoran, Singgung Hak Prerogatif
“Enggak. Itu kan hak prerogatif presiden terpilih,” ucap Bahlil di Jakarta, Senin (8/4/2024), seperti dikutip dari Kompas TV.
TRIBUN-TIMUR.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini tidak ikut campur atau cawe-cawe dalam penentuan kabinet Prabowo-Gibran.
Sebagai Presiden dua periode, Jokowi berpotensi akan mendapat jabatan dari Prabowo.
Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menanggapi isu soal Jokowi berpengaruh dalam dalam penentuan anggota kabinet selanjutnya.
“Enggak. Itu kan hak prerogatif presiden terpilih,” ucap Bahlil di Jakarta, Senin (8/4/2024), seperti dikutip dari Kompas TV.
“Pak Presiden Jokowi ini kan sudah dua kali jadi presiden. Tahu mana hak prerogatif presiden terpilih mana yang bukan,” sambung Bahlil.
Bahlil juga menanggapi pernyataan Maruarar Sirait yang menyebut Presiden Jokowi kemungkinan besar akan menjadi penasihat presiden terpilih.

Dia mengatakan, peluang Jokowi diberi jabatan oleh pemerintahan mendatang sebagai penasihat masih terbuka.
“Ya semua kemungkinan itu kan bisa terjadi. Ya namanya kemungkinan semua terjadi selama dalam rangka konstitusional,” ujar Bahlil.
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) mengumumkan Pilpres 2024 dimenangkan oleh pasangan Capres-Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dengan perolehan suara 58 persen.
Berdasarkan penghitungan KPU RI, Prabowo-Gibran hampir menang di semua provinsi kecuali Aceh dan Sumatera Barat.
Berada di urutan kedua perolehan pada Pilpres 2024 adalah pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
Kemudian di posisi terakhir ditempati oleh pasangan nomor urut 03 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Persentase kemenangan Prabowo-Gibran di angka 58 persen menunjukkan Pemilu 2024 hanya dilakukan satu putaran.
Akan tetapi, hasil Pilpres itu digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK).
Gugatan diajukan oleh kubu Capres-Cawapres nomor urut 1 Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan kubu Capres-Cawapres nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Saat ini sidang sengketa hasil Pilpres 2024 sedang berjalan. Sidang pertama digelar pada 28 Maret 2024 lalu.
Sedangkan sidang pemeriksaan bukti, saksi, dan ahli dilakukan pada 1 sampai 18 April 2024.
Kemudian putusan sidang akan dibacakan pada 22 April 2024.
Sementara itu, sidang pemeriksaan perselisihan hasil pemilihan legislatif (Pileg) 2024 dilakukan pada 6 sampai 15 Mei 2024.
Setelah itu, MK akan menggelar Rapat Permusyawaratan Hakim (RPH) pada 15 sampai 20 Mei 2024.
Pembacaan putusan pertama akan dilaksanakan pada 21 sampai 22 Mei 2024.
Sidang pemeriksaan perselisihan hasil Pileg 2024 dilanjutkan pada 27 sampai 31 Mei 2024.
Setelah itu dilanjurkan dengan RPH lanjutan pada 3 sampai 6 Juni 2024.
Pengucapan putusan atau ketetapan kedua sidang perselisihan hasil Pileg 2024 akan digelar pada 7 sampai 10 Juni 2024.
Nasib Jokowi
Mantan politikus PDI Perjuangan Maruarar Sirait prediksi nasib Jokowi setelah digantikan Prabowo Subianto sebagai presiden RI.
Maruarar Sirait yakin Jokowi tidak akan pernah menjadi bayangan Prabowo Subianto meski putranya, Gibran Rakabuming sebagai wakil presiden.
Putera pendiri PDIP, Sabam Sirait itu yakin Prabowo mampu menjadi presiden yang mandiri.
Jokowi juga tidak mau terus menerus berada di belakang Prabowo.
Hal tersebut disampaikan Maruarar dalam acara Buka Puasa Bersama Aktivis Nasional dan Sahabat Bang Ara di daerah Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024).
"Pak Prabowo harus jadi presiden yang mandiri. Pak Jokowi juga tidak mau membuat Prabowo jadi bayang-bayang. Itu enggak benar," ujar pria yang akrab disapa Ara.
"Tapi bagaimana keduannya saling menghormati, saling menghargai itu dilakukan.
Yakin, Pak Jokowi saya ngerti banget karakternya, orang yang sangat baik, komit ya dan dia sangat menghormati Pak Prabowo.
Dan Pak Prabowo sangat menghormati Pak Jokowi," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Eks politikus PDIP, Maruarar Sirait, dalam acara Buka Puasa Bersama Aktivis Nasional dan Sahabat Bang Ara di bilangan Jakarta Pusat, Minggu (7/4/2024).
Maruarar juga menyebut bahwa hubungan kedua tokoh tersebut baik-baik saja setelah Pilpres 2024.
Dia pun membantah rumor soal keretakan hubungan keduanya, setelah dukungan tak langsung Jokowi pada pemungutan suara Februari lalu berhasil mengantarkan Prabowo memenangkan Pilpres 2024.
"Saya tahu persis Presiden Jokowi dengan Prabowo. Dalam politik itu selalu ada dinamika.
Tentu saya melihat justru hubungan Jokowi dan Prabowo itu dibangun di atas batu karang kokoh, bukan di atas pasir yang kalau kena air hujan, angin, gampang goyah," ujar Maruarar.
