Kemah Kebangsaan
300 Pelajar, Santri, Mahasiswa Ikut Kemah Kebangsaan Moderasi Beragama di Malino
Sebanyak 300 pelajar, santri, dan mahasiswa mengikuti Kemah kebangsaan penguatan moderasi beragama di Sulsel.
Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sebanyak 300 pelajar, santri, dan mahasiswa mengikuti Kemah kebangsaan penguatan moderasi beragama di Sulsel.
Kemah kebangsaan dalam upaya penguatan moderasi beragama digelar di Villa Batulapisi Malino, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), Jumat-Sabtu (8-9/3/2024).
Acara ini diselenggarakan Jaringan Penggerak Diaspora Moderasi Beragama (JPDMB) Sulsel tersebut bertujuan menanamkan nilai-nilai moderasi beragama pada generasi Z.
Koordinator JPDMB Sulsel, Rizal Syarifuddin, mengungkapkan kemah kebangsaan ini bertujuan untuk memperkuat sikap toleransi, kebangsaan, anti-kekerasan.
Di samping itu, penerimaan terhadap tradisi lokal sebagai pondasi utama bagi Generasi Z dalam berinteraksi dalam masyarakat.
"Sebab, penerimaan terhadap tradisi lokal menjadi pondasi utama generasi z dalam berinteraksi di tengah masyarakat," ujar Rizal Syarifuddin.
Baca juga: Teguhkan Semangat Kebangsaan, FKUB Sulsel Gelar Kemah Pemuda Lintas Agama di Malino
Kegiatan ini dibuka oleh DR H Amar Ahmad (Asdep Organisasi Kepemudaan dan Kepramukaan Kemenpora RI) yang menegaskan pentingnya moderasi beragama, terutama dalam konteks media sosial.
Feri Mangin (Co-Founder Mahabbah) juga menekankan akan pentingnya terus menerusnya kegiatan moderasi beragama bagi anak muda.
Mengingat paparan mereka terhadap intoleransi di media sosial.
"Kader-kader moderasi beragama harus betul-betul memperlihatkan sikap kemoderatan khususnya di media sosial," katanya.
Di sisi lain, DR H Afifuddin dalam kehadirannya, memberikan penguatan moderasi beragama.
Dia menekankan betapa pentingnya pikiran-pikiran positif tentang perdamaian dan toleransi bagi generasi Z.
Terpisah, Guru Besar Ilmu Komunikasi Politik Islam UIN Alauddin, Prof DR H Firdaus Muhammad juga mengungkapkan, pentingnya kemah kebangsaan ini.
Utamanya dalam membangun nasionalisme, kebersamaan, dan toleransi sebagai modal dalam negara multikultural seperti Indonesia.
Ia menekankan pentingnya anak-anak muda diajari untuk menghadapi perbedaan dan saling menerima perbedaan sebagai anak bangsa.
"Anak-anak perlu ditanamkan pemahaman soal bagaimana menghadapi perbedaan, bagaimana generasi muda ini bisa saling menerima perbedaan sebagai anak bangsa," tukasnya.
Adapun kegiatan kemah kebangsaan ini ditutup dengan pembacaan deklarasi piagam penggerak moderasi beragama oleh Prof Firdaus Muhammad, diikuti oleh seluruh peserta kemah kebangsaan. (*)
Bacaan Doa Qunut Subuh, Qunut Witir, dan Qunut Nazilah, Teks Arab/ Latin serta Terjemahannya |
![]() |
---|
Promo Spesial Asmo Sulsel, Bawa Pulang Honda Scoopy dengan DP Ringan |
![]() |
---|
Bocor Calon Ketua Umum Agus Suparmanto-Taj Yasin Temui Wiranto dan Glenny Kairupan |
![]() |
---|
Tempur di ATC Motegi, Pembalap Binaan Astra Honda Incar Tiga Besar Klasemen |
![]() |
---|
Mas Al Kallie Mannaf Siswa SMP Telkom Makassar Juara 1 OSN IPS 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.