Dia juga meyakini bahwa hubungan Jokowi-Prabowo terjalin dengan kuat karena telah melalui banyak masalah bersama.
Bahkan, keduanya pernah menjadi rival sengit ada Pilpres 2014 dan 2019, sebelum memutuskan untuk bekerja sama pada pemerintahan 2019-2024.
Maruarar juga mengungkit bagaimana Partai Gerindra di Senayan selalu sejalan dan mendukung kebijakan pemerintah.
Bahkan, dia menilai, gugatan sengketa Pilpres 2024 terhadap kemenangan Prabowo-Gibran oleh kubu Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud dianggap sebagai sesuatu yang semakin mengukuhkan relasi Jokowi-Prabowo.
Sebagai informasi, dalam gugatannya, kubu Anies dan Ganjar sama-sama mendalilkan soal dukungan Jokowi melalui sumber daya negara untuk membantu memenangkan Prabowo dan Gibran di Pilpres 2024.
Mahkamah Konstitusi sampai memutuskan untuk menghadirkan langsung empat menteri Jokowi ke dalam sidang untuk dimintai keterangan soal dalil politisasi bantuan sosial (bansos) demi mendongkrak suara Prabowo-Gibran.
"Kepercayaan, kecocokan, kenyamanan, antara Prabowo dan Jokowi ini prosesnya dinamikanya sangat tinggi, jadi unik itu," kata Maruarar.
"Apa yang terjadi di MK, kemudian apa yang terjadi kemarin di DPR dinamika-dinamika, itu justru memperkuat hubungan mereka berdua.
Saya belajar politik cukup lama, saya rasa enggak banyak ya ada negara seperti Indonesia. Kita punya contoh kerukunan dari pemimpinnya," ujarnya lagi.
Sebelumnya, Jokowi disebut-sebut menitipkan sejumlah nama untuk ditempatkan sebagai menteri dalam kabinet Prabowo-Gibran.
Menurut kabar yang beredar, beberapa nama tersebut merupakan tokoh yang selama ini dikenal loyal dengan Jokowi, salah satunya Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.
Namun, desas-desus tersebut dibantah oleh Gibran. Putra sulung Jokowi itu mengatakan, Prabowo yang bakal menentukan siapa-siapa saja orang yang akan menjadi pembantunya di kabinet.
"Enggak. Pak Prabowo yang akan menentukan ya. Keputusannya di Pak Prabowo," ujar Gibran saat ditemui di Ritz Carlton Hotel, Jakarta, Senin (25/3/2024).
Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno meyakini bahwa Prabowo bakal berupaya melepaskan diri dari bayang-bayang Jokowi setelah resmi menjadi orang nomor 1 di Indonesia.
Dia juga menduga, pengaruh Jokowi terhadap kabinet yang bakal dipimpin Prabowo kelak hanya sepanjang sisa masa jabatannya sebagai Kepala Negara.
“Setelah tak lagi jadi presiden, saya meyakini pengaruh Jokowi soal urusan menteri akan sirna.
Bahkan, orang-orang Jokowi yang telanjur jadi menteri bisa dievaluasi di kemudian hari oleh Prabowo,” kata Adi kepada Kompas.com, Selasa (26/3/2024) lalu.
Menyeberang ke Gerindra
Setelah resmi meninggalkan PDIP, Maruarar Sirait memberi isyarat bahwa dirinya kini kader Partai Gerindra.
Hal itu disampaikan Maruarar ketika ditanya awak media mengenai partainya saat ini, apakah dirinya berlabuh ke Gerindra setelah mendukung penuh Prabowo Subianto pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Saya ikut Gerindra," ujarnya.
Lahir di Medan, 23 Desember 1969, Maruarar Sirait merupakan putra dari Sabam Sirait, mantan anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang juga orang dekat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Dalam sejumlah kesempatan, Megawati juga pernah bercerita bahwa Sabam Sirait merupakan orang pertama yang membujuknya terjun ke politik.
Maruarar diketahui telah malang-melintang di dunia politik. Alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Parahyangan Bandung itu duduk di kursi anggota DPR RI selama tiga periode.
Namun, sebulan sebelum Pemilu 2024, mantan Ketua Taruna Merah Putih itu berpamitan dari PDI-P.
Saat berpamitan, Maruarar turut mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri hingga Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto.
Maruarar mengaku bahwa dirinya meninggalkan PDI-P karena mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Saat itu, dia tak memerinci apakah alasan itu terkait dengan dukungan terhadap pasangan calon presiden dan wakil presiden tertentu, atau hal lain.
"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia," kata Maruarar.
Namun, akhirnya diketahui bahwa Maruarar Sirait mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024. (*)
Daftar Nama 31 Alumni Universitas Indonesia Gabung Kabinet Merah Putih, Terbanyak FEB Disusul FISIP |
![]() |
---|
Erick Thohir, Bahlil Lahadalia Hingga Rosan Roeslani Menteri Terkaya di Kabinet Prabowo |
![]() |
---|
Sosok Enam Peraih Adhi Makayasa Kabinet Prabowo Subianto, Dua Polri dan Empat TNI |
![]() |
---|
Sosok Mayjen R Sidharta Wisnu Gubernur Akmil, Tuan Rumah Ospek Menteri dan Wamen Kabinet Merah Putih |
![]() |
---|
Agenda Giring Ganesha, Yovie Widianto dan Raffi Ahmad Setelah Dilantik Presiden Prabowo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.